close

Masuk Islam Setelah Berada di Penjara (Bagian 2)

Lanjutan dr Masuk Islam Setelah Berada di Penjara

Hari-hari berlalu, Rajit pun kian akrab dgn lelaki yg berbudi luhur itu. Hari demi hari Rajit kian bersahabat pula dengannya sehingga rasa cinta kepadanya benar-benar menguasai segenap perasaannya.

Asmar pun makin terbuka kepadanya & senantiasa menjawab pertanyaan apa pun darinya yg banyak sekali.

Asmar mengetahui bahwa temannya yg dr India ini cukup cerdas & bisa berpikir dgn teratur, ia gemar berdiskusi & bertanya jawab. Oleh karena itu, mulailah ia setiap hari menyusun dlm pikirannya suatu topik pembicaraan yg akan ia jadikan bahan diskusi.

Akhirnya Rajit menyimpulkan sendiri kekeliruan keyakinannya. Kini ia kebingungan & bertanya-tanya & dgn kerinduan yg memuncak, ia ingin mengenali kebenaran.

Cara berdiskusi Asmar itu mengajaknya beralih dr satu ke lain topik pembicaraan, semoga musuh bicaranya mampu menyimpulkan & mengetahui kebenaran dgn sendirinya.

Hampir 25 hari berlalu sejak diskusi dimulai, pembicaraan di antara kedua insan itu terus berlangsung dlm aneka macam topik.

Pada suatu hari, saat keduanya berdiskusi, datang-datang Rajit itu berlinang air mata, kemudian berdiri tegak, lalu sambil menangis ia mengakui keesaan Tuhan Yang Maha Esa, Yang Mahatunggal, Tuhan Tempat bergantung.

Rajit mengucapkan dua kalimat syahadat sekeras-kerasnya. ia ucapkan kedua kalimat itu berkali-kali, kemudian ia ucapkan,

Astaghfirullah, astaghfirullah! Alangkah ruginya gue selama ini mencampakkan-buang umurku dlm kebingungan & kesesatan.”

Seluruh penghuni penjara kaget, lalu mereka berkumpul untuk mengetahui peristiwa yg mengejutkan itu. Mereka bertanya pada Asmar,

“Apa yg telah ananda lakukan kepadanya? Apa yg terjadi dengannya? Apakah ia kesurupan?”

  Aisyah, Wanita Cerdas Pendamping Nabi (Bagian 4)

Asmar lantas menjawab,

“Tidak, tetapi dogma telah merasuk dlm hatinya. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Yang telah menunjukinya pada Islam, & tak menjadikannya bahan bakar api neraka. Ayolah, kalian ucapkan selamat kepadanya. ia sekarang menjadi saudara kalian dlm Islam.”

Serentak sekelompok penghuni penjara itu bangkit, lalu menjabat tangan orang yg baru masuk Islam itu & mengucapkan selamat kepadanya atas keislamannya.

Semenjak itu, Rajit menanyakan wacana aturan-aturan Islam dgn gencar, khususnya tentang shalat. ia pula meminta beberapa buku kecil untuk mengenal Islam. Itu semua diberikan kepadanya.

Rajit sering kali menampakkan penyesalannya & bertanya-tanya, kenapa pada sebagian kaum muslimin terjadi paradoks antara fatwa-pemikiran Islam yg mereka yakini dgn realita hidup mereka?

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Masuk Islam Setelah Berada di Penjara (Bagian 3)