Makalah Kemajuan Abad Pencoba

 

MAKALAH PERKEMBANGAN MASA PENCOBA

BY: SUCI, DKK.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan anak ialah segala pergeseran yang terjadi pada anak yang dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain faktor fisik (motorik). Perkembangan badan lewat kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf dan otot. Salah satu aspek penting pada proses pertumbuhan yakni kemajuan motorik bergairah yakni gerak tubuh memakai otot-otot besar atau sebagian besar dari seluruh anggota badan yang dipengaruhi oleh kematangan anak selaku awal dari kecerdasan dan emosi sosial anak khususnya anak toddler.

Banyaknya negara yang mengalami aneka macam dilema pertumbuhan anak mirip keterlambatan motorik, bahasa, sikap, autisme, dan hiperaktif. Angka peristiwa di Amerika Serikat bekisar 12-16%, Thailand 24%, Argentina 22%, dan Indonesia 13-18% . Perkembangan motorik bernafsu anak yang tidak optimal mampu menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam menyesuaikan diri. 

B. Rumusan Masalah

1.      Jelaskan penggertian periode pencoba?

2.      Bagaimana pertumbuhan fisik motorik dan bahasa?

3.      Bagaimana pertumbuhan bermain dan menggambar?

4.      Bagaimana pertumbuhan kognisi dan psikososial? 

C. Tujuan

1.      Mengetahui perihal kala pencoba.

2.      Memahami perkembangan fisik motorik, bahasa dan bermain.

3.      Memahami pertumbuhan menggambar, kognisi dan psikososial


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Pencoba

            Manusia ialah individu yang kehidupannya tidak pernah statis sejak beliau dilahirkan hingaa meninggal. Manusia senantiasa dinamis yang mengalami pergantian, baik yang bersifat evolutif, maupun involutif.

            Dalam konteks psikologi terdapat dua macam pergeseran pada diri manusia, ialah :

1. Pertumbuhan (Growth)

            Perubahan Kuantitatif sering disebut dengan perkembangan atau growth (Soemantri, 2005). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Monks, dkk. Bahwa kemajuan, khusus dimaksudkan untuk memperlihatkan bertambah besarnya ukuran tubuh dan fungsi fisik yang murni.

2. Perkembangan (Development)

            Perkembangan bahasa Inggris disebut development. Santrock (2011) mendefenisikan perkembangan merupakan sebuah contoh pergeseran yang dimulai sejak periode konsepsi dan berlanjut sepanjang kehidupan.

            Dalam abad pencoba ini, di kenal dengan selaku Toddler. Yang mana pada usia 1-3 tahun disebut selaku rentang era toddler. Pada era ini memiliki perbedaan dengan abad bayi, dimana seorang anak pada kala toddler telah mulai mengembangkan otonomi sejalan dengan kemampuannya untuk berbicara dan melaksanakan mobilitas. Meskipun demikian, anak kurun ini juga masih tetap memerlukan orangtua atau pengasuh untuk menawarkan lingkungan yang aman bagi mereka.

            Secara lazim, masa bayi merupakan kurun kehidupan pada usia 0-3 tahun. Namunm sela 2 ahad pertama sesudah kelahiran diistilahkan dengan periode bayi gres (neonatal, karena memiliki karakteristik tersendiri), sedangkan kurun bayi berlangsung pada usia 2 minggu setelah lahir hingga dengan usia 3 tahun dan perode tersingkat pada perkembangan. Pada abad ini pertumbuhan dan perubahan berlangsung pesat baik. Secara fisik maupun psikologis, dan ialah periode dasar pertumbuhan individu selanjutnya.

 

B. Perkembangan Fisik Motorik

            Motorik ialah kemajuan pengendalian gerak badan lewat aktivitas yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Keterampilan motorik dibedakan menjadi dua (Hurlock, 1980; Santrock, 2007) Motorik Kasar ialah gerakan otot-otot besar seperti gerakan menendang, menoleh, melempar, melompat, berlari, berjalan, dan seterusnya. Adapun gerak Motorik Halus ialah gerakan yang memakai otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu. Misalnya saja memakai jari. Contohnya gerakan menggenggam, menulis, memegang benda, dan lain-lain.

