RESUME MATERI PROSEDUR PENELITIAN
Pada permulaan sebelum dimulainya penelitian, kerjakan pemanasan dengan mencari bahan berita dan keperluan lain sesuai konteks observasi. Telusuri keyword yang bekerjasama dengan penelitian mirip buku, artikel, jurnal, database dan sumber lainnya. Informasi latar belakang lain untuk memperbesar acuan mampu dilihat pada catatan kuliah, buku teks dan bacaan skripsi atau observasi lain. Sesuaikan pengaturan setepat mungkin dengan topik yang diangkat, pertimbangkan pula sumber daya yang tersedia.
Langkah seperti literature review ini akan memberikan wawasan dasar mengenai masalah. Kajian literatur ini mampu mendidik peneliti mengenai duduk perkara apa yang telah terselesaikan di abad lalu, bagaimana dilema ini tertuntaskan dan menemukan kesimpulan. Maka, mampu diuraikan dengan beberapa langkah dalam melaksanakan penelitian, di antaranya:
Langkah 1: Memilih Masalah
a) Masalah Penelitian
Masalah observasi dapat berasal dari berbagai sumber, dari pengalaman sehari-hari, dari hasil membaca/ menelaah buku, dari orang lain. Pada tahap ini peneliti mesti memahami urusan penelitiannya.
b) Memilih Judul dengan Persyaratan
1) Judul harus sesuai dengan minat
2) Judul mesti mampu dijalankan
3) Harus tersedia aspek penunjang
4) Judul harus berguna (berfaedah bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan dan praktik)
c) Rumusan Judul Menggambarkan
1) Sifat dan jenis observasi;
2) Objek yang diteliti;
3) Subjek observasi;
4) Lokasi/ tempat penelitian;
5) Tahun (waktu) terjadinya kejadian.
Contoh: Studi Komparatif antara sistem induktif dan tata cara deduktif dalam menghafal Al-Qur’an santri pesantren An-Nur di Kota bandung tahun 1979.
Langkah 2: Studi Pendahuluan
a) Kegunaan dan Manfaat Studi Pendahuluan
1) Memperjelas problem;
2) Memungkinkan dilanjutkannya penelitian;
3) Mengetahui apa yang sudah dihasilkan orang lain bagi observasi yang sama dan bab mana dari masalah yang belum terpecahkan.
b) Cara yang Dapat Digunakan
1) Dengan membaca literature, baik teori maupun hasil penelitian terdahulu;
2) Mendatangi mahir-mahir atau sumber untuk berkonsultasi dan mendapatkan gosip.
3) Mengadakan peninjauan/ pengamatan ke daerah atau lokasi penelitian untuk melihat suasana dan kondisi atau peristiwa.
Langkah 3: Merumuskan Masalah
a) Penegasan judul
b) Alasan pemilihan judul: karena penting, mempesona, dan belum ada yang meneliti.
c) Problematika observasi: pertanyaan yang dicarikan jawabannya lewat penelitian (pertanyaan penelitian) yang dirumuskan dalam kalimat pertanyaan atau merupakan hal yang dipertanyakan.
d) Tujuan observasi: cita-cita yang ada pada peneliti untuk hal-hal yang hendak dihasilkan oleh penelitian, dirumuskan dalam kalimat pernyataan, merupakan balasan yang ingin dicari.
e) Kesimpulan yang ditulis pada simpulan laporan penelitian merupakan balasan yang diperoleh. Antara problematik, tujuan observasi, dan kesimpulan harus singkron.
f) Kegunaan hasil penelitian (kegunaan observasi merupakan follow up penggunaan isu atau jawaban yang tertera dalam kesimpulan observasi). Hasil apa yang akan disumbangkan untuk pertumbuhan ilmu wawasan ialah follow up kesimpulan.
Langkah 4: Merumuskan Anggapan Dasar
Anggapan dasar yaitu sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang hendak berfungsi selaku hal-hal yang dipakai untuk kawasan berpijak bagi peneliti di dalam melakukan penelitiannya. Misalnya kita akan menyelenggarakan wacana prestasi belajar siswa, kita memiliki anggapan dasar bahwa prestasi mencar ilmu siswa yaitu berbeda-beda, tidak seragam. Jika prestasi mencar ilmu ini seragam, maka bukanlah merupakan variable yang perlu diteliti.
