Makalah Perihal Biografi Usman Bin Affan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Islam ialah agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga membawa bangsa Arab dari era keterbelakangan, kolot dan lainnya menjadi bangsa yang maju dan terkenal hingga kini ini. Pada era perkembangannya, Islam mengalami berulang kali perubahan khalifah untuk meneruskan perjuangan menegakkan agama Allah, walaupun ada beberapa tahapan-tahapan pemerintahan yang ada, Islam mengalami perkembangan dan juga mengalami kemunduran. Akan namun hal ini tidak menyurutkan Islam berkembang dan dianut oleh banyak manusia di wajah bumi ini. Setelah Nabi wafat maka dakwah Islamiyah diteruskan oleh Khulafaurrasyidin, yaitu sahabat-sobat Nabi yang di pandang bijaksana, dapat mempimpin jalannya pemerintahan dan mampu menawarkan pengarahan terhadap dakwah Islam, meneruskan dakwah Rasulullah untuk berbagi agama Allah.
Di antara sobat-sobat Rasulullah yang diangkat menjadi khalifah ada 4 orang, adalah yang pertama Abu Bakar As-Sidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan yang terakhir ialah Ali bin Abi Thalib. Setelah sebelumnya telah dibahas mengenahi khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab, maka kali ini akan dibahas mengenai khalifah Utsman bin Affan.
Pada era pemerintahan beliau, bangsa Arab berada pada posisi permulaan zaman pergeseran. Hal ini ditandai dengan perputaran dan percepatan pertumbuhan ekonomi disebabkan pemikiran kekayaan negeri-negeri Islam ke tanah Arab seiring dengan makin meluasnya daerah yang tersentuh syiar agama.
Pada manajemen pemerintahannya Utsman menempatkan beberapa anggota keluarga dekatnya menduduki jabatan publik strategis. Hal ini mengakibatkan penilaian untuk menekankan sudah terjadinya proses dan motif nepotisme dalam langkah-langkah Utsman tersebut. Pada sisi lain Khalifah dituduh selaku koruptor dan nepotis dalam perkara derma dana khumus (seperlima harta dari rampasan perang) kepada Abdullah Bin Sa’ad Bin Abu Sarah, kepada Mirwan bin Al Hakkam, dan terhadap Al Harits Bin Al Hakam.
Dengan beberapa kebijakan itulah sehingga banyak golongan yang menilai kepemimpinan khalifah berbau nepotisme yang kemudian meningkat melaksanakan langkah konspirasi untuk menjatuhkan khalifah Utsman bin Affan, sampai akibatnya sampai pada tahap pembunuhan.
B.     Rumusan Masalah
Adapun  rumusan masalahnya yakni :
1.      Bagaimana biografi Usman Bin Affan?
2.      Bagaimana keutamaan Usman Bin Affan?
3.      Bagaimana prestasi Usman Bin Affan?
4.      Bagaimana proses pengangkatan Usman Bin Affan?
C.    Tujuan Penulisan
Adapun  rumusan masalahnya yaitu :
1.      Untuk mengetahui  biografi Usman Bin Affan
2.      Untuk mengetahui  keutamaan Usman Bin Affan
3.      Untuk mengenali  prestasi Usman Bin Affan
4.      Untuk mengenali  proses pengangkatan Usman Bin Affan
BAB II
PEMBAHASAN
A.            Biografi Khalifah Utsman bin Affan
Nama ia ialah Usman bin Affan bin Abil’Ash bin Umayyah bin Abdisy Syams bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Luay bin Gholib. Nasab dia bertemu dengan Rosulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam pada kakek ke lima yaitu Abdul Manaf dari jalur ayahnya. Beliau menisbatkan dirinya terhadap bani Umayyah, salah satu kabilah Quraisy.[1] Beliau dilahirkan di Thoif, sebagian pendapat ada yang menyampaikan di Mekah. Beliau lahir pada tahun 567 M, yaitu enam tahun setelah tahun gajah, ia lebih muda dari Rosul SAW selisih enam tahun. Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Robi’ah bin Hubaib bin ‘Abdi syams bin ‘Abdi Manaf . Beliau berkembang diatas budbahasa yang mulia dan perangai yang baik. Beliau sangat pemalu, higienis jiwa dan suci lisannya, sangat etika, pendiam dan tidak pernah menyakiti orang lain. Beliau suka ketenangan dan tidak senang keramaian, kebisingan, pertikaian, teriakan keras. Dan ia rela mengorbankan nyawanya demi untuk menjauhi hal-hal tersebut. Dan alasannya adalah kebaikan adat dan mu’amalahnya, dia dicintai oleh Quraisy, Nama panggilannya Abu Abdullah dan diberi gelar Dzunnurrain (yang memiliki dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian alasannya beliau menikahi dua putri rasulullah ialah: Roqqoyah dan Ummu Kultsum. Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata ; Sekiranya kami punya anak wanita yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu. Dari pernikahannya dengan Ruqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak hingga besar anaknya meninggal dikala berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah. Beliau wafat pada tahun 35 Hijriah berumur 82 tahun. Menjabat sebagai khalifah ketiga selama 12 tahun.
