Makalah Perkembangan Psikis Manusia

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan insan pasti mengalami gangguan yang datang dari kontak sosial maupun lainnya. Oleh alasannya adalah itu, berbagai cara dilakukan oleh para ilmuwan, dan akibatnya membuahkan ilmu psikologi yang membicarakan kejiwaan manusia.
            Dalam psikologi ada banyak macam ilmu, salah satunya yakni psikologi perkembangan. Psikologi kemajuan merupakan suatu cabang ilmu psikologi yang membicarakan kemajuan kejiwaan insan dari prenatal hingga orang bau tanah.
            Makalah yang tersusun ini ialah meliputi pemahaman psikologi pertumbuhan, objek psikologi kemajuan, ruang lingkup psikologi kemajuan dan tujuan psikologi perkembangan.
Dalam  rentang waktu  kehidupan itu manusia mesti melalui banyak sekali macam era seiring kemajuan usia mereka yakni abad dari insan itu lahir hingga manusia itu mati. Setiap kala mempunyai tugas kemajuan  masing-masing yang berbeda antara abad yang satu dengan yang yang lain. Oleh alasannya itu, Masing-masing insan dituntut untuk menyelesaikan setiap peran di masa Perkembangannya serta mengetahui ciri dan karakteristik sesuai dengan tahapan era yang dilaluinya dan rentang usia yang telah diputuskan pada tiap era tersebut.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan duduk perkara dalam makalah ini adalah:
1.      Apa Defenisi dan Konsep Psikologi Perkembangan?
2.      Apa saja ayat beserta terjemahannya yang berkenaan dengan Psikologi Perkembangan?
3.      Apa Kandungan ayat serta sistem dalam konselingnya?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini ialah:
1.      Mengetahui serta mengerti Defenisi dan Konsep Psikologi Perkembangan.
2.      Mengetahui serta memahami ayat beserta terjemahannya yang berkenaan dengan Psikologi Perkembangan.
3.      Mengetahui serta mengetahui Kandungan ayat serta metode dalam konselingnya.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Perkembangan Psikologi
Psikologi kemajuan pada prinsipnya merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri ialah sebuah perumpamaan yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “psychology”. Istilah ini pada awalnya berasal dari kata dalam bahasa Yunani “psyche”, yang mempunyai arti roh, jiwa atau daya hidup, dan “logos” yang berarti Ilmu. Kaprikornus, secara harfiah “psychology” berarti “ilmu jiwa.[1]
Sedangkan perkembangan yaitu perubahan-perubahan yang dialami individu atau organism menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (Maturation) yang berlangsung secara sitematis, progresif, dan berkelanjutan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (Rohaniah).
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif,  dan berkesinambungan ialah sebagai berikut:
1.      Sistematis, berarti pergantian dalam kemajuan itu bersifat saling kebergantungan atau saling menghipnotis antara bab-bagian organism (fisik dan psikis) dan merupakan suatu kesatuan yang serasi.
2.      Progresif, bermakna perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
3.      Berkesinambungan, memiliki arti pergantian pada bab atau fungsi organisme itu berkangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.[2]
Menurut Reni Akbar Hawadi, perkembangan secara luas menunjuk pada secara keseluruhan proses perubahan dan potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam perumpamaan pertumbuhan juga tercakup desain usia, yang diawali dari ketika pembuahan dan rampung dengan kematian.[3]
Beberapa definisi Psikologi perkembangan menurut beberapa Ahli:
1.      Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. knoers, dan Prof. Dr. Siti rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan adalah suatu Ilmu yang lebih mempersoalkan aspek-faktor lazim yang mempengaruhi proses perkembangan (pergantian) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan pada korelasi antara kepribadian dan kemajuan.
2.      Menurut Dra. Kartini Kartono dalam psikologi anak: psikologi kemajuan yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan abad bayi, anak pemain, anak sekolah, abad akil balig cukup akal, hingga abad cukup umur.
Dari beberapa definisi yang sudah dikemukakan tersebut kiranya dapat diambil pemahaman yang lebih sederhana tentang pemahaman Psikologi Perkembangan Yakni suatu cabang dari psikologi yang membicarakan perihal tanda-tanda-gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut kemajuan ataupun kemunduran perilaku seseorang semenjak periode konsepsi hingga sampaumur.[4]
B.     Objek Psikologi Perkembangan
Ilmu yakni kumpulan pengetahuan. Namun, tidak mampu dibalik bahwa kumpulan wawasan itu yakni ilmu. Kumpulan pengetahuan mampu disebut ilmu bila mempunyai syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan ialah objek material dan objek formal.
Objek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari, atau diselidiki atau suatu komponen  yang ditentukan, sesuatu yang dijadikan sasaran pedoman. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal yang positif (misalnya kerohanian, nilai-nilai, wangsit-wangsit). Gerungan merinci Objek material pada fakta-fakta, gejala-tanda-tanda, atau pokok-pokok  yang positif dipelajari dan diselidiki oleh ilmu wawasan.[5]
Objek formal yaitu cara memandang, meninjau yang dikerjakan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prnsip yang digunakannya. Jadi sudut dari mana objek material itu disoroti disebut objek formal. Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa objek formallah yang membedakan antara ilmu yang satu dengan yang lain.[6]
