Membeli Surga

Oleh: @RioPurboyo

Pagi ini, tergerak tanganku mengambil buku tafsir karya Ibnu Katsir. Karena kangen & mumpung ada waktu jeda sebelum kembali beraktivitas di Surabaya hari ini. Kubuka surat kedelepan. Al-Anfaal, harta rampasan perang.

Kutakbisa jauh berpindah dr bahasan Ibnu Katsir, karena kuingin lebih erat sambil kunyah secara perlahan-lahan apa yg beliau tuliskan di situ. Ya, hanya di tiga ayat pertama. Tapi, sungguh betapa dalamnya tafsir yg beliau tuliskan.

Mataku tertumbuk pada penggalan ayat pertama.

“…oleh sebab itu, bertaqwalah pada Allah & perbaikilah relasi di antara sesamamu…”

Fattaqu Allaha wa ashlihuu dzaata bainikum.

Ibnu Katsir menuliskan, “Bertaqwalah pada Allah dlm semua urusanmu, & perbaikilah segala sengketa yg terjadi di antara kamu. Jangan menganiaya. Jangan berkelahi. Dan apa yg diberikan Allah kepadamu, terimalah. Dan jangan bertengkar lantaran itu.”

Beliau melengkapi tuturan dgn informasi dr suatu hadis yg diriwayatkan Abul Ya’la Almaushili.

Anas Radhiyallahu ‘anhu berkata, tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam duduk di antara kami, datang-datang dia tersenyum sehingga tampak gigi serinya.

Umar pun mengajukan pertanyaan, “Apakah yg menimbulkan tertawamu, ya Rasulullah?”

Jawab Nabi, “Ada dua orang berlutut di hadapan Allah Rabbul ‘Izzati. Orang pertama berkata, ‘Aku menuntut hakku yg dianaya oleh kawanku itu.’ Maka Allah menyuruh orang yg menganiaya, ‘Kembalikan haknya.’ Jawab orang itu, ‘Tiada sisa dr kebaikanku.” Maka berkatalah orang yg menuntut itu, ‘Suruhlah ia menanggung dosaku.’”

Tiba-datang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mengucurkan air matanya sambil bersabda, “Sesungguhnya hari itu sungguh ngeri. Hari tatkala setiap orang ingin jikalau ada orang yg mampu menanggung dosanya.”

  Surat Al Baqarah Ayat 183, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan

Allah Ta’ala pun berfirman pada orang yg menuntut. “Lihatlah ke atas kepalamu. Perhatikanlah nirwana-surga itu,” Ia mengangkat matanya, kemudian berkata, “Ya Tuhanku, gue menyaksikan ada gedung-gedung dr emas bertaburkan mutiara, untuk Nabi yg manakah? Atau shiddiq yg manakah? Atau syahid yg manakah itu?”

Jawab Allah Ta’ala, “(Surga) itu untuk siapa yg dapat mengeluarkan uang harganya.”

Ia bertanya, “Siapakah yg mampu mengeluarkan uang harganya?”

Jawab Allah, “Engkau memiliki harganya.”

Ia mengajukan pertanyaan, “Apakah itu, ya Tuhan?”

“Memaafkan kawanmu itu,” jawab Allah.

Langsung ia berkata, “Aku maafkan dia.”

Allah Ta’ala berfirman, “Peganglah tangan kawanmu itu & masuklah kalian berdua ke dlm nirwana.”

Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam membaca, “Fattaqu Allahu wa ashlihuu dzaata bainikum.” Allah memperbaiki (mendamaikan) relasi antara kaum mukminin di Hari Kiamat.

“… oleh karena itu, bertaqwalah pada Allah & perbaikilah korelasi di antara sesamamu.” (Qs. al-Anfaal [8]: 1) [PB/wargamasyarakat]