Beliau memiliki 9 anak laki-laki yakni Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Uban, Said dan Abdul Muluk dan 6 anak wanita[2]. Utsman bin’Affan Radhiyallahu‘anhu hidup ditengah orang-orang musyrikin Quraisy yang menyembah berhala-berhala, tetapi dia tidak menggemari kesyirikan, animisme dinamisme serta budpekerti istiadat yang kotor. Beliau menjauhi segala bentuk kotoron jahiliyah yang mereka kerjakan, dia tidak pernah berzina, membunuh, ataupun meminum khamer. Perjuangannya dalam membela Islam tidak hanya dengan hartanya saja. Tapi juga raga dan nyawanya. Beliau sungguh bahagia mengeluarkan hartanya demi kepentingan Islam. Hingga pernah mengantarkan setengah pasukan ke medan perang dengan hartanya. Pernah mendermakan 300 unta dan 50 kuda tunggangan.[3] Begitu juga mendermakan 1000 dinar yang diserahkan pribadi terhadap Rasulullah. Rasulullah pun berkata; “Apa yang diperbuat pada hari ini, Utsman tidak akan merugi (di alam baka)” (HR.Tirmidhi). Pada waktu orang-orang membutuhkan air untuk keperluan dirinya dan hewan ternaknya, Utsman berbelanja sumber mata air dari Raimah,[4]seorang Yahudi, untuk diwakafkan kepada lazim. Mengenai kedermawannya, Abu Hurairah berkata; “Utsman bin Affan telah berbelanja nirwana dari Rasulullah dua kali; pertama ketika mendermakan hartanya untuk mengantarkan pasukan ke medan perang. Kedua saat berbelanja sumber air (dari Raimah)” (HR.Tirmidhi).
Beliau tergolong 10 orang yang dikabarkan akan masuk nirwana. Dalam menjalani hidupnya, beliau sangat takut dengan azab dan siksa Allah. Hingga suatu dikala berkata; Sekiranya diriku berada di antara surga dan neraka dan saya tidak tahu mana diantara dua itu saya akan masuk, pasti aku akan pilih menjadi abu sebelum aku tahu ke mana aku dimasukkan. Rasulullah pernah mengkabarkan bahwa dirinya tergolong ahli surga alasannya adalah sabar dan tawakal menghadapi ujian dan derita dari Allah. Begitu fitnah yang menimpa dirinya hingga kesannya terbunuh secara kejam dan dholim. Pada waktu perang Uhud, ia bangun bersama Rasulullah, Abu Bakar dan Umar. Tiba-datang gunung itu bergetar, lalu Rasulullah berkata; Mohon jangan lari, tetap berada di Uhud. Jangan takut, kamu bersama nabi, Abu Bakar dan dua orang syahid (HR.Bukhori).
