Dalam ilmu morfologi bahasa, terdapat pembahasan tentang afiksasi atau pembentukan kata kompleks. Bahasa Indonesia termasuk bahasa yg sangat identik dgn penambahan afiks, salah satu acuan afiksasi adalah kata “mempertanggungjawabkan” dr kata dasar “tanggung jawab”.
Selain pemahaman, banyak hal lain yg perlu dipelajari untuk mengetahui konsep afiksasi. Berikut akan dibahas dengan-cara terang mulai dr ciri-ciri, jenis, proses pembentukan sampai acuan-contohnya.
Pengertian Afiksasi
Ilmu yg mempelajari wacana pembentukan kata alias morfologi masuk dlm kajian linguistik. Dalam morfologi, terdapat 5 proses yg salah satunya ialah afiksasi. Keempat proses yang lain yakni reduplikasi, suplisi, perubahan intern & adaptasi kosong.
Adapun definisi afiksasi yaitu proses morfologi berbentukpembentukan kata supaya menjadi lebih kompleks dgn cara menyertakan afiks atau imbuhan pada bentuk dasarnya. Bentuk dasar merujuk pada kata dasar, bukan kata turunannya.
Dengan kata lain, afiksasi merupakan proses penambahan afiks menjadi kata yg mampu berganti jenis serta maknanya. Proses afiksasi sangat sering dijumpai dlm pembentukan kata dlm bahasa Indonesia.
Alasannya, bahasa Indonesia termasuk bahasa aglutinasi yakni kategori bahasa yg sering memadukan morfem untuk membentuk suatu kata. Pembentukan kata dlm bahasa Indonesia banyak melekatkan afiks, baik di awal, tengah maupun akhir kata.
Baca: Kata Baku & Tidak Baku
Ciri-Ciri Afiksasi
Salah satu cara untuk lebih mengerti afiksasi yakni dgn mengetahui ciri-ciri yg dimiliki. Berikut ciri khas afiksasi yg perlu dikenali:
- Termasuk bentuk yg terikat (bound morpheme) sehingga tak mampu berdiri selaku unsur yg berdikari;
- Termasuk unsur pribadi;
- Termasuk bentuk yg melekat pada bentuk yg lain. Ciri ini berhubungan dgn ciri afiksasi sebagai bound morpheme atau morfem terikat;
- Tidak mempunyai leksis;
- Bermakna gramatikal;
- Berpengaruh pada pergantian kelas kata menurut kata dasarnya.
Jenis-Jenis Afiksasi
Sudah dapat diketahui bahwa afiksasi adalah suatu bentuk terikat yg mampu dilekatkan pada bentuk lain di posisi permulaan, tengah maupun final. Afiksasi terbagi menjadi beberapa jenis yg penjelasannya ada di bawah ini:
1. Prefiks
Jenis yg pertama disebut dgn prefiks atau awalan. Sesuai dgn namanya, jenis afiks ini ditambahkan pada posisi awal kata dasar atau sebelum kata dasar. Contoh afiksasi prefiks dlm bahasa Indonesia yakni per-, ber-, ter-, se-, ke-, di- & pe-.
Selain itu, ada pula prefiks serapan yg dipakai dlm bahasa Indonesia mirip maha-, anti-, pra-, serba- & tuna-. Proses prefiksasi dikerjakan dgn melekatkan imbuhan pada awalan kata dasar.
2. Infiks
Pengertian infiks yakni jenis imbuhan yg diposisikan di bagian tengah dr sebuah bentuk. Proses infiksasi dikerjakan dgn cara menyisipkan suatu imbuhan ke tengah kata sehingga imbuhan ini pula disebut dgn sisipan.
Beberapa acuan infiks yg sering ditemui untuk membentuk kata bahasa Indonesia yakni -el-, -in-, -er- & -em-.
3. Sufiks
Selanjutnya, terdapat sufiks yg merupakan kebalikan dr sufiks. Pengertian afiksasi sufiks yakni imbuhan yg disertakan di cuilan belakang dr suatu bentuk. Terdapat 3 buah sufiks atau akhiran dlm bahasa Indonesia yakni -i, -kan & -an.
4. Konfiks
Masih ada lagi jenis imbuhan yg lain yakni konfiks. Jenis imbuhan yg disebut pula dgn sirkumfiks atau ambifiks ini merupakan afiks yg peletakannya ada di posisi awal & belakang dr bentuk dasar tertentu.
Dalam bahasa Indonesia, konfiks yg sering digunakan yakni pe-an, ke-an, ber-an & per-an. Jika dibandingkan dgn ketiga afiks sebelumnya, konfiks tak begitu familiar karena umumnya hanya awalan, sisipan & akhiran yg diajarkan di sekolah.
5. Simulfik
Perlu dikenali bahwa simulfik merupakan jenis afiks yg paling unik. Afiksasi simulfik merupakan proses penambahan imbuhan yg mampu mengubah kategori atau kelas kata dr bentuk tersebut melalui nasalisasi.