Jadi intinya, objek psikologi kemajuan ialah perkembangan insan sebagi person. Disamping itu para psikolog juga kepincut akan problem sampai seberapa jauhkah pertumbuhan masyarakatnya.[7] Perkembangan langsung insan ini berjalan sejak konsepsi hingga mati. Perkembangan yang dimaksud ialah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Istilah “pertumbuhan “ secara khusus diartikan selaku perubahan-pergeseran yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-faktor mental psikologis insan
C.    Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan
Jika dipahami secara cermat dari penjelasan pemahaman tentang psikologi pertumbuhan sebagaimana telah dibicarakan di muka, maka dapatlah diketahui tentang ruang lingkup dari pembahasan ilmu ini bahwa psikologi kemajuan ialah:
1.      Cabang dari psikologi
2.      Objek pembahasannya adalah prilaku atau gejala jiwa seseorang
3.      Tahapannya dimulai dari kala konsepsi sampai kurun dewasa
Psikologi kemajuan, yakni psikologi yang membahas kemajuan psikis manusia dari periode bayi hingga tua yang meliputi :
1.      Psikologi Anak (meliputi kurun bayi)
Sejak bayi lahir sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari. Dalam kemajuan insan periode ini merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya kurun tidak terjadi pertumbuhan/pertumbuhan. Ciri-ciri yang penting dari abad bayi gres lahir ini ialah:
a.       Periode ini ialah abad kemajuan yang tersingkat dari seluruh kala perkembangan.
b.      Periode ini ialah saat pembiasaan diri untuk kelancaran hidup/ perkembangan janin.
c.       Periode ini ditandai dengan terhentinya kemajuan.
d.      Di final periode ini kalau si bayi selamat maka merupakan permulaan kemajuan lebih lanjut.
Dimulai dari umur 2 ahad hingga umur 2 tahun disebut dengan kurun bayi. Masa bayi ini dianggap sebagai masa kritis dalam pertumbuhan kepribadian karena merupakan kurun di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa pada masa ini diletakkan.
Setelah itu berlanjut dengan kurun kanak-kanak. Awal kala kanak-kanak berjalan dari dua hingga enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok alasannya pada periode ini belum dewasa mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai antisipasi bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk pembiasaan diri pada waktu masuk kelas 1 Sekolah Dasar.
Kemudian akhir abad kanak-kanak atau kurun anak sekolah berjalan dari umur 6 tahun hingga umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam menamakan periode kanak-kanak selesai atau periode anak sekolah ini dengan kala intelektual, dimana bawah umur telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan periode ini selaku periode timbulnya “sense of accomplishment” di mana belum dewasa pada kala ini merasa siap untuk enerima tuntutan yang dapat muncul dari orang lain dan melaksanakan/menuntaskan permintaan itu. Kondisi inilah kiranya yang mengakibatkan belum dewasa masa ini memasuki era keselarasan untuk bersekolah.
2.      Psikologi Puber dan Addolesensi (psikologi pemuda)
Masa Puber ialah kala yang tumpang tindih Karena mencakup tahun-tahun selesai era kanak-kanak dan tahun-tahun permulaan periode sampaumur. Yaitu umur 11,0 atau 12,0 hingga umur 15,0 atau 16,0.
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan permulaan abad puber yaitu haid yang pertama kali pada anak perempuan dan berair malam pada anak pria. Ada empat pergeseran badan yang utama pada kurun puber, ialah:
a.       Perubahan besarnya tubuh.
b.      Perubahan proporsi badan.
c.       Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
d.      Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
3.      Psikologi Orang Dewasa
Masa akil balig cukup akal yakni kala yang terpenting dalam kurun khidupan, kala ini dibagi dalam 3 abad ialah: Masa cukup umur awal dari umur 21,0 sampai umur 40,0. Masa sampaumur pertengahan, dari umur 40,0 hingga umur 60,0. dan masa selesai atau usia lanjut, dari umur 60,0 hingga mati.
Masa remaja permulaan yakni kurun pencaharian kemantapan dan kala reproduktif yaitu suatu kala yang sarat dengan duduk perkara dan ketegangan emosional, kurun isolasi sosial, kala kesepakatan dan abad ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas san penyesuaian diri pada contoh hidup yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan periode sampaumur madya.
Masa remaja madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut langsung dan sosial pada masa ini antara lain:
a.       Masa cukup umur madya  merupakan abad yang ditakuti dilihat darin seluruh kehidupan manusia.
b.      Masa remaja madya merupakan periode transisi, dimana laki-laki dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku kala dewasanya dan memasuki suatu kurun dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
c.       Masa remaja madya yaitu era berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini orang akan menjadi lebih berhasil atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d.      Pada periode akil balig cukup akal madya ini perhatian terhadap agama lebih besar ketimbang kurun sebelumnya, dan adakala minat dan perhatiannya kepada agama ini dilandasi kebutuhan langsung dan sosial.
4.      Psikologi Orang Tua.
Usia lanjut atau usia tua yaitu masa penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun hingga mati, yang di tandai dengan adanya pergantian yang bersifat fisik dan psikologis yang kian menurun.[8]
Adapun tanda-tanda jiwa atau perilaku insan dalam ruang lingkup lain, dibahas oleh psikolog-psikolog yang lebih bersifat khusus, yang secara ilmiah mendasarkan pada hasil inovasi-inovasi empiris antara lain:
a.       Psikologi mencar ilmu
b.      Psikologi industry