B.             Kebijakan dan Prestasi Utsman Ketika Menjabat Sebagai Khalifah
Masa kekhalifahan Utsman bin Affan ialah era yang paling sejahtera dan sejahtera. Ada yang menyebutkan dalam ceritanya sampai rakyatnya melakuakan haji berkali-kali. Bahkan seorang budak dijual sesuai berdasarkan berat timbangannya. Beliau adalah khalifah yang pertama kali melaksanakan perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) alasannya makin ramai umat Islam yang melaksanakan rukun Islam kelima (haji). Beliau mencetuskan wangsit polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili kasus. Hal ini belum pernah dilaksanakan oleh khalifah sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotthob lazimnya mengadili sebuah masalah di masjid. Pada masa Utsman khutbah Idul fitri dan Idul adha didahulukan sebelum sholat. Begitu juga adzhan pertama pada sholat Jum’at. Beliau memerintahkan umat Islam pada waktu itu untuk membangkitkan kembali tanah-tanah yang kosong untuk kepentingan pertanian. Pada kala Utsman juga, kekuatan Islam melebarkan perluasan. Untuk pertama kalinya, Islam mempunnyai armada bahari yang tangguh. Muawiyah bin Abu Sofyan yang menguasai kawasan Syria, Palestina dan Libanon membangun armada itu. Sekitar 1.700 kapal digunakan untuk mengembangkan wilayah ke pulau-pulau di Laut Tengah.
Adapun prestasi yang diperoleh selama ia menjadi Khalifah antara lain bagai berikut:[5]
1.                  Perluasan kawasan Islam
 Perlu diketahui bahwa setelah Kholifah Umar RA wafat ada beberapa tempat yang membelot terhadap pemerintahan Islam. Sebagaimana yang di lakukan oleh Yazdigard yang berusaha menghasut kembali penduduk Persia supaya melakukan perlawanan terhadap penguasa Islam, akan tetapi pemerintah Islam berhasil memusnahkan gerakan pemberontakan sekaligus melanjutkan perluasan ke negeri – negeri Persi yang lain, sehingga beberapa kota besar seperti Hisrof, Kabul, Turkistan jatuh pada kekuasaan Islam. Juga terdapat kawasan lain yang membelot dari pemerintahan Islam, mirip Khurosan dan Iskandaria, adapun Iskandaria bermula dari kedatangan kaisar Konstan II dari Roma Timur atau Bizantium yang menyerang Iskandaria dengan mendadak, sehingga pasukan Islam tidak mampu menguasai serangan . Panglima Abdullah bin Abi Sarroh yang menjadi wali di kawasan tersebut meminta pada kholifah Utsman untuk mengangkat kembali panglima ‘Amru bin ‘ash yang sudah di berhentikan untuk menanggulangi masalah di Iskandaria. Dan permintaan tersebut di kabulkan, disamping itu ,kholifah Utsman bin ‘Affan juga mewakilkan Salman Robi’ah Al-Baini untuk berdakwah ke Armenia. Ia berhasil mengajak kerjasama penduduk Armenia. Perluasan Islam memasuki Tunisia ( Afrika Utara ) di pimpin oleh Abdullah bin Sa’ad bin Abi Zarrah, yang mana Tunisia telah lama sebelumnya di kuasai Romawi. Tidak hanya itu saja pada ketika Syiria bergubernurkan Mu’awiyah, beliau sukses menguasai Asia kecil dan Cyprus. Dimasa pemerintahan Utsman, negeri – negeri yang telah masuk ke dalam kekuasaan Islam antara lain : Barqoh, Tripoli Barat, bagian selatan negeri Nubah, Armenia dan beberapa bab Thabaristan bahkan telah melampui sungai Jihun ( Amu Daria ), negeri Balkh ( Baktaria ) Hara, Kabul, Gaznah di Turkistan.
