Makalah Worldview Dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya Dan Islam (Komunikasi Antar Budaya)

Makalah Worldview dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya dan Islam dalam Mata Kuliah Komunikasi Antar Budaya

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Setiap insan pasti memiliki pandangan hidupnya masing-masing atau umumdisebut worldview. Worldview lahir bukanlah secara tiba-tiba tetapi kelahirannya melalui proses yang panjang lewat beberapa acara-kegiatan. Aktivitas tersebut diantaranya ialah aktivitas agama, budaya, kultur, tradisi, doktrin dan ada juga yang terlahir melalui acara Ilmiah. Dari kegiatan agama, budaya, kultur, tradisi, doktrin maka lahirlah Worldview Natural.

Dari kegiatan ilmiah inilah lahir pandangan hidup saintifik yang diklaim sebagai Worldview Barat; yang dalam perkembagnanya menjadi quasi saintifik selaku embrio utama yang mau menjadi worldview Islam. Dari hasil santifik dan quasi saintifik kedua hasil ini disebut worldview transparan.

Worldview dalam acara budaya sungguh berpengaruh terhadap proses komunikasi antar budaya. Worldview dalam komunikasi antar budaya merupakan cara pandang yang dipengaruhi oleh kebudayaan (kebudayaan sudah mendapatkan peran yang beraneka ragam) kemudian menggerakkan atau membentuk semacam spirit bagi individu untuk menjelaskan suatu peristiwa. Tentu dalam hal ini, budaya menjadi peran utama dalam proses komunikasi.

Worldview dalam komunikasi antar budaya berperan saat kita berada di sebuah kawasan yang bukan tempat kita tinggal. Tetapi hal tersebut bukan menyebabkan kita sebagai orang yang cuma mementingkan cara pandang dari peran budaya saja atau bisa dibilang menjadi tugas penting dalam pandangan hidup di kehidupan. Karena setiap manusia memiliki agamana masing-masing, maka agamalah yang menjadi peran penting yang menjadi pendangan hidup setiap manusia.

Sebagaimana seorang muslim, yang ialah beragama Islam pasti Islam menjadi persepsi hidup yang bahu-membahu dengan dasar atau sumber yang diperoleh dari Al-Qur’an dan Sunnah. Worldview Islam diawali dari turunnya wahyu yang disampaikan terhadap Nabi melalui mediator Malaikat, kemudian wahyu tersebut disebarkan kepada Manusia.

Berdasarkan wahyu tersebut insan menciptakan bangunan struktur kelimuan dilanjutkanlah struktur tersebut dengan kegiatan ilmiah dan melahirkan ilmuwan, kemudian ilmuwan tersebut memberikan mekanisme penyebaran ilmu dari ilmu-ilmu yang masih biasa itu kemudian diklasifikasi menjadi beberapa disiplin ilmu dan konsep-rancangan dasar maka tersebarlah Ilmu tersebut lalu menyatu menjadi worldview Islam.

Worldview Islam merupakan cara pandang seorang Muslim mencakup aspek batin dan aspek jasad secara menyeluruh atas realitas dan kebenaran. Ia melingkupi aspek yang terlihat (fisik) maupun tak terlihat (metafisik), sedangkan worldview barat cuma berkutat didalam sesuatu yang bersifat manusiawi dan bahan (fisik) semata. Maka, sesuai dengan latar belakang di atas, kami menciptakan suatu makalah yang berjudul “Worldview dalam Perspektif Komunikasi Antar Budaya dan Islam”.

                                                                                                           

  1. Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini yakni sebagai berikut:

1.         Apa yang dimaksud dengan worldview?

2.         Bagaimana worldview dalam perspektif komunikasi antarbudaya?

3.         Bagaimana worldview dalam perspektif Islam?

 

  1. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan Makalah ini ialah:

1.         Mengetahui pemahaman worldview

2.         Mengetahui worldview dalam perspektif komunikasi antarbudaya

3.         Mengetahui worldview dalam perspektif Islam

 

  1. Manfaat Penulisan

            Supaya kami dan para pembaca mampu mengenali serta memahami pemahaman dari worldview serta worldview dalam perspektif komunikasi antarbudaya dan perspektif Islam.

