Masjid Jami Tegalsari Surakarta

Masjid ’’Swasta” Tertua Di Solo

Masjid Jami Tegalsari Surakarta ialah masjid “swasta” & pertama di kota Bengawan, Surakarta, Jawa Tengah. Disebut “swasta” karena sepenuhnya dibangun atas ongkos eksklusif seorang hartawan yg gemar memberi lagi saleh bernama K.H. Ahmad Shofawi. Ia ialah seorang saudagar batik di kota Solo (Surakarta).

Masjid Jami Tegalsari SurakartaSebelum berdirinya masjid “swasta” ini, kota Surakarta telah mempunyai empat buah masjid yg dibangun & dikontrol oleh Keraton Surakarta. Oleh karenanya, keempat masjid itu disebut Masjid Kerator yakni: Masjid Agung Kepatihan, Masjid Agung Kauman, Masjid Mangkunegaran, Masjid Jami Laweyan. Masing-masing terletak di penjuru utara, timur, barat, & selatan kota Solo.

Akan halnya Masjid Tegalsari yg terletak di Jalan Dr. Wahidin N0 36 Kampung Tegalsari, Kecamatan Laweyan, Kodya Surakarta ini dibangun di atas tanah seluas 2000 meter persegi (40 x 50 m) milik saudagar batik ternama itu. Masjid yg pembangunannya dimulai sejak tahun 1928 berhasil dirampungkan selama 19 bulan 10 hari, tepatnya simpulan 1929.

Saat ini, masjid “swasta” tertua & pertama di kota Surakarta itu menjadi pusat kegiatan Pesantren Modem Ta’mirul Islam. Arsitek yg merancang masjid yg berlantai marmer itu yakni Prof. K.H. Raden Muhammad Adrian, menantu K.H. Ahmad  Shofawi sendiri.

Setelah bangunan masjid berdiri, Prof. K.H. Raden Muhammad Adrian yg pula menjadi salah seorang takmir (pengelola) Masjid Tegalsari saat itu segera menelepon penguasa Keraton Surakarta untuk mengajukan izin mendirikan shalat Jumat. Atas beberapa pertimbangan, antara lain kian banyaknya masyarakatyg bermukim jauh dr masjid jami (masjid keraton), risikonya pihak keraton memperlihatkan izin pada takmir Masjid Tegalsari untuk menyelenggarakan shalat Jumat.

  Masjid Agung Al Barkah

Sejak tahun 1986, di sekitar bangunan Masjid Tegalsari berdiri Lembaga Pendidikan Takmir Islam yg cukup populer di daerah kota Solo yg dikelola oleh alumnus Pesantren Modern Gontor & IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Yayasan Lembaga Pendidikan Takmir Islam kini membawahi antara lain: Sekolah Dasar Ta’mirul Islam, SMP & Madrasah Tsanawiyah Ta’mirul Islam (berdiri 1979, kini statusnya disamakan dgn negeri), Madrasah Aliyah (berdiri permulaan 1991), & Madrasah Diniyah Ulya dgn nama Kuliyatul Mu’alim al-Islamiyah (KMI). Untuk Madrasah Aliyah & KMI kini sudah menempati gedung baru berlantai tiga di Jalan Dr. Wahidin No. 34. Pendaftaran bagi santri baru di buka setiap 20 Juni hingga 5 Juli setiap tahunnya.

Periode Kepengurusan

Kepengurusan Masjid Tegalsari semenjak tahun 1928 hingga sekarang sudah empat kali mengalami regenerasi, yaitu periode pertama (1925- 1940): K.H. Ahmad Shofawi & K.H. R. Muhammad Adnan. Periode kedua (1940-1953): K.H. Ahmad Asy’ari & K.H. Syamsuri. Periods ketiga (1953-1970): K.H. Abdul Ghoni & K.H. Notokartono. Periode keempat (1970-kini): K.H. Naharus Surur, Kiai Daimul Ihsan, & K.H. Muhammad bin Sulaiman.