2.                  Pembentukan Armada laut Islam
Pembangunan angkatan laut bermula dari adanya planning Kholifah Utsman untuk mengirim pasukan ke Afrika, Mesir, Cyprus. Untuk hingga ke tempat tersebut mesti lewat lautan. Pada dikala itu, Muawiyah, gubernur di Syiria harus menghadapi serangan angkatan bahari Romawi di kawasan pesisir provinsinya. Untuk itu, dia mengajukan permohonan kepada khalifah Utsman untuk membangun angkatan maritim dan di kabulkan oleh kholifah. Itulah pembangunan armada yang pertama dalam sejarah Dunia Islam. Selain itu, keberangkatan pasukan ke Cyprus yang lewat lautan, juga ummat Islam biar membangun armada angkatan bahari. Pada saat itu pasukan di pimpin oleh Abdullah bin Qusay Al-Harisi yang di tunjuk selaku Amirul Bahr atau panglima angkatan maritim. Di samping itu, serangan yang di lakukan oleh bangsa Romawi ke Mesir melalui maritim, juga memaksa ummat Islam agar secepatnya mendirikan angkatan bahari. Bahkan pada tahun 646 M, bangsa Romawi telah menduduki Alexandria dengan penyerangan dari maritim. Atas perintah kholifah ‘Utsman, Amr bin Ash dapat mengalahkan bala tentara bangsa Romawi dengan armada bahari yang besar pada tahun 651 M di Mesir.
3.                  Kodifikasi al-Qur’an
Pemerintahan Islam makin meluas, beberapa negara telah di taklukkan dan para Qori’ pun tersebar di banyak sekali kawasan, sehingga perbedaan bacaan pun terjadi yang di akibatkan berbedanya qiro’at dari qori’ yang sampai pada mereka. Sebagian kaum muslimin tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut, karena perbedaan-perbedaan tersebut di sandarkan pada Rasul SAW. Sebagian yang lain khawatir akan mengakibatkan keraguan pada generasi berikutnya yang tidak eksklusif berjumpa Rasul SAW. Ketika terjadi pertempuran di Armenia dan Azarbaijan dengan masyarakatIrak, Hudzaifah melihat banyak perbedaan dalam bacaan al-Qur’an. Melihat hal tersebut beliau melaporkannya kepada kholifah Utsman. Para sobat cemas kalau perbedaan tersebut akan membawa perpecahan pada kaum muslimin. Mereka sepakat menyalin lembaran pertama yang sudah di lakukan oleh kholifah Abu Bakar yang di simpan oleh istri Rosul SAW, sayyidah Hafshoh RA. Dan menyatukan umat Islam dengan satu bacaan. Selanjutnya Kholifah ‘Utsman mengirim surat pada Sayyidah Hafsoh semoga mengantarkan lembaran-lembaran yang bertuliskan al-Qur’an, lalu Sayyidah Hafshoh mengirimkannya terhadap kholifah Utsma. Kholifah ‘Utsman memerintahkan para sobat antara lain ; Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair,  Sa’ad bin Al-‘Ash, dan Abdurrohman bin Harits bin Hisyam,untuk menyalin mushaf . Kholifah ‘Utsman berpesan kalau anda berbeda pendapat wacana hal al-Qur’an maka catatlah dengan ucapan ekspresi Quraisy karena al-Qur’an diturunkan di Quraisy. Setelah mereka menyalin ke dalam beberapa mushaf, kholifah ‘Utsman mengembalikan lembaran mushaf orisinil kepada Sayyidah Hafshoh.Selanjutnya dia mengembangkan mushaf yang telah di salinnya ke seluruh daerah dan memerintahkan semoga semua bentuk lembaran mushaf yang lain di bakar. Mushaf ditulis sebanyak lima buah, empat buah di kirimkan ke tempat-kawasan Islam agar di salin kembali , satu buah di simpan di Madinah untuk Kholifah ‘Utsman sendiri dan mushaf ini di sebut mushaf al-Imam atau mushaf ‘Utsmani.
Dengan demikian mampu di simpulkan bahwa motif pengumpulan mushaf oleh Kholifah Abu Bakar dan Kholifah ‘Utsman berbeda. Pengumpulan mushaf yang di kerjakan oleh Kholifah Abu Bakar dikarenakan danya kegundahan akan hilangnya al-Qur’an alasannya banyak huffadz yang meninggal pada peperangan, sedangkan motif pengumpulan mushaf oleh Kholifah ‘Utsman dikarenakan banyaknya perbedaan bacaan yang di khawatirkan timbulnya perpecahan. 