c.       Psikologi dewasa
d.      Psikologi pendidikan
e.       Psikologi klinis
f.       Psikologi sosial
g.      Psikologi lingkungan
h.      Dan lain-lain.
Faedah mudah mempelajari psikologi pertumbuhan yang dapat dikemukakan disini antara lain:
a.       Untuk mengerti garis besar, acuan lazim kemajuan, dan perkembangan anak pada tiap-tiap fasenya.
b.      Dapat menimbulkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama bawah umur, dewasa, dengan penuh perhatian terhadap mereka baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
c.       Dapat mengarahkan seseorang untuk berbuat dan bertingkah yang selaras tingkat pertumbuhan orang lain.
d.      Khususnya bagi pendidik dapat mengerti dan menawarkan bimbingan kepada anak didiknya, sehingga proses pendidikan akan berjalan dengan sukses dalam mencapai tujuannya. [9]
D.    Tujuan Psikologi Perkembangan
Menurut Mussen, canger dan Kagan, dewasa ini psikologi pertumbuhan lebih menitikberatkan pada usaha-usaha mengenali alasannya adalah-karena yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan insan, sehingga menimbulkan perubahan-pergantian. Oleh alasannya itu tujuan psikologi perkembangan mencakup:
1.      Memberikan, mengukur dan menandakan pergeseran dalam tingkah laris serta kesanggupan yang sedang meningkat sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
2.      Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau kala pertumbuhan tertentu.
3.      Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berlawanan.
4.      Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, sepeti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dan lain-lain.
Sementara itu Elizabeth B. Hurlock menyebutkan enam tujuan psikologi perkembangan akil balig cukup akal ini, ialah:
1.      Menemukan perubahan-pergeseran apakah yang terjadi pada usia yang umum dan yang khas dalam penampilan, perilaku, minat, dan tujuan dari masing-masing era pertumbuhan.
2.      Menemukan kapan pergeseran-pergeseran itu terjadi.
3.      Menemukan karena-sebabnya.
4.      Menemukan bagaimana pergantian itu mensugesti perilaku.
5.      Menemukan mampu atau tidaknya perubahan-perubahan itu diramalkan.
6.      Menemukan apakah perubahan itu bersifat perorangan atau universal.[10]
E.     Ayat dan Kandungan
1.      QS. An Nahl:70
“Allah menciptakanmu, kemudian mewafatkanmu; dan di antara kau ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), semoga beliau tidak mengenali lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Mahakuasa.” (QS. an-Nahl: 70)
Allah Ta’ala mengumumkan perihal perlakuan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya, dan Dialah yang sudah menciptakan mereka dari tiada, dan setelah itu Dia mematikan mereka. Ada sebagian dari mereka yang Dia biarkan hidup sampai usia bau tanah, yang berada dalam keadan lemah, sebagaimana yank difirmankan oleh Allah Ta’ala yang artinya: “Allah, Dialah yang menciptakanmu dari kadaan lemah, kemudian Dia menimbulkan (kau) sehabis keadaan lemah itu menjadi kuat,” dan ayat seterusnya. (QS. Ar-Ruum: 54)
Telah diriwayatkan dari `Ali ra, yang dimaksud dengan ardzalul `umur (umur yang paling lemah) adalah tujuh puluh lima tahun. Pada umur tersebut kekuatannya melemah, pikun, jelek hafalan, dan sedikit pengetahuan.
Oleh karena itu, Dia berfirman: likailaa ya’usang ya’lama ba’da ‘ilmin syai-an (“Supaya dia tidak mengenali lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya.”) Maksudnya, sehabis sebelumnya beliau mengetahui, menjadi tidak mengetahui lagi sesuatu pun, yakni berupa kekurangan dan kepikunan. Oleh sebab itu, saat menafsirkan ayat ini, al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah pernah berdo’a: “Aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, malas, abad tua, umur yang paling lemah, adzab kubur, fitnah Dajjal, fitnah kehidupan dan fitnah maut.”
Kandungan QS. An-nahl (16): 78
2.      QS An Nahl : 78
وَ اللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَ جَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَ الْأَبْصارَ وَ الْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam kondisi tidak mengenali sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, pandangan dan hati, agar kau bersyukur.”
Kandungan ayat surah tersebut bahwa Allah SWT menginformasikan terhadap insan bahwa setiap insan itu dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan tidak cendekia wawasan.Kemudian Allah SWT memberi insan telinga, penglihatan, dan hati ( qalbu) sebagai alat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Agar insan sadar bahwa kesempurnaan fisik dan panca indera yang dimilikinya itu dapat dipergunakan untuk mengabdi kepada Allah SWT, sehingga mereka mau bersyukur kepada-Nya.
Maksud ayat ini yaitu, Allah mengajari kalian apa yang sebelumnya tidak kalian pahami, adalah setelah Allah mengeluarkan dari perut ibu kalian tanpa memahami dan mengetahi sesuatu apa pun. Allah mengkaruniakan terhadap kalian nalar untuk memahami dan membedakan antara yang bagus dan yang jelek. Allah membuka mata kalian untuk melihat apa yang tidak kalian lihat sebelumnya, dan memberi kalian telinga untuk mendengar suara- suara sehingga sebagian dari kalian mengerti perbincangan kalian, serta memberi kalian mata utuk melihat aneka macam sosok, sehingga kalian dapat saling mengenal dan membedakan. وَالأفْئِدَةَ tujuannya yaitu hati yang kalian gunakan untuk mengenal segala sesuatu, merekamnya dan memikirkannya sehingga kalian memahaminya.[11]
