Masjid Mataram KotaGede

Mempunyai Beduk Ajaib

masjid mataram kotagede 1

Disebut dlm kisah berdirinya Kerajaan Mataram, konon keberadaanya tak mampu dilepaskan dr nama Kiai Ageng Pemanahan yg bergelar Kiai Ageng Mataram. Nama Mataram merupakan nama sebuah daerah yg dihadiahkan pada Kiai Ageng Pemanahan oleh Sultan Hadiwijoyo penguasa Kerajaan Pajang waktu itu atas jasanya membunuh Adipati Aryo Penangsang pada tahun 1527 M di Jipang Panolan.

Kiai Ageng Pemanahan selanjutnya minta izin pada sultan untuk menempati daerah Mataram tersebut. Sul tan Hadiwijoyo menyanggupi dgn syarat harus merawat gadis pingitan dr Kalinyamat. Apabila gadis itu sudah remaja harus dibawa masuk ke Keraton Pajang.

Setelah berpamitan dgn Sultan Hadiwijoyo, berangkatlah Kiai Ageng Pemanahan dgn diikuti putra sultan, Hangabehi Loring Pasar, sang menantu Dadap Tulis, Tumenggung Mayang, serta Nyi Ageng Nis & pula Kiai Ageng Jurumartani.

Singkat kisah, rombongan tersebut hingga di suatu desa yg bemama Wiyoro. Kemudian, Kiai Ageng mencari pohonberinginyang sengaja ditanam untuk tetenger oleh Sunan Kalijogo. Tepat di sebelah selatan pohon tersebut diresmikan padepokan untuk tempat tinggal dirinya & keluarga yg mengikutinya. Lambat laun desa tersebut menjadi ramai. Banyak orang berdatangan di desa ini untuk berdomisili Desa inilah yg risikonya diberi nama Mataram atau Kotogede sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Islam Mataram yg pertama.

Kemegahan & keagungan Kerajaan Mataram sampai kini masih dapat disaksikan melalui bangunan-bangunan prasasti yg ditinggal- kan. Salah satu bangunan tersebut yakni Masjid Mataram. Masjid ini bersebelahan dgn makam raja-raja Mataram.

Masjid ini tak diketahui kapan dibangunnya. Menurut ke- terangan-informasi yg ada, masjid ini dibangun semenjak berdirinya Kerajaan Mataram di bawah pemerintahan Kiai Ageng Mataram. Ia wafat pada hari Senin Pon 27 Ruwah (Sya’ban) tahun 1535.

Masjid ini sampai sekarang masih dilestarikan keberadaannya. Bahkan, makam & masjid ini dijadikan obyek rekreasi, baik bagi pelancong dlm negeri maupun mancanegara. Menurut penuturan Bapak Yuwono, sesepuh, disebutkan bahwa masjid ini pemah roboh akibat gempa bumi. Bangunan tersebut tak seluruhnya roboh, cuma bab serambi yg paling parah. Menurut penanggalan dlm bahasa Jawa antik disebutkan masjid & serambi tersebut dapat pulih kembali sekitar tahual796 oleh penguasa Kerajaan Mataram masa itu.

Konon, mimbar masjid yg berada di Masjid Mataram tersebut berasal dr Palembang. Mimbar tersebut diberikan oleh Adipati Palembang pada Sinuwun Hanyokrokusumo atau Sultan Agung sebagai upeti rasa tunduk pada Kerajaan Mataram. Hadiah tersebut diberikan pada waktu Sinuwun selesai melakukan shalat Jumat di Mekah. Mimbar tersebut terbuat dr kayu wrungle. Kayu ini pula menjadi cungkup pada makam Panembahan Senopati di makam Pajimatan Imogiri, Yogyakarta.

Adapun beduk yg berada di dlm masjid tersebut diceritakan, pada masa pembuatarmya dilakukan dengan-cara gotong royong oleh rakyat, terutama kaum pria. Setelah beduk tersebut selesai maka diangkat untuk dimasukan ke dlm masjid. Konon, beduk itu tak mampu diangkat & masuk ke dlm masjid, meskipun tenaga yg mengangkat kian banyak.

Syahdan, datanglah seorang wanita yg entah dr mana datangnya, memperlihatkan diri untuk mengangkat & memasukkan beduk tersebut ke dlm masjid. Tanpa dibantu oleh seorang pun wanita misterius itu mampu mengangkat & memasukkan beduk tersebut ke dlm masjid. Setelah meninggal, perempuan misterius itu dimakamkan bersebelahan dgn bangunan Masjid Mataram.

masjid mataram kotagede 1