C.            Periwayatan Hadits Pada Masa Utsman bin Affan
Secara umum, kebijakan pemerintahan Utsman ibn Affan perihal periwayatan tidak berlainan dengan apa yang sudah ditempuh oleh kedua khalifah sebelumnya. Namun, langkah yang dipraktekkan tidaklah setegas langkah khalifah Umar ibn al-Khattab. Dalam suatu peluang, Utsman meminta para teman agar tidak meriwayatkan hadits yang tidak mereka dengar pada zaman Abu Bakar dan Umar.[6] Namun pada dasarnya, periwayatan Hadits pada kurun pemerintahan ini lebih banyak dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Sehingga kala ini disebut dengan عصر إكثار رواية الحديث.
Keleluasaan periwayatan hadits tersebut juga disebabkan oleh karakteristik pribadi Utsman yang lebih lunak kalau daripada Umar Selain itu, kawasan kekuasaan Islam yang kian luas juga menyusahkan pemerintah untuk mengendalikan pembatasan riwayat secara maksimal.
Pada era ini juga belum ada usaha secara resmi untuk mengumpulkan hadist dalam suatu kitab halnya Al-Qur’an, hal ini disebabkan sebab:
1.         Agar tidak memalingkan perhatian umat Islam dalam mempelajari Al-Qur’an.
2.         Para sobat yang banyak mendapatkan hadist dari Rasul SAW telah tersebar ke banyak sekali tempat kekuasaan Islam.
Dalam perkembangannya, periwayatan hadits yang dijalankan para teman berciri pada 2 tipologi periwayatan.
1.         Dengan memakai lafal haduts orisinil, ialah berdasarkan lafal yang diterima dari Rasulullah.
2.         Hanya maknanya saja. Karena mereka sukar menghafal lafal redaksi hadits persis dengan yang disabdakan Nabi.
Pada masa pembatasan periwayatan, para sobat hanya meriwayatkan hadits jika ada persoalan aturan yang mendesak. Mereka tidak meriwayatkan hadits setiap saat, mirip dalam khutbah. Sedangkan pada kala pembanyakan periwayatan, banyak dari sahabat yang dengan sengaja mengembangkan hadits. Namun tetap dengan dalil dan saksi yang kuat. Bahkan bila diperlukan, mereka rela melaksanakan perjalanan jauh cuma untuk mencari kebenaran hadits yan diriwayatkannya.
D.         Pengangkatan Utsman Bin Affan , Sebagai Khalifah
            Seluruh kaum muslimin Anshor, Muhajirin, dan seluruh orang-orang yang ada di Madinah dimintai untuk hadir dalam majelis syuro yang di adakan pada sesudah sholat shubuh pada selesai bulan Dzulhijah 23 h, yang mana pada saat itu yang menjadi imam sholat shubuh yaitu Ar-Rumi. Abdurrahman bin Auf datang dengan menggunakan sorban derma dari Rasulullah, dan juga dihadiri beberapa pemimpin pasukan diantaranya : Muawiyah bin Abu Sufyan, Umar bin sa’ad, amir Homsh dan “Amr bin Al Ash yang kebetulan melaksanakan Haji bareng Umar dan mengikuti Umar ke Madinah. Ketika semuanya berkumpul Abdurrahman bin Auf membaca sahadat dan berkata : “Wahai Ali, sebetulnya saya telah mengamati masalah insan, saya melihat mereka tidak berpindah dari mendukung Utsman. Maka janganlah kamu bersedih akan hal itu, Lalu Abdurrahman bin Auf berkata kepada Utsman, “Aku membaiatmu di atas sunnah Allah dan Rasulnya dan kedua khalifah setelahnya., dan semua kaum Muslimin mengikuti langkah Abdurrahman bin Auf.
Ada beberapa Langkah yang dilaksanakan Abdurrahman bin Auf dalam musyawarah pemilihan khalifah :
·         Menyelenggarakan musyawarah bersama dengan majelis Syura dalam waktu yang sudah di memutuskan khalifah Umar. Dengan cara ini masing-masing anggota majelis syura dapat mengemukakan pertimbangan , arah dan tujuannnya
·         Mundur dari daftar khilafah agar terhindar dari praduga-praduga.
·         Berusaha mengetajui pendapat simpulan masing-masing anggota majelis syuro sehingga mirip pemilihan parsial yang di menangkan oleh Utsman dengan pinjaman bunyi dari Saad bin Abu Waqqash dan Zubairbin Al awwam
·         Berusaha mengetahui usulan masing-masing dua tokoh besar Utsman bin Affan daan Ali bin Abi Thalib.