Membuat Hipotesis:
Jika pikiran dasar ialah dasar fatwa yang memungkinkan kita mengadakan observasi tentang masalah kita, maka hipotesis ialah kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih mesti dibuktikan, dites atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu di mana penelitian kita arah pandangkan ke sana, sehingga ada yang menunjukkan kegiatan kita.
Langkah 5: Memilih Pendekatan
Langkah memilih pendekatan ini bantu-membantu mampu lebih tepat ditempatkan setelah peneliti memilih dengan tegas variable observasi. Dalam hal ini antara penentuan variable penelitian dan pemilihan pendekatan sebetulnya dilaksanakan maju-mundur, bolak-balik. Variable penelitian memang sangat memilih bentuk atau peranannya dalam memilih perincian variable secara teliti.
Memilih pendekatan yang cocok ialah salah satu komponen yang penting dalam melakukan sebuah penelitian. Untuk memilih pendekatan observasi, maka kita apalagi dulu mesti mengenali beberapa jenis pendekatan, keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Pendekatan sebuah penelitian diputuskan berdasarkan jenis observasi apa yang kita kerjakan. Kaprikornus, jenis-jenis pendekatan juga mampu dikelompokkan menurut jenis observasi yang kita lakukan, adapun jenis-jenis pendekatan ialah sebagai berikut:
1. Jenis Pendekatan berdasarkan Teknik Samplingnya
a) Pendekatan Populasi
Dalam pendekatan populasi, peneliti menggunakan populasi atau seluruh bagian dari subjek observasi selaku sumber data dalam observasi tersebut. Jadi, yang menjadi target pendekatan penelitian ini yakni populasi.
b) Pendekatan Sampel
Pendekatan ini biasanya diterapkan kepada penelitian yang populasinya cukup besar sehingga untuk menghimpun datanya membutuhkan tenaga, pemikiran, dan dana yang besar sehingga menyusahkan peneliti dalam mengumpulkan datanya.
c) Pendekatan Kasus
Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif perihal latar belakang sebuah kondisi tertentu yang ada sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, golongan lembaga atau penduduk . Studi perkara intinya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami suatu perkara tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus anak pembangkang, anak yang tidak bisa bergaul dengan orang lain atau anak yang selalu gagal mencar ilmu.
2. Jenis Pendekatan menurut Timbulnya Variabel
a) Pendekatan Non Eksperimen
Penelitian yang dilakukan dengan menerangkan/ menggambarkan variabel kurun lalu dan sekarang (sedang terjadi). Misalnya, observasi tentang kemunduran prestasi belajar siswa, kemunduran rasa tanggung jawab.
b) Pendekatan Eksperimen
Penelitian yang dikerjakan terhadap variabel-variabel yang mau tiba, penelitian yang bertujuan untuk menerangkan apa-apa yang hendak terjadi jika variabel-variabel tertentu dikelola atau dimanipulasi secara tertentu.
3. Jenis Pendekatan menurut Pola-contoh atau Sifat observasi Non eksperimen
a) Pendekatan Kasus (case studies)
Selain mampu dikumpulkan dari aneka macam sumber pustaka yang telah ada, pengumpulan data suatu observasi mampu pula dikerjakan dengan menyelenggarakan kuliah kerja (field work). Salah satu bentuk dari kuliah kerja itu yaitu case study, yang dalam sejarah pertumbuhannya mula-mula dipergunakan untuk menggambarkan dan menunjang sebuah pertimbangan atau dalil. Pendekatan ini digunakan untuk memecahkan sebuah duduk perkara melalui pengumpulan data dalam bentuk beberapa case yang kasatmata dan terang.
b) Pendekatan Kausal Komparatif
Penelitian yang dikerjakan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-balasan dengan cara menurut atas pengamatan kepada akibat yang ada, mencari kembali aspek yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
c) Pendekatan Korelasi
Penelitian yang dijalankan untuk mendeteksi sejauh mana kombinasi-kombinasi pada suatu aspek berkaitan dengan kombinasi-kombinasi pada satu atau lebih aspek lain menurut pada koefisien kekerabatan. Makara, dalam memakai pendekatan ini, peneliti dituntut mempelajari dua variabel atau lebih, yaitu sejauh mana variabel dalam satu variabel berhubungan dengan variabel lain. Misalnya, studi mempelajari kekerabatan antara skor pada tes masuk sekolah tinggi tinggi dengan indeks prestasi.