Contoh gampangnya yakni kata benda “kopi” yg dinasalkan menjadi “ngopi” sehingga bermetamorfosis kata kerja. Hanya saja, tetap ada bentuk yg kategorinya tak berubah meskipun telah bersimulfik, seperti “kebut” yg dinasalkan menjadi “ngebut” tetap menjadi kata kerja.
6. Kombinasi Afiks atau Imbuhan Gabung
Jika dilihat sekilas, proses variasi afiks & konfiksasi terkesan menyerupai alasannya sama-sama melekatkan imbuhan di permulaan & tamat bentuk dasar tertentu. Namun, keduanya tidaklah sama karena proses penambahan afiks pada kombinasi afiks terjadi bertahap.
Contoh variasi afiks yg ditemukan dlm bahasa Indonesia meliputi me-i, me-kan, memper-i, memper-kan, per-kan, ter-kan, se-nya, ber-kan & pe-an.
Baca: Verba Pewarta
Proses Afiksasi
Penting dimengerti bahwa proses afiksasi yaitu runtutan terjadinya pelekatan imbuhan pada suatu bentuk dasar sehingga menjadi sebuah kata yg dapat berganti kategorinya atau tetap.
Sebagai gambaran, berikut penjelasan prose afiksasi pada imbuhan me- dlm bahasa Indonesia:
Proses penambahan prefiks me- pada kata dasar yg berawalan karakter “s”, yakni:
me- + kata dasar = awalan aksara “s” akan menjelma huruf “ny”
me- + salin = menyalin
me- + sapu = menyapu
me- + sapa = menyapa
me- + suruh = menyuruh
Proses pelekatan prefiks me- pada kata dasar yg berawalan karakter “t”, yaitu:
me- + kata dasar = awalan aksara “t” akan menjelma karakter “n”
me- + tali = menali
me- + tari = menari
me- + tolong = menolong
me- + tulis = menulis
me- + tikung = menikung
Proses penambahan awalan me- pada kata dasar yg diawali oleh abjad “k”, yakni:
me- + kata dasar = awalan abjad “k” akan berganti menjadi huruf “ng”
me- + kunci = mengunci
me- + kupas = mengupas
me- + kurung = mengurung
me- + kaji = mengaji
me- + kepang = mengepang
Proses pelekatan awalan me- pada sebuah bentuk dasar yg diawali oleh karakter “c”, yakni:
me- + bentuk dasar = awalan abjad yg tadinya “c” tak akan berubah alias tetap diawali “c”
me- + cari = mencari
me- + cubit = mencubit
me- + cuci = mencuci
me- + cakar = mencakar
me- + coba = menjajal
Proses penambahan prefiks me- pada bentuk dasar yg memiliki awalan karakter “p”, selaku berikut:
me- + bentuk dasar = awalan aksara “p” akan berganti menjadi aksara ‘m”
me- + paku = memaku
me- + pinjam = meminjam
me- + pasang = memasang
me- + pukul = menghantam
me- + pajang = memajang
Baca: Teks Eksemplum
Tabel Afiksasi
Berikut tabel yg berisi daftar afiks atau imbuhan untuk memudahkan dlm mencar ilmu sekaligus menghapal imbuhan dlm setiap jenis afiks:
Prefiks | Infiks | Sufiks | Konfiks | Simulfik | Kombinasi Afiks | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Asli | Serapan | Asli | Serapan | ||||
ke- | maha- | -el- | -i | -man | pe-an | ng- | me-i |
ber- | pra- | -in- | -kan | -wati | ke-an | ny- | me-kan |
meN- | non- | -em- | -an | -wan | per-an | memper-i | |
di- | tuna- | -er- | -isme | ber-an | memper-kan | ||
peN- | inter- | -at | per-kan | ||||
ter- | swa- | -in | ter-kan | ||||
se- | anti- | -i | se-nya | ||||
per- | super- | -a | ber-kan | ||||
mikro- | pe-an | ||||||
auto- | |||||||
dwi- |
Contoh Afiksasi
Agar kian mendalami materi ihwal afiksasi, khususnya dlm bahasa Indonesia, berikut beberapa pola yg penting untuk dicermati:
1. Contoh Infiks
-in- dlm “kinerja”, -em- dlm “gemetar” & -er- dlm kerudung.
2. Contoh Sufiks
-kan dlm “bukakan”, -i dlm “menembaki” & –an dlm “eksekusi.
3. Contoh Konfiks
- ke-an dlm “kenakalan;
- per-an dlm “perkotaan” “pertanian” “jual beli” “pertemanan”, pe-an dlm “pedesaan” “pegunungan”;
- pe-lan dlm “pelajaran”.
Dalam bahasa Indonesia, afiksasi ialah proses yg sangat produktif terjadi karena bahasa Indonesia termasuk bahasa aglutinasi. Setidaknya, ada 6 jenis afiks yg ditemui yakni prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfik & imbuhan campuran.