·         Mengetahui usulan masyarakat di belakang majelis syuro, dari orang orang khusus  (para arif), penduduk awam, dan Kaum dhyafa.Yang jadinya dominan memilih Utsman.
Para sahabat Rasulullah dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka adalah Ahlussunnah wal jamaah besepakat bahwa Utsman bin Affan yakni orang yang paling berhak menjabat khalifah sehabis Umar bin Al khattab . tidak ada seorang pun yang menentang hal ini.
            Banyak Ulama dari kalangan andal hadits dan yang lain menukil Ijma’ tersebut antara lain:
-Apa yang diriwayatkan Ibnu Abi dengan sanadnya yang hingga pada Harits bin Madhrab , ia berkata , “ Aku pergi Haji pada abad khalifah Umar. Orang-orang tidak ragu bahwa kekhalifahan setelahya ialah untuk Utsman.
-Abu Nuaim Al Ashbahani meriwayatkan dengan sanadnya keada Abu Hudzaifah , beliau berkata : “ Sesungguhnya saya bangun bersama Umar lututku menjamah lututnya. Umar bertanya, “ Siapakah yang dipilih kaummu untuk menjadi pemimpin? “ Ia menjawab “ bantu-membantu kaummu untuk menjadi pemimpin” Ia menjawab : “Sesungguhnya orang-orang yang sudah menyerhkan persoalan mereka kepada Ibnu Affan.”
– Al Hafidz adz zahabi menukil daril Qadhi bahwa beliau berkata : “ Rasulullah wafat . Lalu kaum muslimin mengangkatAbu Bakar sebagai khalifah. Jika mereka mengenali bahwa ada seseorang yang lebih utma dari Abu Bakar ,Maka mereka sudah berbuat curang. Kemudian Abu Bakar mengangkat Umar sebagai kahlifah. Ia menegakkan kebenaran dan keadilan. Ketika ajalnay nyaris tiba , ia menetapkan enam orang untuk melaksanakan musyawarah. Mereka bersepakat untuk mengakibatkan Utsman selaku khalifah. Andaikala mereka mengenali ada yang lebih Utama darpada Utsman, merati mereka berbuat curang kepada kita.
            Nukilan-nukilan tersebut memberikan informasi terperinci bahwa keistimewaan Utsman bin Affan untuk menjadi Khalifah sudah masyhur di golongan para sobat Nabi sampai saat Utsman bin Affan masih hidup. Hal itu alasannya adalah mereka mengenali Nash-nash yang mengisyaratkan urutan kekhalifahan sehabis Nabi dan mereka mengenali bahwa Utsman  yakni orang yang paling utama secara mutlak sesudah Abu Bakar dan Umar.
E.             Keistimewaan Utsman bin Affan
“Orang yang paling penyayang di antara umatku adalah Abu Bakar, yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah ialah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling mengetahui ihwal halal dan haram yakni Muadz bin Jabal, yang paling hafal wacana Alquran adalah Ubay (bin Ka’ab), dan yang paling mengenali ilmu waris yakni Zaid bin Tsabit. Setiap umat mempunyai seorang yang terpercaya, dan orang yang terpercaya di golongan umatku adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya 3:184)
Utsman bin Affan, khalifah rasyid yang ketiga.
Ia dianggap sosok paling kontroversial dibanding tiga khalifah rasyid yang lain. Mengapa dianggap kontroversial? Karena ia dituduh seorang yang nepotisme, mengedepankan nasab dalam politiknya bukan kapasitas dan kapabilitas. Tentu saja hal itu tuduhan yang keji kepada dzu nurain, pemiliki dua cahaya, orang yang dinikahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan dua orang putrinya.
Pada kesempatan kali ini penulis tidak sedang merespon tuduhan-tuduhan terhadap ia. Penulis akan memaparkan keutamaan-keutamaan beliau yang bersumber dari ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya semoga kita waspada dan mawas diri dikala mendengar hal-hal negatif ihwal Utsman, kita lebih bisa mengontrol lisan kita dan berprasangka baik di hati kita.
