Makin Dekat Kiamat, Makin Sering Gempa

Ahad (26/7/2015) siang, gempa berkekuatan 6,3 Skala Richter mengguncang Malang & sekitarnya. Senin (27/7/2015) pagi, terjadi gempa 5,0 Skala Richter di Barat Daya Nias Barat, Sumatera Utara. Selasa (28/7/2015) siang, gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter melanda Papua.

Makin seringnya gempa mengingatkan kita pada hadits Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang gejala kiamat. Salah satunya yakni semakin banyak gempa bumi.

Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ

“Tidak akan tiba hari Kiamat sampai banyak terjadi gempa bumi” (HR. Al Bukhari)

Fenomena semakin seringnya terjadi gempa memberikan bahwa akhir zaman makin bersahabat. Meskipun dekatnya akhir zaman tak dapat ditentukan berapa lama lagi. Fenomena ini pula merupakan bukti kebenaran hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Yang jauh lebih penting dr itu, yaitu bagaimana persiapan kita menghadapi akhir hayat. Sebuah kiamat sughra yg pasti menghampiri setiap orang. Ada yg mati lantaran sakit, ada yg mati lantaran kecelakaan, ada pula yg mati karena gempa bumi. Yang niscaya, kalaupun kita tak bertemu dgn akhir zaman kubra, kita niscaya berjumpa dgn akhir zaman sughra.

Suatu saat, ada sobat yg mengajukan pertanyaan pada Rasulullah tentang kapan hadirnya hari akhir zaman. Beliau justru mengajukan pertanyaan balik. “Apa bekalmu untuk menghadapinya?” Beruntung, sahabat ini ternyata mempunyai bekal yg luar biasa berbentukcinta pada Allah & RasulNya sehingga beliaupun mensabdakan bahwa teman tersebut akan berkumpul dgn orang yg ia cintai.

  Ironisme Kelompok yang Gampang Membid’ahkan

Sungguh beruntung orang-orang yg concern merencanakan bekal untuk menghadapi akhir zaman. Dan sekali lagi, kematian adalah kiamat personal bagi tiap orang. Oleh Rasulullah, orang yg paling baik bekalnya menghadapi maut, menghadapi akhir zaman, dialah mukmin yg paling pandai.

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لَهُ اِسْتِعْدَادًا قَبْلَ أَنْ يَنْزِلَ بِهِمْ أُوْلَئِكَ مِنْ اْلأَكْيَاسِ

“Mereka yg paling banyak mengenang maut & paling baik persiapannya untuk menghadapi akhir hayat itu sebelum turun pada mereka. Mereka itulah yg tergolong Mukmin yg paling pintar” (HR. Ibnu Majah, Hakim, Baihaqi, & Thabrani)

Gempa-gempa ini pula mengingatkan kita bahwa kematian demikian akrab & mampu tiba pada kita kapan saja. Ia pula sepantasnya mengikis habis kesombongan kita. Karena bangunan setinggi & sekokoh apapun, bisa luluh lantak oleh guncangan gempa. Jika Allah menghendakinya. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]