Sungguh hidayah itu akan datang pada seseorang dr jalan yg tak disangka-sangka. Ada yg masuk Islam alasannya adalah menyaksikan akhlak yg baik dr kaum muslimin. Ada pula yg masuk Islam sehabis membaca buku-buku literatur Islam. Ada pula yg masuk Islam di penjara.
Dalam suatu buku berjudul Salwa Hazin karya Sulaiman bin Muhammad bin Abdullah Al-Utsaim disebutkan kisah wacana seseorang yg masuk Islam di penjara. Berikut kisahnya.
*****
Seorang sipir penjara bercerita pada saya, pada tahun 1418 H, ada seorang beragama Hindu masuk penjara yg berada di Kerajaan Arab Saudi. ia datang dr India, sebut saja namanya Rajit. Begitu masuk penjara, ia senantiasa menyendiri di sudut ruangan, wajahnya nampak murung & murung. Terkadang ia menangis & berlama-lama termangu.
Berkali-kali para sipir berusaha menyuruhnya bergabung & bergaul dgn para pesakitan yang lain, terutama dgn orang-orang India yg sebangsa dengannya, tetapi semua itu tak sukses.
Rajit tetap murung, hingga makan pun ia enggan, kecuali cuma sedikit. Meskipun demikian, sipir penjara mengetahui bahwa orang tersebut sesungguhnya cukup cerdas & mampu berbahasa Arab dgn baik & lancar.
Hari-hari berlalu & orang itu makin merasa sedih & keadaannya memilukan, badannya nampak kurus sehingga salah seorang sipir terpaksa memanggil psikiater untuk memeriksanya.
Akan tetapi, semua itu tak sukses. Oleh karena itu, psikiater itu memberinya beberapa pil penenang, namun kali ini Rajit itu pun tak mau meminumnya.Hari-hari berlalu, sedangkan Rajit masih tetap seperti itu.
Pada suatu hari, ada seorang dr Juhainah dijebloskan ke dlm penjara sebab utang yg bertumpuk, sebut saja namanya Asmar.
Akan tetapi, Asmar ini nampak berakhlak luhur & mampu bergaul dgn baik. Sikapnya sangat baik & nampak sungguh hening & berwibawa. Bahkan, kemudian dimengerti bahwa ia merupakan seorang yg cerdik & berpendidikan tinggi.
Asmar gemar membaca & berdiskusi. Tentu saja ia mempunyai pengaruh baik kepada para pesakitan lainnya. Hanya saja yg banyak menerima faedah yg besar darinya ialah Rajit.
Rajit takjub pada perilaku orang Asmar itu yg sangat minim hati, sopan, & berbudi luhur sehingga ia memandangnya sungguh istimewa & membuatnya selalu dekat & berteman baik dengannya.
Kepadanya, Rajit sering mencurahkan keluhan hatinya. Sedangkan Asmar sendiri selalu mendengar keluhannya & memperlakukannya dgn baik, serta menenangkan hatinya bahwa kesudahan ia akan baik.
Sejak itu, Rajit merasa bahagia & sedikit demi sedikit ia nampak tenang, sementara Asmar senantiasa mencandai & bergurau dengannya. Asmar senantiasa mengajaknya berdiskusi dgn tenang & mendidik. Semua itu dilakukan alasannya ia ingin Rajit masuk Islam.
Hanya beberapa hari saja sejak itu, tiba-tiba kesedihan Rajit itu berangsur-angsur menghilang.
[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]
Berlanjut ke Masuk Islam Setelah Berada di Penjara (Bagian 2)