1.      Nasab dan Sifat Fisikinya
Beliau yaitu Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu asy-Syam bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan (ath-Thabaqat al-Kubra, 3: 53).
Amirul mukminin, dzu nurain, telah berhijrah dua kali, dan suami dari dua orang putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibunya berjulukan Arwa binti Kuraiz bin Rabiah bin Hubaib bin Abdu asy-Syams dan neneknya berjulukan Ummu Hakim, Bidha binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah. Dari segi nasab, orang Quraisy satu ini mempunyai relasi yang sangat bersahabat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain sebagai keponakan Rasulullah, Utsman juga menjadi menantu Rasulullah dengan menikahi dua orang putri dia shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan keutamaan ini saja, sulit bagi seseorang untuk mencelanya, kecuali bagi mereka yang mempunyai kedengkian di hatinya. Seorang tokoh di masyarakat kita saja akan mencarikan orang yang terbaik menjadi suami anaknya, terlebih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentulah beliau akan menentukan orang yang terbaik untuk menjadi suami putrinya.
Utsman bin Affan tergolong di antara sepuluh orang sobat yang dijamin masuk surga, beliau juga menjadi enam orang anggota syura, dan salah seorang khalifah al-mahdiyin, yang diperintahkan untuk mengikuti sunahnya.
Utsman adalah seorang yang rupawan, lembut, memiliki janggut yang lebat, berperawakan sedang, mempunyai tulang persendirian yang besar, berbahu bidang, rambutnya lebat, dan bentuk mulutnya elok.
Az-Zuhri mengatakan, “Beliau bermuka rupawan, bentuk ekspresi manis, berbahu bidang, berdahi lebar, dan mempunyai telapak kaki yang lebar.”
Amirul mukminin Utsman bin Affan populer dengan akhlaknya yang mulia, sungguh pemalu, gemar memberi, dan terhormat. Terlalu panjang untuk mengisahkan kedermawanan dia pada potensi yang sempit ini. Untuk kehidupan akhirat, membantu orang lain, dan berderma seakan-akan hartanya seringan buah-buah kapuk yang terpecah lalu kapuknya terhembus angin yang kencang.
2.      Penduduk Surga Yang Hidup di Bumi
Dari Abu Musa al-Asy’ari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke suatu kebun dan memerintahkanku untuk mempertahankan pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang laki-laki untuk masuk, dia bersabda, “Izinkan beliau masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa dia masuk surga.” Ternyata laki-laki tersebut adalah Abu Bakar. Setelah itu tiba laki-laki lain meminta diizinkan masuk, dia bersabda, “Izinkan beliau masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa dia masuk surga.” Ternyata lelaki itu yakni Umar bin al-Khattab. Lalu tiba lagi seorang laki-laki meminta diizinkan masuk, dia melongo sejenak kemudian bersabda, “Izinkan beliau masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa beliau masuk surga disertai dengan cobaan yang menimpanya.” Ternyata laki-laki tersebut yaitu Utsman bin Affan.
3.      Kedudukan Utsman Dibanding Umat Islam Lainnya
Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya saya melihat bahwa saya di letakkan di suatu daun timbangan dan umatku ditaruh di sisi daun timbangan lainnya, ternyata aku lebih berat dari mereka. Kemudian ditaruh Abu Bakar di satu daun timbangan dan umatku diletakkan di segi yang yang lain, ternyata Abu Bakar lebih berat dari umatku. Setelah itu diletakkan Umar di suatu daun timbangan dan umatku diletakkan di segi yang yang lain, ternyata dia lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di suatu daun timbangan dan umatku diletakkan di segi yang lain, ternyata beliau lebih berat dari mereka.” (al-Ma’rifatu wa at-Tarikh, 3: 357).
Hadis yang serupa juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jalur Umar bin al-Khattab.
Hadis ini memperlihatkan kedudukan Abu Bakar, Umar, dan Utsman dibandingkan seluruh umat Nabi Muhammad lainnya. Seandainya orang-orang terbaik dari umat ini dikumpulkan, kemudian ditimbang dengan salah seorang dari tiga orang sahabat Nabi ini, niscaya timbangan mereka lebih berat dibanding seluruh orang-orang terbaik tersebut.