            Lafadz لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ  ‘’semoga kamu bersyukur’’, maksudnya ialah kami berbuat demikian pada kalian, maka bersyukurlah kalian kepada Allah atas hal-hal yang dikaruniakan-Nya kepada kalian, bukan bersyukur kepada tuhan-tuhan dan tandingannya. Janganlah kalian menimbulkan sekutu-sekutu bagi Allah dalam bersyukur, alasannya Allah tidak memiliki sekutu dalam melimpahkan lezat-nikmatnya kepada kalian.
Pada Q.S. An Nahl : 78 dijelaskan bahwa manusia dikala dilahirkan pertama kali awalnya tidak memahami apa-apa, dan kondisinya sungguh lemah sehingga membutuhkan orang lain untuk menolongnya seperti dokter, bidan, perawat, dan orang tua kita. Pada ayat tersebut Allah memastikan bahwa sejak insan lahir telah dibekali tiga kesanggupan dasar, yaitu pendengaran, pandangan, dan hati nurani. Ketiga bekal tersebut supaya manusia mampu mengembangkan sesuai dengan isyarat Allah dalam Al Qur’an sehingga akan dapat menjadi manusia yang tepat yang mampu mengemban  tugas selaku khalifah di bumi dengan baik.[12]
Manusia akan menjadi beriman dan berilmu dikala mereka bisa mencar ilmu melalui tiga bekal tersebut sehingga dapat menangkap berita-info di luar dirinya untuk mampu dikembangkan yakni, membaca melalui pandangan, mendengar lewat indera pendengaran, dan merasa melalui hati.
3.      QS Al Hajj: 5
يا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ في‏ رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْناكُمْ مِنْ تُرابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَ غَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَ نُقِرُّ فِي الْأَرْحامِ ما نَشاءُ إِلى‏ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلاً ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَ مِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَ مِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلى‏ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئاً وَ تَرَى الْأَرْضَ هامِدَةً فَإِذا أَنْزَلْنا عَلَيْهَا الْماءَ اهْتَزَّتْ وَ رَبَتْ وَ أَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ
Artinya:
Hai insan, jika kau dalam keraguan ihwal kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menyebabkan kau dari tanah, lalu dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, semoga Kami jelaskan terhadap kau dan Kami menetapkan dalam rahim, apa yang Kami harapkan hingga waktu yang telah diputuskan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, lalu (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah terhadap kedewasaan, dan di antara kau ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, semoga Dia tidak mengenali lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kau Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam berkembang-tumbuhan yang indah..
Surah al-Hajj  Ayat 5 menjelaskan ihwal proses penciptaan, kematian, dan kebangkitan sehabis mati. Pertama, Kata (نطفة) artinya  setetes membasahi. Banyak versi yang menjelaskan makna Nudfah.  Al-marghi memakani dengan air laki-laki atau Mani. Dr.Nadiah Thayyarah. Berargumen, Istilah nuthfah juga disebut untuk air laki-laki dan air wanita. Nuthfah ini menngandung spermatozoa pada lai-laki dan mengandung sel telur pada wanita. Rasulullah bersabda, “wahai Yahudi, dari kedua air manusia diciptakan, dari nuthfah laki-laki dan perempuan.”jadi air wanita  juga bisa disebt dangan nuthfah, tetapi tidak disebut mani. Oleh sebab itu, mani haya disebut untuk laki-laki, dan tidak untuk wanita.[13]
Kedua,  علقة berasal dari kata علق yang beberapa artinya yaitu gumpalan darah yang membeku dan sesuatu yang bergantung atau berdempet di dinding rahim.,  Ketiga مضغه segumpal darah seukuran mampu dikunyah. Keempat , مخلّقة yag mempunyai arti penciptaan. Proses penciptaan yang berkesinambungan mulai peleburan, mendaging, sehingga membentuk janin yang tepat dan menunggu kurun kelahiran. Kelima  طفل adalah “anak kecil atau bayi”. Bentuk lafadz ini tungga. Walaupun redaksi ini ditunjukkan terhadap jamak. Karena ayat ini menggamrkan setiap anak kecil yang beru lahir yakni ” Bayi”., Keenam   أرذل berasal dari kata رذل yang artinya sesuatu sesuatu yang hina atau rendah. Lafad ini dalam ayat condong berakma usia yang sungguh bau tanah dan sudah tidak mempunyai produktifitas lagi. Ketujuh, هامدة memiliki arti suatu kondisi antara hidup dan mati. Kedelapan, زوج  dalam ayat ini berarti aneka tumbuhan, atau pasangan. Pasangan-pasangan bagi flora.[14]
Ayat lima mampu diketahui dari dua segi. Sisi Pertama yakni awal penciptaan, selesai dunia, dan kejadian sesudanya (Kronologi penciptaan makhluk hidup, baik Tumbuhan, Hewan, ataupun insan). salah satu yang diyakini bahwa manusia akan mati.  Dari mereka ada yang meninggal pada usia muda dan ada pula yang masih diberi kesempatan hidup hingga tua bau tanah. Lalu, pada sebuah kurun yang tidak dimengerti Ciptaan-Nya, Allah Akan menghidupkan mereka kembali dengan alam yang berlawanan.
Allah, Dialah yang membuat kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kondisi lemah itu menjadi besar lengan berkuasa, kemudian Dia mengakibatkan (kau) sehabis berpengaruh itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang diharapkan-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.
Allah Swt. mengingatkan (insan) akan fase-fase yang sudah dilaluinya dalam penciptaannya, dari suatu kondisi terhadap keadaan yang lain. Asal awalnya insan itu berasal dari tanah liat, kemudian dari air mani, lalu menjadi ‘alaqah, lalu menjadi segumpal daging, lalu menjadi tulang yang dilapisi dengan daging, kemudian ditiupkan roh ke dalam tubuhnya.
Setelah itu beliau dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan lemah, kecil, dan tidak berkekuatan. Kemudian menjadi besar bertahap hingga menjadi anak, sesudah itu berusia balig dan periode puber, lalu menjadi perjaka. Inilah yang dimaksud dengan keadaan besar lengan berkuasa setelah lemah.