d) Pendekatan Histori
Usaha untuk mempelajari dan mengetahui fakta-fakta dan menyusun kesimpulan perihal peristiwa-kejadian masa lampau. Di sini peneliti dituntut mendapatkan fakta, menilai dan menafsirkan fakta yang diperoleh secara sistematis dan objektif untuk mengerti periode lampau. Temuan-temuan masa lampau tersebut mampu dijadikan materi untuk kala yang kini dan meramalkan peristiwa yang mau tiba.
e) Pendekatan Filosofis
Dari uraian jenis-jenis pendekatan penelitian berdasarkan acuan-teladan atau sifat penelitian Non eksperimen, maka mampu dikelompokan bahwa jenis pendekatan observasi kasus (case studies), pendekatan penelitian kausal komparatif dan penelitian kekerabatan dapat dinamakan juga sebagai observasi deskriptif.
4. Jenis Pendekatan berdasarkan Model Pengembangan atau Model Pertumbuhan
a) One shot Model
Model pendekatan yang memakai satu kali pengumpulan data pada suatu ketika. Misalnya, observasi yang dijalankan untuk meneliti perkembangan motorik pada anak usia 1 tahun, observasi dikerjakan pada satu waktu kepada satu kalangan.
b) Longitudinal Model
Mempelajari banyak sekali tingkat perkembangan dangan cara mengikuti pertumbuhan individu-individu yang sama. Misalnya, meneliti kemajuan motorik sekelompok anak umur 7, 8, 9, 10, 11, 12 bulan, dan seterusnya, dengan demikian, penelitian dikerjakan pada beberapa waktu kepada 1 kelompok.
c) Cross sectional model atau pendekatan silang
Gabungan antara one shot versi dan longitudinal model untuk menemukan data yang lebih lengkap yang dijalankan dengan segera, sekaligus mampu menggambarkan pertumbuhan individu selama dalam kala kemajuan alasannya adalah mengalami subjek dari banyak sekali tingkat umur.
5. Jenis pendekatan menurut desain atau desain penelitiannya
Walaupun ada berbagai macam desain atau desain penelitian, namun secara garis besar ada tiga desain dasar yaitu:
a) Rancangan rambang luar
b) Rancangan ulangan
c) Rancangan factorial
Campbell dan Stanly membagi jenis-jenis desain ini berdasarkan atas baik buruknya eksperimen, atau tepat tidaknya eksperimen. Secara garis besar mereka mengelompokkan menjadi:
a) Pre Eksperimental Design
Jenis ini sering kali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sesungguhnya. Oleh alasannya itu sering disebut juga dengan ungkapan quasi experiment atau eksperimen akal-akalan. Disebut demikian alasannya eksperimen jenis ini belum memenuhi kriteria seperti cara eksperimen yang mampu dibilang ilmiah mengukuti peraturan-peraturan tertentu.
Ada tiga jenis design yang dimaksukkan ke dalam kategori pre experimental design, diantaranya:
1) One shot case study
Desain ini sungguh sederhana sehingga kurang bernilai ilmiah, peneliti cuma mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah memiliki imbas.
Kemudian diadakan post test, dari hasil post test diambil kesimpulan dengan dua cara, yakni dengan melihat rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar yang dikehendaki dan ketimbang rata-rata test sebelum treatment.
2) Pre test and post test group
Didalam rancangan ini pengamatan dilaksanakan sebanyak dua kali adalah sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen, pengamatan yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre test dan observasi yang dilakukan sesudah eksperimen disebut post test.
3) Static group comparison
Pada rancangan ini sudah ada golongan lain selaku tolok ukur eksternal.
4) True Experimental Design
Yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik alasannya adalah sudah memenuhi persyaratan, yang dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen ialah adanya kalangan lain yang tidak dikenal eksperimen dan ikut menerima observasi.
Langkah 6: Menentukan Variable
Sebuah variabel dalam observasi ilmiah adalah fenomena yang hendak atau tidak akan terjadi selaku akibat adanya fenomena lain. Variabel observasi sungguh perlu ditentukan supaya problem yang diangkat dalam sebuah observasi ilmiah menjadi terperinci dan terukur. Dalam tahap berikutnya, setelah variabel observasi diputuskan, maka peneliti perlu menciptakan definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian. Definisi operasional variabel ialah definisi khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
Langkah 6a: Menentukan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti memakai kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden (orang yang menanggapi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan). Apabila menggunakan observasi, maka sumber datanya bias berbentukbenda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data. Sehubungan dengan kawasan sumber data yang dijadikan subjek penelitian, maka diketahui 3 jenis penelitian yakni:
1. Penelitian Populasi
2. Penelitian Sample
3. Penelitian Kasus
Populasi dan sample
Populasi ialah daerah generaliasasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan.