4.      Kabar Tentang Kekhalifahan dan Orang-orang Yang Akan Memberontaknya
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah pernah mewakilkan seseorang untuk memanggil Utsman. Ketika Utsman telah datang, Rasulullah menyambut kedatangannya. Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya, maka salah seorang dari kami menyambut kedatangan lainnya. Dan ucapan terakhir yang disampaikan Rasulullah sambil menepuk pundak Utsman adalah
“Wahai Utsman, gampang-mudahan Allah akan memakaikanmu suatu pakaian (mengamanahimu jabatan khalifah), dan jikalau orang-orang munafik ingin melepaskan pakaian tersebut, jangalah engkau lepaskan hingga engkau bertemu denganku (meninggal).” Beliau mengulangi ucapan ini tiga kali. (HR. Ahmad).
Dan jadinya perjumpaan yang disabdakan Rasulullah pun terjadi. Dari Abdullah bin Umar bahwa Utsman bin Affan berbicara di hadapan khalayak, “Aku bertemudengan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam di dalam mimpi, kemudian dia menyampaikan, ‘Wahai Utsman, berbukalah bareng kami’.” Maka pada pagi harinya dia berpuasa dan di hari itulah dia terbunuh. (HR. Hakim dalam Mustadrak, 3: 103).
Katsir bin ash-Shalat mengunjungi Utsman bin Affan dan berkata, “Amirul mukminin, keluarlah dan duduklah di teras depan semoga penduduk melihatmu. Jika engkau lakukan itu penduduk akan membelamu. Utsman tertawa kemudian berkata, ‘Wahai Katsir, semalam saya berkhayal seolah-olah aku berjumpa dengan Nabi Allah, Abu Bakar, dan Umar, kemudian dia bersabda, ‘Kembalilah, sebab besok engkau akan berbuka bareng kami’. Kemudian Utsman berkata, ‘Demi Allah, tidaklah matahari terbenam esok hari, kecuali saya sudah menjadi penghuni akhirat’.” (Ibnu Saad dalam ath-Thabaqat, 3: 75).


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada kala Khalifah Utsman bin Affan  Pembai’atan dirinya dijalankan lewat penyeleksian salah satu di antara 6 orang Ahlu Syuro yaitu Ali bin abi thalib, Utsman bin affan, Sa’at bin abi Waqosh, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwan dan Tholhah bin Ubaidillah , merupakan insiden pertama dalam sejarahkekhalifahan umat Islam. Khalifah Abu Bakar r.a. di­bai’at pribadi oleh kaum muslimin. Khalifah Umar bin Kha­ttab r.a. ditetapkan menurut wasiyat Kahlifah Abu Bakar r.a. Utsman bin Affan adalah khalifah ke 3 sesudah Umar bin Khattab. Saat dia menjadi khalifah usianya 70 tahun dan ia menjadi khalifah selama 12 tahun. Prestasi yang dicapai pada masa ini yaitu kodifikasi Mushaf Al-Qur’an, renovasi masjid Nabawi, pembentukan angkatan maritim, dan peluasan wilayah. Gaya kepemimpinanya Utsman bin affan dikenal selaku seorang pemimpin yang familier dan mhumanis.  Namun gaya kepimimpinan yang familier memiliki efek kurang baik, ialah hadirnya nepotisme.
B.     Saran
Kita mesti mempelajari perihal persoalan sejarah Islam, dimana kita harun mengenali kepemimpinan setelah Rasulullah, agar ilmu kita akan bertambah. Jika ada salah dalam penulisan kami mohon maaf, nasehat dan kritik sungguh kami butuhkan.


DAFTAR PUSTAKA
Abbas, N. Wahid, Suranto.2013.Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam.Surakarta:Tiga Serangkai.
Darsono, H. T.Ibrahim.2009.Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam.solo:Tiga Serangkai.
Murodi, H.2009.Sejarah Kebudayaan Islam Madraah Aliyah Kelas XII.Semarang:Toha Putra.
https://kisahmuslim.com/4066-keutamaan-utsman-bin-affan.html