            Perkembangan motorik anak dalam pembahasan ini akan difokuskan pada perkembangan anak usia dibawah lima tahun atau disebut juga anak usia dini. Yang mana diawali pada usia 0-3 tahun yang perkembangannya cukup cepat, pertambahan berat tubuh yang perbandingannya cukup cepat, pertambahan berat tubuh yang perbandingannya sangat signifikan. Pada abad ini, anak belajar tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, dan berlangsung.

C. Perkembangan Bahasa

            Bahasa yang dimiliki anak yakni bahasa yang sudah dimiliki dari hasil pengolahan dan sudah berkembang. Anak sudah banyak mendapatkan masukan dan pengetahuan tentang bahasa ini dari lingkungank baik lingkungan keluarga, penduduk , juga lingkungan pergaulan sahabat sebaya, yang meningkat di dalam keluarga atau bahasa ibu.

            Selain itu, kemajuan bahasa anak juga di perkaya dan di lengkapi oleh lingkungan penduduk di mana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa, proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan di masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak mengikuti proses berguru di sekolah.

            Dalam usia 2-3 tahun, anak mampu menyebutkan sejumlah nama benda disekitarnya, Menggabungkan dua kata menjadi kalimat pendek, bisa berespon dari perintah, bisa bicara tentang periode yang kemudian, tahu nama-nama bab tubuhnya, bisa menyebutkan nama, usia, dan jenis kelamin, dan mampu menjawab pertanyaan sederhana tentang lingkungannya.

  Mind Mapping (Peta Pikiran)

D. Perkembangan Bermain

            Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa memikirkan hasil akhir dari permainan tersebut. Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada komponen paksaan atau tekanan dari luar atau keharusan.

            Rubin, Fein, dan Vanderberg (Upton, 2012) mengemukakan bahwa bermain dapat diartikan berdasarkakn keadaan tertentu, yaitu seperti adanya rasa aman, dan ramah, diketahui baik (objek dan orangnya), dan harus bebas dari rasa stres, lelah, dan lapar.

            Bermain merupakan salah satu aktivitas yang mengasyikkan yang dikerjakan demi kegiatan itu sendiri dengan banyak sekali fungsi dan bentuk (Santrock, 2012). Bermain yakni aktivitas khas yang menyenangkan, menyenangkan dan menjadikan kenikmatan dimana berlawanan dengan acara lain yang bersifat “serius” seperti bekerja atau mencar ilmu (Herman dkk., 2017).

            (Upton, 2012) menjelaskan bahwa terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang bermain, yaitu:

1. Teori bermain Psikolanalisis

            Pada teori ini, Freud menekankan pentingnya bermain dalam kehidupan social dan emosional. Teori ini meyakini bahwa bermain memungkinkan anak memiliki kemampuan atas objek-objek dan situasi sosial dengan memanipulasinya dalam permainan. Permainan memungkinkan anak untuk membuat puas harapan dan hasrat yang tidak mungkin dipenuhi dalam kenyataan.

2. Teori bermain Kognitif

            Teori ini digambarkan oleh Piaget lewat tiga tahapan bermain. Tahapan ini terdiri dari hal yang sederhana hingga kompleks, ialah :

a)      Permainan fungsional melibatkan gerakan sederhana dan berulang yang tidak perlu membangun realitas dengan cara simbolik.

b)      Permainan konstruktif melibatkan manipulasi objek fisik untuk membangun atau menonstruksi sesuatu.

c)      Permainan drama timbul dalam tahap propesional dan dijalankan saat anak mengubah suasana atau objek imajiner dengan yang bahwasanya.

d)      Permainan dengan hukum muncul di pertengahan kala kanak-kanak.

E. Perkembangan menggambarkan 

           Seperti yang di nyatakan fpk dalam tujuan utama pendidikan untuk membentuk individu yang sebanding dari sergi emosi, rohani, jasmani, dan intelek. Oleh demikian, untuk memahami seorang individu aneka macam faktor perlu di perhatian dan di pahamipahami mirip fizikal nya, kognitifnya, sosial, emosionalnya dan agamanyaagamanya, dan jugak perhubungan dengan orang lain alasannya komponen – elemen inilah yang akan di pengaruhi pembentukan personaliti diri seseorang. 