Dilihat dari jumlahnya, populasi terbagi 2 bab:
1. Jumlah terhingga (terdiri dari bagian dengan jumlah tertentu)
2. Jumlah tak sampai (terdiri dari bagian yang sulit dicari batasannya)
Apabila peneliti ingin mengetahui semua unsur yang ada dalam wilayah observasi, maka penelitiannya ialah observasi populasi/ studi sensus/ studi populasi. Penelitian populasi cuma mampu dijalankan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlampau banyak.
Skema observasi populasi:
Sampel yakni bab dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Syarat sampel ialah mampu mewakili karakteristik populasi.
Jika kita akan meneliti sebagian dari populasi, lalu hasil penelitian tersebut dimaksudkan untuk menggeneralisasikannya untuk populasi, maka observasi tersebut disebut penelitian sample. Penelitian sample mampu dikerjakan bila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen, jika tidak homogen maka hasil/ kesimpulan observasi tidak dapat digeneralisasi untuk populasinya.
Beberapa laba kalau memakai sample:
1. Subjek lebih minim, sehingga tidak ada subjek yang terlupakan.
2. Menghindari bias karena subjek yang banyak.
3. Lebih efisien (waktu, duit dan tenaga)
Teknik Sampling (Pengambilan Sample)
1. Probability Sampling
Teknik pengambilan sample yang memberikan kesempatan yang serupa bagi setiap unsur populasi untuk diseleksi menjadi anggota sample.
a) Simple random sampling
Pengambilan sample dilaksanakan secara acak tanpa mengamati strata yang ada dalam populasi. Cara ini dikerjakan alasannya adalah anggota populasi homogen.
b) Proportionate Stratified Random Sampling
Digunakan kalau populasi mempunyai anggota/ bagian yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai tersebut berstrata.
c) Disproportionate Stratified Random Sampling
Digunakan manakala populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d) Cluster Sampling (Area Sampling)
Digunakan untuk memilih sample kalau objek yang hendak diteliti atau sumber data sungguh luas. Teknik ini dijalankan dengan 2 tahap ialah:
1. Tahap pertama, memilih sample daerah
2. Tahap kedua menentukan subjek sample pada tempat tersebut
2. Nonprobability Sampling
Teknik pengambilan sample yang tidak memberi potensi / peluang sama bagi setiap komponen atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sample.
a) Sampling sistematis
Pengambilan sample menurut urutan dari anggota populasi yang sudah diberi nomor urut. Contoh jika populasi berisikan 100 orang kemudian diberi nomor 1-100, lalu sample diambil menurut nomor ganjil, genap atau urutan tertentu.
b) Sampling kuota
Menentukan sample dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah/ kuota yang dikehendaki.
c) Sampling aksidentak
Penentuan sample menurut kebetulan, ialah siapa saja yang secara kebetulan berjumpa dengan peneliti mampu digunakan sebagai sample, bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data.
d) Sampling purposive
Penentuan sample dengan maksud dan pertimbangan tertentu. Contoh: Bila akan melakukan observasi kepada kualitas masakan, maka sample sumber datanya yakni hebat masakan, andal gizi dan lain-lain.
e) Sample jenuh
Penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample, sebab populasi relatif kecil/ kurang dari 30 (observasi sensus).
f) Snowball sampling
Penentuan sample yang mula-mula jumlahnya kecil, lalu membengkak. Contoh: si A dijadikan sample, kemudian si A menunjuk 2 orang lain selaku sample, adalah B dan C, setelah selesai B dan C diminta menunjuk 2 orang lagi. B menunjuk D dan E, sementara C menunjuk F dan G dan seterusnya.
Langkah 7 & 8: Menyusun Instrumen
Yang dimaksud dalam menyusun instrumen yakni membuatkan dan memilih instrumen. Instrumen penelitian ialah alat yang dipakai oleh peneliti untuk menghimpun data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data yang mampu dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis observasi ilmiah yang dilakukan.
