Daftar Isi
Menjadi Basis Gerakan Ekonomi Umat
Masjid Al-Yaqin merupakan masjid tertua yg terletak di salah satu jalan utama Kotamadya Bandar Lampung, tepatnya di Jalan Raden Intan, Tanjung Karang. Pada awalnya, sekitar tahun 1883, Masjid Al- Yaqin berada di bersahabat Pasar Bawah (pos polisi usang akrab Bioskop Raya). Masjid Al-Yaqin dibangun oleh orang-orang Bengkulu yg merantau di Tanjung Karang.
Menurut almarhum K.H. Ali Thasim, sebelum ia meninggal dunia, lokasi masjid di Pasar Bawah bertahan selama 29 tahun. Pada tahun 1912 dipindahkan ke lokasi yg kini ini, dgn tanah berskala 30 x 37 m & luas 1.110 m2. Tanahnya merupakan tanah wakaf & tiga orang, yaitu seorang haji asal Menggala, H. Cik, & penghuluMuhidi (almarhum) selaku nazir. Tatkala itu, bentuk bangunannya masih semipermanen, berdinding papan, lantai semen, & beratap genteng.
Renovasi
Untuk pertama kalinya, pada tahun 1923, Masjid Al-Yaqin dipugar menjadi permanen, tetapi tanpa kubah. Baru pada tahun 1952 di¬bangkit kubah. Tahun 1963 dilakukan pemugaran kembali yg di- tangani oleh K.H. Thasim selaku ketua panitia pembangunan & Asturi selaku pelaksana. Sedangkan, H. Ishak (almarhum) selaku donatur.
Pada tahun 1963, bangunan fisik Masjid Al-Yaqin dipugar dengan-cara permanen, berikut kubahnya hingga kini masih mampu di lihat. Demikian pula goresan pena kaligrafi yg muncul di dinding merupakan hasil tulisan seorang santri dr Jawa Barat.
Pemugaran final dikerjakan pada tahun 1990 yg dananya me¬rupakan infak dr Bapak Nurdin Muhayat, mantan Walikota Bandar Lampung. Ia pula menjadi Ketua Umum Masjid Jami Al-Yaqin. Yang dipugar antara lain bab kayu, atap, & genteng. Untuk memperoleh keindahan masjid dilakukan pengecatan total, pemasangan lampu hias, pengerjaan taman di bab belakang & depan masjid
Prestasi
Sejak kepengurusan (takmir) masjid diketuai oleh Bapak Nurdin Muhayat maka gerakan kebersihan menjadi program utama yg selalu ditekankan pada seluruh jamaah. Tidak heran jikalau pada tahun 1993, Masjid Jami Al-Yaqin keluar sebagai Juara HI pada lomba kebersihan rumah ibadah tingkat Kodya Bandar Lampung.
Berikutnya, berturut-turut pada tahun 1994 keluar sebagai juara II & pada tahun 1995 keluar selaku juara I masjid terbersih tingkat Kodya Bandar Lampung.
Begitu pun dgn prestasi akil balig cukup akal masjidnya. Remaja Islam Masjid Al-Yaqin (RISMA) dalambidang tarik bunyi, mirip membaca puisi & MTQ, cukup disegani oleh para remaja masjid lain yg ada di Bandar Lampung. Puluhan kali predikat juara diraihnya, baik tingkat ke- camatan, kotamadya, maupun tingkat provinsi.
Kegiatan RISMA kesehariannya banyak diisi dgn kegiatan yg bersifat ritual, mirip ceramah & pengajian Al-Qur ‘an. Ketua RISMA, M. Yusuf, menyampaikan, yg tak kalah pentingnya dlm aktivitas RISMA adalah kemkunan warga di sekitamya. Apabila ada warga di sekitamya yg meninggal dunia, RISMA selalu berada di depan untuk menolong warga yg ditimpa petaka ajal.
Seperti halnya fungsi masjid pada zaman Rasulullah, selain selaku kawasan ibadah pada Allah SWT, seperti shalat, Masjid Al-Yaqin pula berperan sebagai basis ekonomi umat. Menurut Saifuddin Amin, Ketua II yg membidangi Kepemudaan, Peribadatan, & Ibadah, yg sedang dirintis dikala ini yaitu Koperasi Serba Usaha (KSU) yg dana- nya diperoleh dr kas masjid.
KSU inibergerak dlm bidang simpan pinjam. Kini, anggotanya sudah meraih 40 orang. Setiap anggota mampu meminjam Rp50.000 sampai RplOO.OOO tanpa bunga. Pinjaman itu biasanya digunakan untuk modal usaha membuka kios & jualan skala kecil.