           Sebagai pendidik kita perlu memahami sekurang – kurangnya secara lazim bagaimana kebolehan dan tingkah laris anak – anak latih terbentuknya. Usaha ini kita akan mengarahkan kita terhadap memahami bahwa setiap individu adalah berlainan. Selain dari pada itu kita perlu mengenal pasti kemungkinan – kemungkinan yang mau di bentuk sekiranya proses perkembangan individu anakanak tidak di laksanakan dengan sempurna dan betulnya. Ini menentukan proses perkembangan anak – anak didik berjalan dengan tanpa hambatan dan berkesan dan sesuai dengan matmalat kemajuan yang akan kita harapkan. Sebagai pemulaan kita bincangkan perkaitan dengan proses pertumbuhan yang bukan di lalu dengan penerima ajar namun oleh semua individu atau kita sendiri nya. 

       Ilmu psikolog pendidikan membincangkan tahap – tahap kemajuan  individu sehingga di lahirkan ke alam sampaumur. Berbagai teori dan desain di kemuka kan umtuk  menjelaskan bagaimana perkembangan itu berlaku. Sekurang – kurangnya 4 perkara utama pertumbuhan di bincangkan secara mendalam ialah : perkembangan kognitif, pertumbuhan fizikal atau tubuh tubuh, kemajuan sosial atau interaksi antara individu, kemajuan psikologikal. Perbincangan dan kefahaman berkenaan dengan persamaan – perdamaian yang wujud semasa berkembang dan besar nya. 

     Kita perlu melihat pertumbuhan dan kemajuan dalam 2 aspek yaitu perbedaan individu dan faktor yang menimbulkan mengapa perbedaan – perbedaan tersebut berlaku. Secara umumnya terdapat dua alasannya mengapa pengetahuan perihal hal – hal tersebut penting kepada kita sebagai seorang pendidik. 

1.      kita perlu mempunyai asas dalam memahami keterbagian di kelompok anak – anak didik. 

2.      Sebagai pendidik kita perlu mengetahui sesudah mana dan cara bagaimana kita boleh bantu mempengaruhi perkembangan tingkah laris akseptor asuh. 

F. Perkembangan Kognitif

Menurut Montessori, kognitif yakni segala Sesuatu yang bekerjasama dengan akal dan Kemampuan otak. Maka dari itu pembelajaran Montessori Lebih menekankan pada kemampuan indra-indra. Konsep Pembelajaran ini dijalankan dengan mata tertutup Kemudian bawah umur diminta untuk meraba aksara,Angka, benda bergairah-halus, panas dan acuh taacuh. Dengan Begitu stimulus yang pertama didapatkan adalah “rasa”.Rasa tersebut akan menuju otak untuk menytimulus pandangan baru Ide dan akal anak.

  Kultum/Ceramah Singkat Perihal Ibu

Menurut Piaget kognitif ialah seluruh perjalanan Perkembangan anak untuk membentuk kesanggupan Kognitifnya, mulai dari bayi hingga dewasa. Hal itu Tentunya melibatkan suatu denah penting dalam hidup.Skema yaitu langkah-langkah cerminan asumsi, hal ini terjadi Di masa bayi. Misalnya menghisap jempol, langkah-langkah Refleks kepada obyek atau mainan, denah mental adalah Tingkah laku yang berkembang saat kurun kanak-kanak.Semakin akil balig cukup akal, maka makin paham pula sketsa Dalam hidup yang mesti melibatkan beberapa hal mirip,Pemecahan problem dan banyak sekali seni manajemen dalam Menghadapi hidup. Tak cuma sketsa. Manusia akan Menjalani hal-hal Seperti asimilasi, akomodasi,Organisasi, keseimbangan (equilibrium) dan ekuilibrasi.

Menurut Vygotsk. Kognitif adalah proses berpikir Anak yang terjadi secara bertahap dengan dampak Stimulus dari luar. Vygotsky ialah pengagum Piaget. Walaupun oke dengan Piaget bahwa perkembangan Kognitif terjadi secara sedikit demi sedikit dan dicirikan dengan gaya Berpikir yang berbeda-beda, namun Vygotsky tidak setuju Dengan persepsi Piaget bahwa anak menjelajahi Dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas Batinnya sendiri.