Al Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, Allah menyebutkan tahapan-tahapan ini semoga manusia mengambil pelajaran darinya. Tahapan lemah pertama ialah nutfah, atau bisa juga ketika manusia baru lahir dan memasuki kala kanak-kanak. Lalu lalu, ia mengakibatkan sehabis era kelemahan itu, kurun kekuatan, yaitu abad muda. Lalu setelahnya, insan akan memasuki periode lemah yang kedua, adalah periode tua.
Sedangkan Ibnu Katsir menyebutkan tahapan hidup manusia mulai dari tercipta menjadi tanah hingga risikonya seseorang melemah kesanggupan dan keinginannya, dan sifat-sifat fisik dan mentalnya berubah. Yang demikian itu ialah penciptaan Allah; Dia berkehendak dan berbuat terhadap hamba-Nya dengan kehendak-Nya, dan Dia adalah Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Berkehendak.
4.      Qs. Ar Rum:54
ٱللهُ الَّذي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفاً وَ شَيْبَةً يَخْلُقُ ما يَشاءُ وَ هُوَ الْعَليمُ الْقَديرُ
Artinya: Allah-lah yang membuat kau dari kondisi lemah, kemudian Dia menyebabkan (kau) sesudah keadaan lemah itu menjadi berpengaruh, lalu Dia menyebabkan (kau) setelah berpengaruh itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang diharapkan-Nya dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.
Allah subhanahu wata’ala membuat fase kuat bagi manusia, berada di antara dua fase kelemahan. Maka jikalau kurun lemah yang pertama telah berlalu, maka seseorang akan menjalani kala kuatnya sampai sempurna perkembangannya selaku seorang insan, kemudian Allah kembalikan seseorang itu ke kurun lemah, yakni periode tua.
Dan periode besar lengan berkuasa yang dimaksud di ayat ini adalah masa muda. Masa muda ialah kala di mana seorang manusia mempunyai potensi dan tenaga, serta semangat yang amat menggebu. Ia juga ialah masa kemajuan menuju sempurna, hingga kesannya Allah kembalikan jasad kita ke kurun lemah setelahnya.
Kemudian mulailah berkurang dan menua, lalu menjadi manusia yang lanjut usia dan memasuki usia pikun; dan inilah yang dimaksud kondisi lemah setelah berpengaruh. Di fase ini seseorang mulai lemah keinginannya, gerak, dan kekuatannya; rambutnya putih beruban, sifat-sifat lahiriah dan batinnya berganti pula.
Imam Ahmad menyampaikan, sudah menceritakan terhadap kami Waki’, dari Fudail dan Yazid. Keduanya mengatakan, sudah menceritakan kepada kami Fudail ibnu Marzuq, dari Atiyyah Al-Aufi yang menyampaikan bahwa ia membacakan kepada Ibnu Umar firman Allah Swt.: Allah, Dialah yang membuat kamu dari kondisi lemah, lalu Dia mengakibatkan (kamu) sesudah kondisi lemah itu menjadi besar lengan berkuasa, kemudian Dia menyebabkan (kamu) setelah besar lengan berkuasa
itu lemah (kembali). (Ar-Rum: 54) Ibnu Umar membacakan pula firman-Nya: Allah, Dialah yang membuat kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menimbulkan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi besar lengan berkuasa, lalu Dia menimbulkan (kau) sesudah kuat itu lemah(kembali). (Ar-Rum: 54)
Kemudian Ibnu Umar berkata, “Aku mencar ilmu dari Rasulullah Saw. ayat ini sebagaimana yang kamu bacakan kepadaku, dan aku menerimanya dari dia sebagaimana aku menerimanya darimu.”
Imam Abu Daud dan Imam Turmuzi meriwayatkannya pula yang dinilai oleh Imam Turmuzi selaku hadis hasan, melalui hadis Fudail dengan sanad yang sama. Imam Abu Daud meriwayatkannya lewat hadis Abdullah ibnu Jabir, dari Atiyyah, dari Abu Sa’id dengan lafaz yang semisal.
5.      Qs Gafir: 67
هُوَ الَّذي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلاً ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخاً وَ مِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَ لِتَبْلُغُوا أَجَلاً مُسَمًّى وَ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Artinya: Dialah yang menciptakan kau dari tanah kemudian dari setetes mani, setelah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kau selaku seorang anak, lalu (kamu dibiarkan hidup) semoga kamu hingga terhadap era (cukup umur), kemudian (dibiarkan kau hidup lagi) sampai bau tanah, di antara kau ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) semoga kau sampai terhadap maut yang diputuskan dan supaya kau memahami(nya).
Tafsir Ghafir Ayat 67 (model Jalalain)
(Dialah Yang menciptakan kalian dari tanah) yang menciptakan bapak moyang kalian yaitu Nabi Adam dari tanah liat (lalu dari setetes nuthfah) ialah air mani (setelah itu dari segumpal darah) yaitu dari kental (lalu dikeluarkan-Nya kalian sebagai seorang anak) lafal Thiflan sekalipun bentuknya mufrad atau tunggal, berarti jamak (kemudian) dibiarkan-Nya kalian hidup (biar kalian hingga kepada periode sampaumur) kurun sempurnanya kekuatan kalian, yakni di antara umur tiga puluh sampai dengan empat puluh tahun (lalu -dibiarkan-Nya kalian hidup- sampai renta) dapat dibaca Syuyuukhan atau Syiyuukhan (di antara kalian ada yang diwafatkan sebelum itu) sebelum dewasa dan sebelum mencapai usia bau tanah. Dia melaksanakan hal tersebut kepada kalian semoga kalian hidup (dan biar kalian hingga pada maut yang ditentukan) yaitu waktu yang sudah dibataskan bagi hidup kalian (dan supaya kalian mengetahui) bukti-bukti yang memberikan keesaan-Nya, kemudian kalian beriman terhadap-Nya.
Tafsir dan Penjelasan Tambahan