Setiap bentuk dan jenis instrumen observasi memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu, sebelum memilih dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu dijalankan pertimbangan-pendapattertentu. Salah satu standar pertimbangan yang dapat dipakai untuk memilih instrumen penelitian yakni kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok dipakai untuk penelitian-observasi tertentu.
Langkah 9: Mengumpulkan Data
Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Data yakni sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data mampu memiliki banyak sekali wujud, mulai dari gambar, bunyi, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut mampu disebut sebagai data asalkan mampu kita gunakan selaku bahan untuk melihat lingkungan, objek, kejadian, ataupun suatu desain.
Dalam menghimpun data tentu membutuhkan tata cara. Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara yang dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan isu yang diperlukan dalam rangka meraih tujuan observasi. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang dipakai untuk menghimpun data. Karena berupa alat, maka instrumen pengumpulan data dapat berbentukcheck list, kuesioner, ajaran wawancara, sampai kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.
Ada aneka macam tata cara pengumpulan data yang dapat dilaksanakan dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data ini mampu dipakai secara sendiri-sendiri, tetapi dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua sistem atau lebih. Beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dikerjakan melalui tatap wajah dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring pertumbuhan teknologi, tata cara wawancara mampu pula dikerjakan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua klasifikasi, yakni wawancara terorganisir dan tidak terstruktur.
a) Wawancara teratur
Dalam wawancara terencana, peneliti sudah mengenali dengan niscaya info apa yang akan digali dari narasumber. Pada keadaan ini, peneliti lazimnya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga mampu menggunakan aneka macam instrumen observasi seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b) Wawancara tidak terencana
Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas. Peneliti tidak memakai anutan wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, tetapi hanya memuat poin-poin penting dari duduk perkara yang ingin digali dari responden.
2. Observasi
Metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan banyak sekali faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data pengamatan tidak cuma mengukur perilaku dari responden, tetapi juga mampu digunakan untuk merekam banyak sekali fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data pengamatan cocok dipakai untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku insan, proses kerja, dan tanda-tanda-tanda-tanda alam. Metode ini juga tepat dilaksanakan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu:
a) Participant observation
Peneliti terlibat secara eksklusif dalam aktivitas sehari-hari orang atau suasana yang diperhatikan selaku sumber data.
b) Non participant observation
Observasi yang penelitinya tidak ikut secara pribadi dalam acara atau proses yang sedang diperhatikan.
3. Angket (kuesioner)
Metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner ialah metode pengumpulan data yang lebih efisien jikalau peneliti sudah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang dibutuhkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar dan tersebar di kawasan yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner mampu dikategorikan dalam dua jenis, yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka ialah kuesioner yang menawarkan keleluasaan kepada objek observasi untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah menawarkan opsi balasan untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa observasi dikala ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan balasan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi objek penelitian tetap diberi potensi untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
4. Studi Dokumen
Metode pengumpulan data yang tidak ditujukan pribadi kepada subjek penelitian. Studi dokumen yaitu jenis pengumpulan data yang meneliti aneka macam macam dokumen yang memiliki kegunaan untuk materi analisis. Dokumen yang dapat dipakai dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Dokumen primer
Dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, contohnya: Autobiografi
b) Dokumen sekunder
Dokumen yang ditulis menurut oleh laporan/ cerita orang lain, misalnya: Biografi.
Langkah 10: Analisis Data
Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan observasi ilmiahnya tidak akan mempunyai data apapun sebelum dijalankan analisis. Ada beragam alat yang dapat dipakai untuk melaksanakan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan berikutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pembuatan dan analisis data.
Langkah 11: Menyusun Laporan
Seorang peneliti yang telah melaksanakan observasi ilmiah wajib menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian ialah langkah terakhir dalam pelaksanaan observasi ilmiah. Format laporan ilmiah terkadang telah dibakukan menurut institusi atau pemberi sponsor di mana penelitian itu dilaksanakan. Desiminasi dapat dikerjakan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal observasi. Ini penting dilaksanakan supaya hasil observasi dikenali oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat dipergunakan jika dibutuhkan.
Sumber Pendukung:
https://metlitblog.wordpress.com/2016/11/25/cara-memilih-sumber-data-observasi/
https://metlitblog.wordpress.com/2016/11/25/menentukan-pendekatan-dalam-observasi/
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-observasi