  Teknik Konseling Pendekatan Rebt



                                                                                               BAB II                    

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Worldview

Worldview dalam kata lain yakni weltanschauung/weltanzincht (bahasa Jerman) yang bermakna persepsi Hidup. Menurut Ninian Smart, Worldview ialah iktikad, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran orang yang berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan pergeseran sosial dan budpekerti. Worldview, akhirnya yaitu segala sesuatu di dalam diri insan yang difungsikan selaku pelopor atau pengendali dalam kehidupan mereka dalam aneka macam aspeknya.

Maka inti worldview, berdasarkan Smart bertitik tumpu pada kekuatan manusia dalam menyikapi, mendapatkan dan mengaplikasikan kesempatandalam dirinya untuk difungsikan selaku motor kehidupan. Dalam definisi yang dipaparkan Ninian Smart tidak menampakkan bagian metafisis dalam definisi Worldview namun lebih cenderung pada bagian humanis.

Worldview lahir bukanlah secara tiba-datang namun kelahirannya melewati proses yang panjang lewat beberapa acara-kegiatan. Aktivitas tersebut diantaranya yakni aktivitas agama, budaya, kultur, tradisi, kepercayaan dll, ada juga yang terlahir melalui aktivitas Ilmiah. Dari aktifitas agama, budaya, kultur, tradisi, doktrin maka lahirlah Worldview Natural.

Dari aktivitas ilmiah inilah lahir persepsi hidup saintifik yang diklaim sebagai Worldview Barat; yang dalam perkembagnanya menjadi quasi saintifik sebagai embrio utama yang hendak menjadi worldview Islam. Dari hasil santifik dan quasi saintifik kedua hasil ini disebut worldview transparan.

 

  1. Worldview Perspektif Komunikasi Antar Budaya

Worldview dalam komunikasi antarbudaya ialah cara pandang yang dipengaruhi oleh kebudayaan (kebudayaan sudah mendapatkan peran yang beraneka ragam) lalu menggerakkan atau membentuk semacam spirit bagi individu untuk menerangkan suatu insiden.

Setiap kebudayaan mengajarkan cara-cara tertentu untuk memproses isu yang masuk dan keluar dari atau ke lingkungan sekeliling mereka, contohnya mengendalikan bagaimana setiap anggota budaya mengetahui cara mengemas informasi, kemudian melakukan pertukaran gosip. Kebudayaan yang mekanisme pengalihan info menjadi lebih sulit di komunikasikan kita sebut High context culture (HCC), sebaliknya kebudayaan yang mekanisme pengalihan informasinya lebih mudah dikomunikasikan, kita sebut Low context culture (LCC).

Berikut perbedaan-perbedaan antara HCC dan LCC:

HCC

LCC

  • Tidak memisahkan info dan orang yang mengkomunikasikan

  • Memisahkan info dan orang yang mengkomunikasikan

  • Mengutamakan relasi sosial dalam peran

  • Relasi di LCC ialah hubungan dalam tugas

  • Social oriented

  • Task oriented

  • Personal relation

  • Impersonal relation    

  • Tidak menggemari berita yang relasional

  • Menyukai yang relasional

  • Mengutamakan emosi

  • Menjauhi sikap emosi

  • Mengutamakan basa-kedaluwarsa

  • Tidak memprioritaskan basa-basi

  • Memakai gaya komunikasi tidak langsung

  • Komunikasi secara eksklusif

  • Pertukaran berita secara non ekspresi

  • Pertukan informasi secara verbal

  • Mengutamakan komunikasi informal

  • Suasana komunikasi formal

  • Mengutamakan perundingan melalui human relation

  • Mengutamakan negosiasi lewat bergaining

  • Pilihan komunikasi meliputi perasaan dan intuisi

  • Menggunakan pendapatrasional

  • Mengutamakan hati dibandingkan dengan otak

  • Mengutamakan otak dari pada hati

  • Mengutamakan individu dengan memikirkan derma aspek sosial

  • Mengutamakan kapasitas individu tanpa mengamati sosial

  • Mempertimbangkan loyalitas individu kepada kelompok

  • Tidak memprioritaskan usulanloyalitas individu terhadap kalangan

  • Sebagian besar pesan tersembunyi atau implisit

  • Sebagian besar pesan terang/ terlihat eksplisit

  • Tidak senantiasa nampak

  • Selalu tampak

  • Selalu luwes dalam melihat perbedaan

  • Selalu memisahkan kepentingan       

  • Sifat pertalian antar pribadi sangat kuat

  • Sifat pertalian antar pribadi sungguh lemah

  • Sangat terbuka atau luwes

  • Sangat terorganisasi

 

  1. Worldview Perspektif Islam

Worldview dalam Islam mempunyai dimensi makna sepadang dengan Al-mabda’ Al-Islamiy, atau at-tashawwur al-Islamiy, atau ru’yatu-l-Islamiy, atau bahkan nazharaat al-Islamiyyah. Berdasarkan terminologi-terminologi tersebut, mampu kita pahami secara bahasa kelihatannya Worldview merujuk terhadap sebuah tata cara persepsi hidup.

Worldview Islam diawali dari turunnya wahyu yang disampaikan kepada Nabi melalui perantara Malaikat, lalu wahyu tersebut disebarkan terhadap Manusia. Berdasarkan wahyu tersebut insan membuat bangunan struktur kelimuan dilanjutkanlah struktur tersebut dengan kegiatan ilmiah dan melahirkan ilmuwan, lalu ilmuwan tersebut memberikan mekanisme penyebaran ilmu dari ilmu-ilmu yang masih umum itu kemudian diklasifikasi menjadi beberapa disiplin ilmu dan rancangan-konsep dasar maka tersebarlah Ilmu tersebut lalu menyatu menjadi worldview Islam.

Worldview Islam mampu dirujuk dari definisi-definisi sejumlah tokoh. Di antaranya, yakni Al-Mawdudi. Al-Mawdudi mendefinisikan Islam sebagai sebuah metode Pandangan hidup dimulai dari konsep keesaan Tuhan Asy-syahadah yang berimplikasi pada keseluruhan aktivitas kehidupan di dunia. Dari pendapat al-Maududi ini, dapat dijabarkan secara luas ialah Islam berawal dari Syahadah persaksian dengan hati kemudian diikrarkan dengan verbal berikutnya diaplikasikan dalam totalitas kehidupan seperti berdagang, relasi sosial, menuntut Ilmu, menjalankan rukun Islam, rukun Iman, melakukan pekerjaan , menikah dll, itu semua ialah aplikasi kehidupan beragam yang bermula dari satu desain adalah Asy-syahadah.

Menurut Atif al-Zayn pandangan hidup islam yakni Aqidah Fikriyyah. Aqidah Fikriyyah, artinya yakni iman yang berdasarkan pada akal, yang daripadanya lahir sebuah metode. Secara konseptual, Aqidah fikriyyah yang dimaksud disini adalah Iman Syahadah yang dibebankan kepada seorang muslim aqil-baligh lalu dari Iman dan Syahadah tersebut sesudah keluarlah tata cara-sistem seperti; politik Islam, tradisi keilmuan dalam Islam, ekonomi Islam, tradisi filsafat Islam. Definisi worldview di sini yakni sebuah totalitas kehidupan yang melingkari aktifitas muslim.

Sayyid Qutb, di lain segi memiliki persepsi bahwa Islam ialah akumulasi dogma asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim yang memberi gambaran ihwal wujud dan apa-apa dibalik itu.  Pendapat Sayyid Qutb diatas, jika diuraikan telah menggabungkan antara dimensi logika dan Iman; di mana keduanya berfungsi untuk membaca tentang realitas atau wujud yang tidak hanya merujuk terhadap sesuatu yang terlihat namun juga merujuk pada komponen yang bersifat metafisik atau yang tidak terlihat.

