Lokasi: Pilang, Kawu, Kedunggalar, Wonokerto, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur
Map: Klik Disini
HTM: di gratiskan oleh pemerintah/
Buka / Tutup: 08:00 – 20:00, Senin Tutup
No. Telepon: (0351) 746208
Sejarah mencatat jikalau, bumi ini terdiri dr beberapa zaman sebelum menjadi seperti saat ini. Peninggalan dr berbagai zaman & aneka macam bentuk manusia itu didapatkan di kawasan Sangiran, Jawa Tengah tempat dimana penemuan mengenai manusia purba disimpan.
Di Jawa Timur, ada suatu museum yg pula menyajikan aneka macam macam benda-benda purbakala. Tempat itu yaitu Museum Trinil Ngawi. Di museum ini ada berbagai macam fosil binatang, disimpan dgn sungguh rapi.
Asal – Usul Berdirinya Museum
Eugene Dobois yakni seorang arkeolog, berasal dr Belanda, berhasil menemukan fosil Pithecanthropus Erectus di pinggiran Sungai Bengawan Solo. Museum ini diresmikan di sebuah daerah yg terdiri dr tiga desa.
Tiga desa tersebut yaitu Desa Kawu, Desa Gemarang, Desa Ngancar. Keadaan ini sama persis mirip kondisi di wilayah Sungai Nil. Oleh alasannya adalah itu, Eugene Dobois memberi nama museum ini dgn nama Trinil, artinya adalah tiga objek desa yg mirip sungai Nil.
Pada periode ke 19 Charles R Darwin mengemukakan teori tentang evolusi. Setelah teori itu dikemukakan, Eugene Dobois pun memberikan ketertarikannya dgn mencoba mengorek-orek wilayah pekarangannya siapa tahu ada fosil atau kerikil mampu didapatkan.
Pada tanggal 27 Oktober 1877, Eugene Dobois pergi ke Sumatra. Selama kurang lebih 2 tahun, arkeolog Belanda itu pun meneliti Goa-goa yg berada di wilayah Sumatra. Saat ditemukannya insan wajak, Eugene Dobois pun bertolak ke Jawa.
Sesampainya di pulau Jawa, Eugene begitu tertarik dgn endapan yg di hasilkan oleh Sungai Bengawan Solo. Hingga kesudahannya pada tahun 1891, di wilayah Trinil, Ngawi, Jawa Timur ditemukanlah atap tengkorak & gigi manusia, menyerupai seekor kera.
Eugene pun makin bersemangat hingga pada tahun 1892, ia mendapatkan Tulang paha dr individu yg sama.. Eugene pun menyebut penemuan ini dgn nama Pithecanthropus Erectus atau insan monyet yg berlangsung tegak.
Wirodirharjo adalah seorang penduduk setempat yg kepincut atas berbagai macam inovasi Eugene. Hingga pada tahun 1967 ia memiliki pemikiran untuk membangun suatu museum yg terdiri dari fosil-fosil hasil temuan tersebut.
Pada tahu 1981 Pemerintah Daerah Ngawi pun menyebarkan sebuah museum mini & museum tersebut bernama museum Trinil. Di bangkit pula sebuah tugu berisi gambar anak panah menghadap ke arah timur laut & bertuliskan P.E 175 m.
Koleksi Museum
Berdirinya museum ini merupakan sebuah angin segar bagi peradaban negeri ini. Karena, siapa saja mampu belajar banyak dr orang-orang pada zaman dahulu atau yg biasa disebut dgn nenek moyang.
Koleksi museum ini pun terlalu banyak. Memang semuanya adalah benda purbakala yg sudah terkubur sejak ratusan bahkan jutaan tahun lalu. Ada suatu etalase yg berfungsi menyimpan fosil-fosil tulang panggul gajah & tulang pengupil gajah.
Tulang gajah tersebut berjenis Stegodon trigonochepslus ada pula replika yg dipajang di tempat ini. Sebenanrnya, ada yg asli cuma saja, untuk yg orisinil berada di wilayah pacitan di kembalikan ke sempurna penemuannya pertama kali.
Ada pula fosil manusia purba berasal dr Afrika (Australopithecus Africanus) & pula Jerman (Homo Neandhertalensis). Ada pula fosil manusia purba ditemukan dr aneka macam bagian dunia berjajar & ditata rapi, fosil kerbau purba pun ada disini.
Ada pula Gading Gajah purba yg memiliki panjang sekitar 4 meter. Jumlah total koleksi dr museum ini yaitu 1.200 fosil dr 130 jenis yg sudah didapatkan & di rawat dgn baik di sini.
Manusia purba & gading gajah ini diperkirakan berada dlm zaman pleistosin tengah. Atau kurang lebih 1 juta tahun yg kemudian.
Sekilas Tentang Museum Trinil
Para hadirin akan dibawa ke masa lalu, dikala fosil-fosil ini ditemukan. Suasana yg memperlihatkan masa lampau akan sangat terasa sekali. Museum ini menjadi sasaran bagi para ilmuwan & peneliti ingin mencar ilmu & memahami lebih dlm tentang manusia purba.
Tidak hanya ihwal museum & benda fosil saja yg menjadi daya tarik dr museum ini. Karakteristik bangunan ini cukup unik. Mampu menggoda para wisatawan untuk tiba & cuma sekedar mengambil foto begitu saja.
Di halaman museum, teman traveller akan disambut dgn banyaknya patung hewan purba yg berdiri & seakan menyambut kedatangan setiap orang yg berkunjung.. Ada pula watu andesit, & pula kerikil putih, keramik & logam, menciptakan semua orang terkesan.
Di museum ini sudah dilengkapi dgn arena bermain untuk anak-anak. Ada pula ruang laboratorium, & ruang studi yg digunakan selaku materi pembelajaran lebih jauh lagi. Ada sebuah pendopo jga bisa digunakan untuk beristirahat para rombongan yg berkunjung.
Rute Dan Lokasi Wisata
Letak bangunan museum ini sangat mudah, arahkan kendaraan menuju jalan Ngawi – Solo akan ada pertigaan arahkan kendaraan menuju ke utara. Terus berlangsung lurus kurang lebih 3 km hingga memperoleh museum Trinil ini.
Museum ini setiap tahun mengalami peningkatan. Terutama anak sekolah yg sedang mempelajari seputar sejarah. Tercatat ada lebih dr sekitar 20.000 hadirin datang untuk melihat fosil-fosil langka di tahun 2017.
Museum Trinil ialah suatu tempat wisata yg sengaja dibangun untuk siapa saja yg ingin berwisata sambil belajar. Sebuah tempat wajib untuk dikunjungi bila berkunjung ke daerah ngawi. Jangan lupa sempatkan ya sobat Traveler.