close

Masjid Syuhada Bengkulu

Sering Dikunjungi Presiden Soekarno

masjid syuhada bengkulu

Menurut catatan sejarah, lokasi berdirinya Masjid Syuhada ini dulunya ialah bangunan megah rumah sakit milik bangsa Inggris. Sebagaimana dimaklumi, Provinsi Bengkulu merupakan satu-satunya provinsi negara RI yg pemah dijajah Inggris.

Masjid ini, menurut catatan pustaka, berdiri sekitar tahun 1767 M. Atau, kalau dihitung dgn kalkulasi tahunan (1767-1999), usianya sudah meraih 232 tahun. Masjid ini dibangun atas prakarsa empat orang tokoh penduduk lokal waktu itu, yakni Haji Wahid (Haji Tua), Haji Ali, Haji Yanjang, & Haji Isa.

Sedangkan, material bangunannya didatangkan dr desa-desa di sekitar masjid, mirip Desa Pinang Blarik, Desa Ujung Tanjung, Desa Tanjung, Desa Tanjung Gelang, & Dusun Lamo.

Kondisi Masjid

Masjid bersejarah ini terletak agak tersembunyi di Kelurahan Dusun Besar, Kompleks Kompi. Bentuk masjid ini mengesankan bentuk masjid kuno di Nusantara.

Masjid syuhada ini kalau Anda lihatbercorak krucut trapisium & bubungan atasnya berupa lingkaran tinggi dgn tiang-tiang penyangga yg kuat. Masjid ini mencerminkan wajah sederhana kota Bengkulu. Di belakang masjid ada pemakaman biasa yg salah satunya ialah makam Raja Alam, seorang raja Islam yg terkenal sebagai salah satu penyebar agama Islam pertama di Bumi Raflesia.

Menurut pemuka penduduk setempat, Raja Alam merupakan. sosok raja yg akil bijaksana & dicintai rakyatnya. Ia pula giat menyiarkan agama Islam. Raja Alam ini berasal dr Istana Kerajaan. Pagaruyung (Batu Sangkar) di Tanah Minang, Sumatra Barat.

Sisa-sisa sejarah yg masih membekas & dapat Anda saksikan di dlm masjid sederhana ini adalah empat buah tiang kayu yang  masing-masing dua buah di sebelah kanan & dua buah di sebelat suatu beduk yg dahulu panjangnya tiga meter, kini tinggal beduknya saja dgn disanggah tubuh drum bau tanah. Dan, suatu tianng  mimbar yg sudah lama digerogoti sisa zaman.

  Bangunan Masjid di Sragen Runtuh

Masjid Syuhada ini merupakan masjid tertua di bumi Raflesia. Jika menyebut masjid ini, orang sering mengaitkannya dgn tokoh karismatik Presiden Soekamo. Seperti diketahui, di masa pergerakan Bung Karno dieksekusi buang ke Bengkulu. Bersama para pejuang kemerdekaan yang lain, ia sering mengunjungi & shalat berjamaah di masjid sederhana ini.

Menurut keyakinan penduduk , setiap tanggal 14 malam ada sinar panjang naik ke langit. Sinar itu berasal dr kuburan Haji Wahid (Haji Tua) yg wafat pada tahun 1812. Sinar ini menandakan betapa magisnya eksistensi Masjid Syuhada di tengah-tengah penduduk lokal.

Haji Wahid (Haji Tua) yg dikenal sebagai salah seorang pendiri Masjid Syuhada yakni seorang Bengkulu yg pertama kali pergi menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.

Kondisi Sekarang

Sampai sekarang masjid sejarah ini telah direnovasi sebanyak tiga kali. Sekitar tahun 1971, atas swadaya penduduk lokal, diadakan perbaikan pada bagian atas bubungan bundar. Dan, masjid sejarah ini memasuki tahap ke-3 renovasi, yakni pada Jumat, 29 Desember 1995 dgn swadaya penduduk lokal. Peletakkan batu pertama oleh Kepala Desa Dusun Besar, Bapak Adri, menelan ongkos Rp80 juta dgn luas areal 450 m2.

Seperti halnya masjid lainnya, Masjid Syuhada ini pula di- semarakkan dgn kegiatan-aktivitas keagamaan, seperti peringatan Maulid Nabi, pengajian Sabtu malam, & lain-lain. Selain itu, pada setiap tanggal 15 Sya’ban, masyarakat lokal mengadakan shalat Sya’ban.