Masjid Pajimatan Imogiri

Dibangun oleh Sultan Agung Mataram

masjid pajimatan imogiri

Tahukah Anda di mana Masjid Sultan Agung Honyokrokusumo dr Mataram? Jika Anda belum tahu, kami mengajak Anda untuk datang ke kawasan Kotagede, Yogyakarta, tepatnya di tempat Pajimatan, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, kira-kira 17 km dr Yogyakarta ke arah selatan. Sebab itulah, nama masjid yg dibangun pada kala ke-16 ini dinamai Masjid Pajimatan. Tidak terang, kenapa masjid itu dinamakan demikian. Yang terang nama Pajimatan itu mengingatkan kita pada azimat atau jimat. Barangkali sebab orang Jawa pada waktu itu gandrung pada hal-hal yg sifatnya mistik.

Tentang kehadiran masjid itu sendiri memang tak mampu dipisahkan dr eksistensi Kompleks Pemakaman Imogiri yg disediakan khusus untuk pemakaman raja (sultan) & keluarga kerajaan. Antara Kompleks Pemakaman Imogiri & Masjid Pajimatar/fianya berjarak kurang lebih 500 m. Tetapi, karena Masjid Pajimatan berada di kaki bukit maka jarak yg sebetulnya tak jauh itu menciptakan Anda cukup letih. Pasalnya, untuk hingga ke lokasi pemakaman, Anda mesti menaiki (menapaki) anak tangga sebanyak kurang lebih 415 buah. Mengapa disebut kurang lebih? Karena berdasarkan abdi dalem yg bertugas, tak seorang pun di antara pengunjung yg dapat menjumlah dgn tepat berapa jumlah anak tangga yg ada di situ.

Kembali ihwal Masjid Pajimatan, memang sengaja dibangun oleh Sultan Agung untuk kebutuhan ibadah bagi para abdi dalem keraton yg bertugas di kompleks pemakaman Kesultanan Ngayogyakarta itu Sampai hari ini, kepengurusan masjid itu, seperti takmir masjid & petugas khatib shalat Jumat, semua diputuskan & diangkat oleh sultan yg berkedudukan di Keraton Siti Hinggil Ngayogyakarta.

  Masjid Jami’atul Khair

Tentang fisik bangunannya, sudah beberapa kali mengalami renovasi, tetapi kesan ketuaannya masih tampak berpengaruh. Itu temtama diwakili oleh atapnya yg berupa piramid pada bangunan inti masjid, tanpa kubah, melainkan dipasang cungkup yg berupa bunga kenanga yg terbuat dr tembaga. Sedangkan, pada bangunan embel-embel di belakang bangunan inti, atapnya berbentuk limasan. Barangkali, walaupun terletak di belakang bangunan inti, bangunan aksesori ini lebih sempurna disebut pendopo masjid alasannya adalah ia sekaligus berfungsi selaku pintu masuk.

Di samping atap & cungkupnya, masih ada lagi peninggalan bersejarahnya, yaitu bak wudhu yg persis berada di pintu pendopo masjid. Dahulu, sebelum orang ramai mirip kini, bak itu memang berfungsi selaku tempat mengambil air wudhu. Tetapi, sekarang ini telah tersedia tempat wudhu dgn keran. Saat ini fungsi kolam wudhu itu sudah beralih menjadi kolam ikan mas.