MATERI DALAM ILMU KIMIA
OLEH : WIDYA SATRIANI
@W18-WIDYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia yakni cabang ilmu yang mempelajari materi, struktur, sifat-sifatnya dan pergeseran bahan serta energi yang terlibat didalamnya. Materi didefinisikan selaku setiap benda yang menempati ruang dan mempunyai massa.
Ilmu kimia adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kimia banyak digunakan dalam bidang industri diantaranya pada pembuatan beberapa bahan kimia, pemurnian logam dan penyepuhan. Kimia ialah ilmu logis yang dipenuhi dengan gagasan dan berbagai aplikasi. Selain itu, ilmu kimia merupakan ilmu yang berlandaskan eksperimen. Ilmu kimia dalam proses pembelajarannya memerlukan adanya acara praktikum biar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri banyak sekali tanggapan atas persoalan-persoalan yang dihadapinya.
Ciri-ciri dari ilmu kimia adalah, sebagian ilmu kimia bersifat absurd, ilmu kimia ialah penyederhanaan dari yang bantu-membantu, ilmu kimia tidak cuma sekedar memecahkan soal, bahan yang dipelajari dalam ilmu kimia sungguh banyak. Kesulitan dalam pembelajaran kimia terletak pada kesenjangan yang terjadi antara pengertian rancangan dan penerapan rancangan yang ada sehingga menimbulkan asumsi bahwa sukar untuk mempelajari d
an mengembangkannya. Sehingga berdasarkan klarifikasi di atas dapat disimpulan bahwa sumber dari kesusahan akseptor ajar dalam mempelajari ilmu kimia salah satunya yakni sebagian besar desain kimia bersifat absurd, akan tetapi masih kurang dalam hal penerapan desain sedangkan akseptor bimbing dituntut untuk mengetahui semua rancangan-konsep yang banyak tersebut.
Ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan menurut eksperimen (Depdiknas, 2003:7). Putra (2013:123) mengemukakan bahwa mencar ilmu dengan melaksanakan eksperimen bisa mencari dan mendapatkan sendiri tanggapan atau permasalahan yang dihadapi dengan melaksanakan percobaan sendiri sehingga berpikir ilmiah penerima asuh dapat berpengalaman, dengan melaksanakan eksperimen peserta latih mampu membuktikan suatu teori yang sedang dipelajarinya. Sehingga mampu dibilang pada pembelajaran kimia semestinya diberikan pengalaman belajar secara eksklusif bagi penerima asuh adalah dengan lewat praktikum.
Salah satu upaya dalam meningkatkan pembelajaran kimia adalah dengan cara memakai pendekatan-pendekatan baru dalam pembelajaran Kwartolo (dalam Pahlevi, et al., 2012:967). Pendekatan yang mampu memberikan kemudahan untuk mengaplikasikan wawasan yang sudah dipelajari penerima asuh di kehidupan konkret diantaranya yakni siklus belajar 5E. Siklus berguru 5E ialah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Siklus mencar ilmu 5E (Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, Evaluation) ialah rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa berperan aktif untuk dapat menguasai kompetensi- kompetensi yang harus dicapai dalam tujuan pembelajaran.
Aplikasi 5E terdiri dari lima fase, adalah engagement, exploration, explanation, elaboration/ extension, danevaluation (Lorsbach, 2002\:1). Model ini juga dapat mendeskripsikan proses pembelajaran sebagai suatu siklus yang menuntut peserta asuh untuk melakukan sesuatu yang faktual atau memiliki pengalaman sebagai dasar bagi pengobservasian mereka atas pengalaman tersebut.
Observasi tersebut kemudian diasimilasikan ke dalam kerangka konseptual atau dihubungkan dengan rancangan-desain lain dalam pengalaman sebelumnya untuk kemudian diuji dan diterapkan dalam suasana-situasi yang berbeda (Huda, 2014:266).
Pembelajaran dengan cara eksperimen dapat memberikan kesempatan bagi peserta ajar untuk melakukan eksplorasi, ia akan menemukan pengalaman meneliti yang mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, berpikir rasional dan ilmiah, sehingga pengetahuannya akan berkembang di masa yang mau tiba (Putra, 2013:134). Pada observasi ini, penerima ajar dilibatkan dalam acara untuk mengaplikasikan atau menerapkan wawasan yang sudah dipelajari ialah dengan merancang sebuah percobaan, melaksanakan percobaan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan merumuskan sebuah kesimpulan yang disusun dalam lembar kerja berbasis siklus mencar ilmu 5E (Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, Evaluation).
Berdasarkan Permendikbud RI No.49 tahun 2014 wacana tolok ukur nasional pendidikan tinggi dalam pasal 20 menerangkan bahwa evaluasi penguasaan wawasan, kemampuan umum, dan keahlian khusus akseptor ajar dilaksanakan dengan memilih satu atau variasi dari berbagi teknik dan instrumen evaluasi. Salah satu instrumen penilaian untuk menyebarkan keahlian penerima bimbing ialah dengan memakai lembar kerja. Lembar kerja ialah lembaran kertas yang berupa info maupun soal-soal (pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). Dalam proses acara mencar ilmu mengajar lembar kerja mampu dimanfaatkan pada tahap penanaman rancangan atau pada tahap pengertian rancangan alasannya lembar kerja dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik.. Tryanasari (2012:13) menyatakan bahwa dengan menerapkan lembar kerja dapat melatih peserta bimbing dalam mendapatkan desain secara mandiri. Sehingga lembar kerja berfungsi selaku bahan ajar yang mampu menolong penerima bimbing untuk belajar mampu berdiri diatas kaki sendiri dalam memecahkan masalah.