Allahlah yang menciptakan kalian, wahai anak Adam, dari tanah. Dari tanah itu Dia membuat nutfah yang kemudian Dia ubah juga menjadi ‘alaqah. Setelah itu Dia mengeluarkan kalian dari perut ibu-ibu kalian dalam bentuk bayi. Selanjutnya, adakalanya Dia memanjangkan umur kalian, hingga mencapai kesempurnaan fisik dan daya pikir, atau memanjangkannya lagi sampai meraih usia lanjut, dan adakalanya kalian dimatikan sebelum mencapai usia muda, atau renta. Allah menciptakan kalian dengan cara mirip itu agar kalian sampai pada suatu waktu tertentu, ialah hari kebangkitan, dan agar kalian mempertimbangkan pesan tersirat dan pelajaran yang dapat dipetik dari penciptaan kalian melalui fase-fase mirip itu(1). (1) Pengertian nuthfah, ‘alaqah dan mudlghah yang terdapat dalam surat al-Sajdah: 7, 8 dan 9; al-Mu’minûn: 12, 13 dan 14; Ghâfir: 67; dan al-Hajj: 5, yaitu selaku berikut. Kata nuthfah mengandung beberapa arti, di antaranya yakni ‘sperma’. Bahkan, dalam ayat 37 surat al-Qiyâmah, pengertian kata nuthfah lebih sempit lagi: ‘bagian dari sperma’.
Ilmu wawasan modern menunjukan bahwa bab dimaksud adalah spermatozoa yang terdapat di dalam sperma pria. Spermatozoa itulah yang membuahi sel telur. Kata ‘alaqah, dari segi etimologi, mengandung arti ‘darah kental’ atau ‘darah encer yang berwarna sangat merah’. Tetapi, bila dilihat dari perspektif ilmu pengetahuan, kata ‘alaqah bermakna ‘sel-sel janin yang melekat pada dinding rahim sesudah terjadi pembuahan spermatozoa terhadap ovum’. Sel-sel itu pada awalnya ialah satu, lalu terpecah menjadi beberapa sel yang kian usang makin kian banyak, lalu bergerak ke arah dinding rahim dan karam, untuk berikutnya menyebabkan pendarahan di sekitarnya.
Sedangkan kata mudlghah memiliki arti janin yang telah melalui fase ‘alaqah, yakni sehabis sel-sel janin itu menempel dan menyebar pada dinding rahim secara acak dan diselimuti selaput. Fase mudlghah ini berlangsung beberapa pekan untuk selanjutnya memasuki fase ‘izham. Mudlghah itu sendiri, secara garis besar, terdiri atas sel-sel berbentuk manusia yang kelak menjadi janin, dan sel-sel yang tidak berupa insan yang melapisi sel-sel pertama tadi. Sel-sel kedua ini bertugas melindungi bakal janin dan memberi suplai masakan. Terakhir, kata ‘izhâm mempunyai arti ‘tulang’. Akhir-selesai ini, dunia geneologi menerangkan bahwa pusat pembentukan tulang terdapat di lapisan tengah sel mudlghah, yakni fase sebelum ‘izhâm. Dengan demikian, sel tulang memiliki sentra pembentukan tersendiri yang terpisah dari sel-sel pembentukan otot.
6.      Qs. Yasin: 68
وَ مَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلا يَعْقِلُونَ
Artinya:Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya pasti Kami kembalikan beliau kepada insiden(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?
Tafsir Yasin Ayat 68 (versi Jalalain)
(Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya) adalah diperpanjang ajalnya (pasti ia Kami kembalikan) menurut qiraat yang lain tidak dibaca Nunakkis-hu melainkan Nunkis-hu yang berasal dari Mashdar At-Tankiis, adalah mengembalikannya (kepada kejadiannya) sehingga sesudah dia besar lengan berkuasa dan muda kemudian menjadi tua dan lemah kembali. (Maka apakah mereka tidak mempertimbangkan?) bahu-membahu Dzat Yang Maha Kuasa memperbuat demikian, berkuasa pula untuk membangkitkan hidup kembali, oleh karenanya mereka kemudian mau beriman terhadap-Nya. Menurut qiraat yang lain lafal Ya’qiluuna dibaca Ta’qiluuna dengan menggunakan huruf Ta.
Tafsir dan Penjelasan Tambahan
Barangsiapa yang Kami panjangkan usianya, Kami akan mengembalikannya dari berpengaruh menjadi lemah. Tidakkah mereka berpikir akan kekuasaan Kami melaksanakan hal itu sehingga mereka menyadari bahwa dunia ini hanyalah ediaman yang fana dan darul baka merupakan daerah yang infinit?(1). (1) Hal itu terjadi alasannya kehidupan manusia mengalami tiga fase, ialah fase pertumbuhan, fase kematangan dan fase atrofi atau penyusutan. Seseorang akan memasuki kurun tua ketika pada dirinya mulai terjadi penyusutan parenkim di ginjal, jantung, kelenjar gondok dan pankreas. Itu semua mempunyai peranan dalam menciptakan seluruh tubuh menjadi lemah. Pembuluh nadi pun, saat itu, mulai mengalami pengerasan dan penyusutan.
Dengan demikian, darah yang mengalir ke seluruh bab badan pun berkurang. Akibatnya badan menjadi kian lemah. Di antara penyebab ketuaan yang lain ialah bahwa daya perusak lebih berpengaruh dibandingkan dengan daya pembangun (metabolisme) badan. Hal itu dimungkinkan alasannya adalah semua sel pada tubuh mengalami pergantian terus menerus, kecuali sel otak dan urat saraf tulang belakang yang tidak pernah mengalami pergantian sepanjang hidup. Jika jumlah sel baru sama dengan jumlah sel yang mati, maka tidak akan terjadi apa-apa pada tubuh.
Tetapi jikalau jumlah sel yang mati lebih banyak dibandingkan dengan sel gres pada bagian badan mana saja, maka bagian tubuh itu akan mengalami penyusutan. Atas dasar itu, semakin bertambah usia seseorang, jumlah selnya yang mati pun semakin banyak. Pada gilirannya akan terjadi penambahan degradasi sel yang mengakibatkan penyusutan secara umum.
Jumlah pertambahan sel-sel gres itu sendiri berbeda dari satu jaringan ke jaringan lain. Jaringan yang tampak, seperti kulit yang menyelimuti badan dan selaput dalam susukan pencernaan serta kanal-susukan kelenjar mengalami penyusutan lebih banyak seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Dan itu ialah penyebab eksklusif terjadinya ketuaan.
F.      Model Pendekatan Konseling dalam Perkembangan Psikis Manusia
Model pendekatan psikologi dalam kemajuan insan yang dapat diketahui :[15]
1.      Pendekatan Melalui Cross Sectional
Yang dimaksud dengan pendekatan cross sectional ialah suatu pendekatan yang dipakai untuk melakukan sebuah observasi kepada beberapa kalangan atau jumlah anak dalam rentang waktu yang cukup singkat.
