MANFAAT KIMIA HIJAU
Oleh : Ahmad Revaldy (@T32-Ahmad)
Abstrak
Kimia hijau, juga disebut kimia berkelanjutan, yaitu filsafat penelitian dan rekayasa/teknik kimia yang mengusulkan desain produk dan proses yang meminimasi penggunaan dan penciptaan senyawa-senyawa berbahaya. Sementara kimia lingkungan yaitu cabang kimia yang membicarakan lingkungan hidup dan zat-zat kimia di alam, kimia hijau justru berusaha mencari cara untuk mengurangi dan menangkal pencemaran pada sumbernya.
Kata kunci : Kimia hijau, Manfaat kimi hijau
Abstract
Green chemistry, also called sustainable chemistry, is a research and chemical engineering/engineering philosophy that advocates the design of products and processes that minimize the use and creation of hazardous compounds. While environmental chemistry is a branch of chemistry that deals with the environment and chemical substances in nature, green chemistry instead seeks to find ways to reduce and prevent pollution at its source.
Keywords : Green chemistry, Green chemistry benefits
Pendahuluan
Kerusakan lingkungan terjadi dikarenakan beberapa aspek tetapi aspek utama terjadi kerusakan lingkungan dikarenakan terjadinya pencemaran lingkungan. Masuknya zat-zat yang berbahaya khususnya zat kimia membuat sebuah lingkungan tidak lagi aman terhadapa kehidupan di dalam sebuah lingkungan. Istilah kimia hijau atau green chemistry ialah ilmu kimia yang berfokus terhadap pencegahan polusi yang merupakan penyebab pencemaran. Kimia hijau pertama kali diketahui secara global pada tahun 1990 sesudah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang ialah kebijakan nasional untuk menghalangi atau menghemat polusi. Kimia hijau menjadi solusi untuk kebaikan suatu lingkungan di kala depan. Hal ini dikarenakan kimia hijau berkonsentrasi terhadap menciptakan sebuah hal yang ramah lingkungan dan menghemat pengaruh dari bahayanya sebuah bahan kimia kepada lingkungan. Menurut Anwar (2015) menyatakan bahwa,ancaman materi kimia yang dimaksudkan dalam rancangan green chemistry ini mencakup banyak sekali ancaman kepada kesehatan insan dan lingkungan, tergolong toksisitas, bahaya fisik, pergeseran iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kimia hijau?
2. Apa saja manfaat kimia hijau?
3. Bagaimana cara penerapan kimia hijau?
Tujuan
1. Untuk mengenali apa itu kimia hijau
2. Untuk mengenali apa saja manfaat kimia hijau
3. Untuk mengerti pennerapan kimia hijau
Pembahasan
Green chemistry atau “kimia hijau” ialah bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Pada awal 1990-an, green chemistry mulai dikenal secara global setelah Environmental Protection Agency (EPA) mengeluarkan Pollution Prevention Act yang merupakan kebijakan nasional untuk mencegah atau mengurangi polusi. Green chemistry merupakan pendekatan untuk menanggulangi problem lingkungan baik itu dari sisi bahan kimia yang dihasilkan, proses ataupun tahapan reaksi yang digunakan. Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan dan pengerjaan bahan kimia berbahaya baik itu dari sisi perancangan maupun proses. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam rancangan green chemistry ini meliputi berbagai bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, pergantian iklim global, dan penipisan sumber daya alam (Anwar, 2015).
Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry” dimaksudkan alasannya melibatkan struktur dan perubahan suatu materi. Perubahan tersebut niscaya melibatkan energi sebagai sumbernya. Oleh sebab itu konsep green chemistry ini juga bersahabat kaitannya dengan energi dan penggunaannya baik itu secara langsung maupun yang tidak langsung mirip penggunaan sebuah material dalam hal pengerjaan, penyimpanan dan proses penyalurannya (Anwar, 2015).
Manfaat kimia hijau ialah
mengusahakan proses-proses kimia yang lebih irit sebab biaya bikinan
dan regulasi yang lebih rendah,
efisien dalam penggunaan energi,
penghematan limbah produksi,
penghematan kecelakaan, produk yang lebih aman, tempat kerja dan komunitas yang lebih sehat, santunan kepada kesehatan.
Aplikasi penerapan kimia hijau terus diupayakan untuk tetap mempertahankan lingkungan di era depan. Menurut Mustafa (2017) bahwa, peranan ilmu dan teknologi kimia dalam pembentukan kota pintar, antara lain, dengan diperkenalkannya konsep kimia hijau atau green chemistry untuk pengelolaan pembangunan berkesinambungan. Kimia hijau dengan memanfaatkan teknologi dapat membuat sebuah kota yang cerdas. Ilmu dan teknologi Kimia, lewat pendekatan kimia hijau dapat menciptakan faktor-aspek ini dikembangkan dan dikontrol dengan lebih berkesinambungan, adalah dengan menerapkan efisiensi energi dan budget yang lebih efektif dan pemanfaatan materi yang ramah lingkungan.
Menurut Fajaroh (2018) bahwa nanopartikel kian berperan di aneka macam bidang kehidupan. Oleh risikonya perlu terus dikembangkan tata cara sintesis yang tidak sekedar efektif, namun sekaligus mesti berbasis prinsip kimia hijau, yaitu berupa teknologi ramah lingkungan dan berkesinambungan yang tidak cuma memperhatikan aspek kuantitas hasil, namun juga aspek keselamatan bagi lingkungan terdampak. Upaya tersebut mampu dikerjakan dengan memanfaatkan pereduksi alami dalam sintesis nanopartikel. Senyawa bioreduktor tersebut terkandung dalam tanaman dan limbahnya. Mikroorganisme juga dapat dimanfaatkan selaku bioreduktor.
Kesimpulan
Green chemistry mempunyai peranan penting untuk mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh proses dan produk materi kimia beracun dan berbahaya. Prinsip Green Chemistry mampu diapliaksikan dalam pembelajaran kimia, salah satunya yakni dalam aktivitas praktikum di laboratorium. Hal yang mampu dikerjakan diantaranya meminimalisir atau mengubah materi-bahan kimia berbahaya yang dipakai dalam suatu reaksi kimia atau sintesis suatu senyawa yang menghasilkan limbah berbahaya yang mampu menjadikan problem lingkungan.
Daftar Pustaka
Anwar, Muslih. 2015. Kimia Hijau/Green Chemistry. Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia. Badan Penelitian Teknologi Bahan Alam. Dalam http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343 .(diakses 12 November 2021)
Fajaroh, Fauziatul. 2018. Sintesis Nanopartikel dengan Prinsip Kimia Hijau. Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Negeri Malang. Malang. Dalam http://kimia.fmipa.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/Hal-24-32-FAUZIATUL.pdf. (diakses 12 November 2021)
Hidayat, Atep Afia. 2021. Kimia Hijau. Modul Kimia dan Pengetahuan Lingkungan Indusrti. Jakarta. Universitas Mercu Buana. (diakses 12 November 2021)