Dalam praktiknya, seorang muslim saat akan bekerja untuk mencari harta megawali aktifitas tersebut dengan doa terhadap Allah dan menggantungkan seluruh akibatnya kepada Allah, dari teladan tersebut terjadi komunikasi antara jasad yang melaksanakan sesuatu yang mampu dilihat tetapi jasad tersebut diiringi dengan sesuatu yang metafisik yaitu doa dan penyerahan diri kepada Allah.

Argumentasi Syed Naquib Al-Attas hampir sama mirip Sayyid Qutb bahwa persepsi Islam itu ada dua dimensi, dimensi fisik dan metafisik. Diawali dengan realitas kemudian dilanjutkan dengan kebenaran untuk sampai pada makna hakikat wujud. Lalu apakah hakekat wujud itu? hakikat wujud yakni sesuatu yang nampak dan sesuatu yang tidak nampak.

Dari sejumlah klasifikasi diatas, bahwa definisi bahwa Worldview dalam Islam yaitu berawal dari mabda’ asy-syahadah kemudian menjadi aqidah fikriyyah yang terpadu dalam Iman dan nalar. Paduan ini lalu diaplikasikan dalam suatu totalitas kehidupan seorang muslim selaku suatu proyeksi atas realitas dan kebenaran.

Terdapat salah satu ayat Qur’an yang menerangkan mengenai Islamic Worldview, yakni QS. Ibrahim: 24-27

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah sudah menciptakan istilah kalimat yang bagus seperti pohon yang bagus, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah menciptakan perumpamaan-ungkapan itu untuk manusia biar mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk mirip pohon yang jelek, yang sudah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak mampu tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (akidah) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di alam baka; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia inginkan.”

Maka, mampu disimpulkan juga bahwa worldview Islam yakni cara pandang seorang Muslim mencakup aspek batin dan faktor jasad secara menyeluruh atas realitas dan kebenaran. Ia melingkupi faktor yang terlihat (fisik) maupun tak terlihat (metafisik), sedangkan worldview barat hanya berkutat didalam sesuatu yang bersifat manusiawi dan materi (fisik) semata.


 


BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan makalah ini ialah:

1.     Worldview adalah cara seseorang menyaksikan dan mengetahui segala sesuatu di dalam alam dan hidupnya yang lahir dari aktivitas-kegiatan agama, budaya, kultur, tradisi, akidah dll, ada juga yang terlahir lewat acara Ilmiah.

2.  World view dalam komunikasi antarbudaya merupakan cara pandang yang dipengaruhi oleh kebudayaan (kebudayaan sudah menerima tugas yang bervariasi) kemudian menggerakkan atau membentuk semacam spirit bagi individu untuk menjelaskan suatu kejadian.

3.    Worldview Islam ialah cara pandang seorang Muslim meliputi aspek batin dan aspek jasad secara menyeluruh atas realitas dan kebenaran. Ia melingkupi aspek yang terlihat (fisik) maupun tak terlihat (metafisik), sedangkan worldview barat hanya berkutat didalam sesuatu yang bersifat manusiawi dan materi (fisik) semata.

 

  1. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini agar dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kami sebagaipembuat makalah. Serta dengan dibuatnya makalah, kami meminta anjuran kepada para pembaca untuk mengoreksi kalau ada kesalahan dalam sistematika penulisan dan isi pembahasan pada makalah.





DAFTAR PUSTAKA

 

Putro, Y. (2016, Agustus 15). Retrieved from blogger: ?m=1

Redaktur. (2020, April 2). Comparative Study of Religions. Retrieved from saa.unida.gontor.ac.id: https://saa.unida.gontor.ac.id/worldview-islam-suatu-pengirim /

Unknown. (2015, Maret 27). Worldview Komunikasi Antar Budaya. Retrieved from blogger: ?m=1#: :text=Singkat%20nya%2C%20world%20view%20merupakan,individu%20untuk%20menjelaskan%20sebuah%20peristiwa.

 









Disusun oleh:

Febi Syaepul Fikri                

Fitria Nur Hasannah            

Pitra Insani                            

Royhaa Natul Firdaus