Pendekatan ini  dilaksanakan bagi tingkatan golongan orang dari usia yang berlainan-beda. Kelompok – tersebut berlawanan bila dibandingkan dalam hal variable terikat, seperti IQ, memori, korelasi teman sebaya, kedekatan bersama orang tua, pergeseran hormone, dan lain sebagainya.
Keuntungan paling penting dalam pendekatan ini ialah  para peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menunggu mengenali setiap individu berkembang.
Dan sisi kelemahannya adalah  tidak menunjukkan informasi tentang bagaimana seorang individu berganti atau wacana stabilitas karakteristiknya. Model lain seperti acuan pendekatan holistik dalam psikologi.
2.      Pendekatan Longitudinal
Salah satu contoh model pendekatan psikologi dalam kemajuan manusia yakni pendekatan longitudinal. Merupakan pendekatan dalam observasi yang dijalankan dengan cara menyelidiki anak dalam kurun waktu yang lama, mirip mengamati seseorang anak selama kala perkembangan mulai dari kanak – kanak hingga usia remaja. Beberapa macam pendekatan dalam psikologi dan kelebihan dan kelemahannya antara lain:
a.       Contoh lebih minim, sehingga memungkinkan untuk melaksanakan analisa kepada kemajuan dan kemajuan setiap orang.
b.      Mengetahui gangguan dan hambatan dalam kemajuan, baik secara pribadi maupu dalam golongan.
c.       Memungkinkan melaksanakan evaluasi terhadap relasi kepada proses pertumbuhan, baik aspek kematangan serta pengalaman seseorang, karena data yang didapat dari anak yang sama.
d.      Menganalisa imbas dari lingkungan kepada pergantian tingkah laku dan kepribadian seseorang.
Sedangkan kelemahannya yakni :
a.       Memerlukan waktu yang yang lama dan biaya yang besar.
b.      Memerlukan jumlah peneliti yang tidak sedikit yang berpengalaman berlainan.
c.       Bisa jadi terjadi kendala pada dikala observasi mirip pasien yang pindah lokasi atau meninggal dunia.
3.      Pendekatan Sekuensial Kombinasi
Yaitu suatu pendekatan antara kros-sektional dan pendekatan longitudinal. Pendekatan ini mulai dengan studi kros-sektional yang meliputi individu dari usia yang berlainan – beda. Jangka waktunya mampu memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun sehabis pengukuran awal.
Individu yang sama akan diuji lagi dan ini ialah faktor dari longitudinal. Kelompok gres pada masing-masing tingkat ditambahkan pada waktu selanjutnya untuk menertibkan pergantian yang gugur dari studi atau observasi.
Pendekatan sekuensial ini sangat berkhasiat, utamanya dalam menguji efek yang kotor. Beberapa versi pendekatan psikologi dalam pengembangan diri secara lazim.
4.      Pendekatan Cross Cultural
Model pendekatan psikologi dalam perkembangan manusia selanjutnya yakni pendekatan cross cultural ialah suatu pendekatan dalam observasi yang memikirkan aspek lingkungan atau kebudayaan yang besar lengan berkuasa kepada kemajuan anak.
Sebuah pendekatan yang dijalankan terhadap kelompok-kelompok yang berlainan latar belakang kebudayaanya, baik lewat percobaan, maupun tes dengan pengumpulan data seperti observasi,wawancara dan pengumpulan data lainya. Dimana data tersebut untuk diolah dan dianalisa persamaan dan letak perbedaannya.
Dengan demikian pendekatan lintas-budaya (cross-cultural) mengecek urutan-urutan dalam kemajuan, tahapan dalam kemajuan. Serta apakah norma yang universal berlaku pada suatu kalangan keturunan tertentu, mampu diselidiki dengan latar belakang budaya yang  berlainan. Contoh berikut ini pendekatan kognitif dalam panduan konselingdan penjelasannya.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Psikologi pertumbuhan menurut Islam memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembangan pada umumnya, adalah proses kemajuan dan pergeseran manusia. kalau psikologi perkembangan menghalangi penelitiannya dari konsepsi sampai kematian, maka lewat studi literatur keagamaan, dapat memperluas ruang lingkup penelitiannya pada kehidupan yang bersifat transedental, termasuk kehidupan sesudah mati.
Juga secara mendasar menatap insan sesuai dengan citranya selaku khalifah Allah di muka bumi, seperti yang dijelaskan dalam Quran dan hadist. Jadi psikologi kemajuan menurut Islam ialah kajian atas proses perkembangan dan pergantian manusia yang menjadikan Alquran dan Hadist selaku landasan berpikirnya.
Seiring berjalannya waktu kehidupan, insan senantiasa mengalami perkembangan. Baik fisik maupun spiritual. Perkembangan  fisik itu sendiri di tandai dengan bertambah dan berkembangnya sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ badan, serta sistem badan insan. Sedangkan pertumbuhan spiritual di tandai dengan berkembangnya emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
B.     Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari masih ada kelemahan baik bahan maupun penulisan. Kaprikornus kami menyarankan agar pembaca makalah ini membaca referensi dari buku-buku lain untuk melengkapi atau memperbesar pengetahuan di bidang psikologi kemajuan manusia. Saran dari semua pihak akan kami kumpulkan untuk memberi semangat dan acuan dalam penulisan makalah kami yang berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA
Al Alquran Terjemahan
Ahmadi, Abu dan Shaleh Munawar, Psikologi Perkembangan Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007.
Muchow, H.H. jugend und Zeitsgest. Hamburg: Rowoholt: 1962.
Sastropoetro, Pendapat publik, Pendapat Umum, dan Disiplin dalam Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial, Bandung: Remadja Karya, 1987.
Sobur, Alex, Psikologi lazim, Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Yusuf, Syamsu LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.
Thalib Syamsu Bachri, Psikologi pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,Jakarta : Kencana Prenadamedia Group, 2010.

