Masjid Perak KotaGede

Menjadi Markas Hizbullah/Sabilillah

Kalau kita sedang melancong ke Yogyakarta, para pemandu wisata akan mengenalkan pada kita sebuah desa yg terletak paling ujung di selatan kota Yogyakarta, yakni Kotagede. Sudah bertahun-tahun orang mengenal Kotagede selaku penghasil kerajinan perak. Konon, cerita yg beredar dr ekspresi ke ekspresi, keahlian mereka mengukig perak, asal-muasalnya dr para seniman Kerajinan Mataram.

Ciri kedua yg dimiliki Kotagede, dominan masyarakatnya beragama Islam & menjadi basis Islam sesudah Kampung Kauman. Sehingga, tidak aneh kalau di kawasan Kotagede banyakberdiri masjid-masjid bau tanah. Salah satunya Masjid Perak Kotagede yg akan kita bicarakan berikut ini.

Masjid Perak ini tepatnya berada di Jalan Mandorakan. Masjid ini tak kelihatan dr seberang jalan sebab di depannya berdiri bangunan sekolah SMU Muhammadiyah. Masjid ini dibangun pada tanggal 1 Syuro tahun 1940. Pembangunan ini tak lepas dr peranan tiga orang ulama Kotagede. Di antaranya Kiai Haji Amir, Kiai Haji Muhsin, & Kiai Haji Mudakir.

Markas Hizbullah

Pada zaman revolusi fisik, masjid ini pula mempunyai andil yg tak kecil. Dengan mengumandangkan takbir, Drs. H. Zubaidi Bajuri memimpin laskar Hizbullah/Sabilillah ke front peperangan untuk menghalau tentara NICA yg ingin kembali menjajah Indonesia. Di halaman masjid inilah laskar Hizbullah/Sabilillah itu diberikan pembekalan & pelepasan.

Setelah revolusi fisik selsai, masjid ini masih harus menyumbangkan andilnya. Menjelang runtuhnya Orde Lama, masjid ini turut aktif merusak paham komunis yg mulai kuat pada kehidupan politik negara kita. Tatkala itu, Masjid Perak Kotagede men jadi pusat penggemblengan perjaka Islam. Selain memperlihatkan pembekalan wawasan keislaman, para pemuda Islam itu pula dilatih beladiri.

  Masjid Agung Keraton Sumenep

Keistimewaan lainnya, hingga saat ini, bangunan Masjid Perak tetap dipertahankan kelestariannya sesuai bentuk aslinya, mirip masjid-masjid yg ada di Kotagede lainnya. Perubahan hanya dijalankan sekadar mengubah tegel-tegel yg retak atau mencat kembali tembok yg telah kusam.

Perjuangan sekarang mulai berubah. Sebagian tanah Masjid Perak direlakan untuk membangun sebuah sekolah selaku fasilitas untuk membina generasi muda yg akan melanjutkan usaha dr satu generasi ke generasi selanjutnya.

Kini, sempurna disebelah selatan masjid telah berdiri sebuah sekolah SMU Muhammadiyah. Hanya amat disayangkan, alasannya adalah kemajuan pemukiman penduduk yg kian bertambah, menciptakan bangunan masjid terhalang oleh rumah-rumah penduduk sehingga bangunan masjid tak terlihat dr arah masjid.