Becak selain menjadi alat transportasi dan alat utama mata pencaharian, kadang-kadang dipakai selaku media penyampaian pemikiran /pandangan baru. Ungkapan gagasan ini berikutnya diketahui sebagai lukisan becak. Gambar-gambar yang dilukis ataupun goresan pena yang dituangkan pada angkutan becak, bukan cuma sekedar lukisan atau gambar biasa saja, namun dibaliknya terkandung maksud-maksud tertentu yang kasat mata.
Di kota Yogyakarta masih banyak ditemukan becak-becak dengan lukisannya yang khas. Meskipun keberadaannya ketika ini makin menyusut balasan dari banyaknya moda transportasi yang lebih modern, tetapi becak-becak dengan lukisan khas ini masih tetap bertahan. Biasanya lukisan ini terdapat pada slebor, sandaran bangku penumpang dan dibalik sandaran bangku penumpang.
Karena keunikan dan kekhasan inilah, sudah banyak dilakukan penelitian kepada lukisan becak. Selain itu, seniman yang peduli kepada karya seni ini juga pernah mengadakan pameran di ruang publik dengan maksud untuk mengerti dan melestarikan nilai-nilai seni ataupun humanisme yang terkandung di dalam lukisan becak.
Gambar dan tulisan yang tertuang pada transportasi becak ialah hasil pikiran dan curahan hati pengemudi becak yang dituangkan lewat berbagai tipografi visual. Hasil visual tersebut antara lain mencurahkan bagaimana kondisi sosial pengemudi becak dan penggambaran diri pengemudi becak yang ingin diakui keberadaannya dalam kehidupaan penduduk .