Hasil observasi yang dilakukan oleh Özkaya, et al., (2003:1) menyatakan bahwa lumayan banyak peserta latih dalam aneka macam golongan yang kurang memahami rancangan dalam sel volta dan sel elektrolisis. Hal ini diakibatkan pada ketika proses pembelajaran sel elektrolisis cuma dibahas secara sekilas dan cuma sebagian kecil yang menerapkan materi sel lektrolisis dalam acara praktikum. Hal sama yang diungkapkan oleh Sanger (1997:819) bahwa hasil survei yang ditemukan menunjukkan penerima bimbing dan pendidik megalami kesulitan pada desain sel elektrolisis, sehingga perlunya metode pengajaran kimia yang lebih efektif. Sel elektolisis merupakan materi yang memiliki konsep absurd sehingga sebagian besar akseptor latih merasa kesusahan dalam mengerti materi ini. Pada materi sel elektrolisis di dalamnya terdapat bahan aplikasi sel elektrolisis, namun bahan aplikasi sel elektrolisis ini kurang dipelajari lebih dalam baik di sekolah maupun di universitas dan cuma dibahas secara sekilas saja.
Sel elektrolisis memiliki peranan penting di dalam pertumbuhan teknologi terbaru mulai dari industri otomotif maupun rumah tanggga, salah satunya adalah penyepuhan logam (Harahap, 2016:117). Selain itu, kehidupan masyarakat modern dikala ini tidak bisa terlepas dari benda-benda yang dibentuk dari proses penyepuhan logam. Contoh barang yang sering didapatkan di kehidupan sehari- hari mirip pemanis mobil, perlengkapan rumah tangga, jam tangan dan berbagai alat industri dilaksanakan salah satunya dengan melalui proses penyepuhan logam. Sehingga meningkatnya keperluan akan produk yang memakai proses penyepuhan logam mendorong berkembangnya industri penyepuhan logam yang berada di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut peserta didik perlu mengetahui bagaimana proses penyepuhan logam dapat dilakukan biar mereka dapat menerapkan/ mengaplikasikan pengetahuan di dunia positif, yang sudah didapatkannya di bangku sekolah.
B. Materi Dan Klasifikasi
1. Berdasarkan wujud
a) Padat
b) Cair
c) Gas
2. Berdasarkan Komposisi
ZAT MURNI DAN CAMPURAN
· Campuran – kombinasi 2 atau lebih dari zat yang mana masing-masing zat pertanda identitas kimia yang berlainan.
· Campuran homogen – komposisi dari adonan ini merata dalam satu fasa
· Campuran heterogen – komposisi dari adonan ini bermacam-macam (lebih dari satu fasa)
Zat murni
Unsur – Zat yang tidak mampu dipisahkan kepada zat yang lebih sederhana dengan reaksi kimia. Senyawa – Zat yang berisikan dua atau lebih komponen dengan perbandingan kimia yang tertentu.
3. Sifat Fisika dan Kimia
Sifat fisika yakni sifat yang ditunjukkan oleh zat tanpa melibatkan perubahan dan interaksinya dengan zat lain. Misal: titik leleh, didih, warna, daya hantar listrik, kerapatan Sifat kimia adalah kemampuan suatu zat berganti dan berinteraksi dengan zat lain. Misal: kesanggupan terbakar, korosif, reaktifitas kepada asam.
4. Perubahan Fisika
Selama pergantian fisika suatu zat berganti kondisi fisik wujud zatnya tanpa mengganti komposisi penyusunya.sebagai teladan air mendidih. Contoh kristalisasi gula, natrium asetat.
5. Perubahan kimia
pada perubahan kimia, suatu zat tertransformasi menjadi zat lain yang berbeda komposisinya dan sifat fisiknya, misal besi yang berkarat, reaksi oksidasi koin tembaga dengan asam nitrat.
6. Perubahan Materi
7. Pemisah Campuran
Campuran bisa dipisahkan secara fisika.
· Penyaringan (ukuran, kelarutan)
· Destilasi (Td)
· Kristalisasi (kelarutan)
· Kromatografi (Afinitas)
· Ekstraksi (Distribution)
· Sublimasi (Puap)
8. Pemisah minyak Bumi
KESIMPULAN
Manfaat mempelajari ilmu kimia ialah untuk mengenali perubahan suatu zat atau reaksi kimia. Dapat memajukan pengetahuan pada bidang-bidang ilmu lain. Dapat mengetahui tentang tanda-tanda-gejala alam, sifat-sifat, susunan dan pergantian suatu materi.
Dalam ilmu kimia bahwa benda itu bisa mengalami pergeseran bentuk, maupun susunan partikelnya menjadi bentuk lainnya sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan, ini mensugesti sifat-sifat yang berlawanan dengan wujud yang semula. Ilmu kimia diharapkan dan terlibat dalam acara industri dan perdagangan, kesehatan, dan banyak sekali bidang lain. Kedepan, Ilmu Kimia sungguh berperan dalam inovasi dan pengembangan material dan sumber energi gres yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi, dan lebih ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
manfaat mengetahui ilmu kimia atau faedah kimia dalam sehari2/industri
http://repository.uin-suska.ac.id/13900/6/6.%20BAB%20I_2018879PK.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kimia
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEKI4401-M1.pdf
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hakikat-ilmu-kim