  Kata-Kata Galau Duka Karena Putus Cinta, Quotes Patah Hati Kecewa Alasannya Dihianati

[1] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 1.

[2] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), 15.

[3] Desmita, Op.Cit., 4.

[4] Abu Ahmadi dan Munawar Shaleh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), 3-4.

[5] Komunikasi Sosial (Bandung: Remadja Karya, 1987), 117.

[6] Alex Sobur, Psikologi umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 40-41.

[7] Muchow, H.H. jugend und Zeitsgest. Hamburg: Rowoholt: 1962.

[8] Ibid

[9] Abu Ahmadi dan Munawar Shaleh, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), 8-9.

[10] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 10.

[11] Margiono, dkk, Pendidikan Agama Islam 1, Jakarta: Yudhistira, 2007, h.12

[12] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (16), Jakarta:Pustaka Azzam, 2009, h.248-249

[13] Thayyarah, Nadiah,Buku Pintar Sains dalam al-Qur’an mengetahui Mu’jizat ilmiah Firman Allah, terj. Arifin, M.Zaenal, (Jakarta: Zaman, 2013) hal.187.

[14]  Shihab. M. Quraish,Tafsir al-Mishbah Pesan, kesan, dan Keserasian al-Qur’an,(Jakarta: Lentera Hati, 2002, vol. 8), h. 156-158. Lihat juga pada Bakr, Abu Bahru. Terjemahtafsir al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Putra Toha, 1993 vol 17),h.148-149

[15] Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif (Jakarta : Kencana Prenadamedia Group,2010),41.