Tahap Perkembangan Kognitif Piaget Jean Piaget (1896-1980) pakar psikologi dari Swiss. Ia adalah salah satu pakar dalam psikologi Perkembangan anak yang teori-teorinya menjadi pijakan Dalam kemajuan kognitif. Piaget menyatakan bahwa Anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif Mereka sendiri. Dari hal tersebut mampu ditarik Kesimpulan bahwa kognitif anak didapat dari stimulus Lingkungan sekitar. Perkembangan kognitif tidak mampu Didapat dengan cara berdiam diri. Dengan aktifnya anak Anak, orang bau tanah seharusnya tidak mengeluh, sebab Dengan mengeksplor lingkungan maka bawah umur akan Mendapatkan kesanggupan kognitif.

Teori Jean Piaget tentang pertumbuhan kognitif memperlihatkan kejelasan kembali ihwal kecerdasan,Pengetahuan dan kekerabatan anak dengan lingkungannya.Jean Piaget diketahui dengan teori pertumbuhan Intelektual yang menyeluruh, yang mencerminkan adanya Kekuatan antara fungsi biologi & psikologis. Bayi lahir Dengan refleks bawaan, sketsa dimodifikasi dan Digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih Kompleks. Pada kurun kanak-kanak, anak belum memiliki konsepsi wacana objek yang tetap. Ia hanya mampu mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya. Anak sudah mampu mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum mampu menghadapi hal-hal yang absurd (tak berwujud). Menurut Piaget ada beberapa tahap perihal perkembangan kognitif dan akan diterangkan berikut.

Skema Adalah daya pikir tiap individu dari bayi hingga remaja. Semakin cukup umur maka kita mempunyai skema dengan ciri masing-masing. Bagaimana orang menyelesaikan problem, berbicara, mengemudi mobil dan rancangan keadilan.

Asimilasi dan kemudahan. Asimilasi terjadi ketika anak-anak menggunakan skema yang telah dimiliki untuk mengatasi berita atau pengalaman baru. Akomodasi yakni penyesuaian denah-sketsa supaya sesuai untuk mengolah info dan pengalaman baru. Riset Piaget menjelaskan bahwa asimilasi dan fasilitas telah berfungsi sejak lahir, kian lama skema-bagan itu menjadi meluas seiring stimulus dalam hidup seperti mencicipi cinta, emosi, mencar ilmu berjalan dan lain sebagainya.

Organisasi. Menurut Piaget ialah pengelompokan sikap-sikap dan pemikiran yang terpisah ke dalam system dengan tingkatan yang lebih tinggi. Anak-anak. Akan mengorganisasikan pengalamannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki. Contohnya dikala belum dewasa mengerti cara memakai alat tulis, bawah umur akan mengorganisasikan pengetahuannya, sehingga beliau menggambar.

Periode Sensori motor (usia 0-2 tahun)

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman Diperoleh lewat fisik (gerakan anggota tubuh) dan Sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek Itu ada jika ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya dia mulai berupaya untuk mencari objek yang Asalnya terlihat lalu menghilang dari Pandangannya, asal perpindahannya terlihat. Akhir dari Tahap ini beliau mulai mencari objek yang hilang kalau benda Tersebut tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai Terpisah dari dirinya dan bersama-sama dengan itu desain Objek dalam struktur kognitifnya pun mulai dibilang Matang. Ia mulai bisa untuk melambungkan objek Fisik ke dalam simbol-simbol, contohnya mulai bisa Berbicara meniru bunyi kendaraan, bunyi binatang, dll.

Periode Praoperasional (usia 2-7 tahun)

Tahap ini ialah Tahap persiapan untuk Pengorganisasian operasi positif. Pada tahap ini Pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada Pengalaman positif daripada aliran logis, sehingga Jika beliau melihat objek-ojek yang kelihatannya berlawanan, Maka dia mengatakanya berlawanan pula. Pada tahap ini anak Masih Berada pada tahap pra-operasional belum Memahami konsep kekekalan (conservation), adalah Kekekalan panjang, kekekalan bahan, luas, dll. Selain Dari itu, ciri-ciri anak pada tahap ini belum mengetahui Dan belum dapat memikirkan dua faktor atau lebih secara Bersamaan. 

Periode Operasional Konkret (usia 7-11 tahun)

Kekekalan, kemampuan Pada lazimnya anak-anak pada tahap ini telah Memahami operasi logis dengan perlindungan benda-benda Konkret. Kemampuan ini terwujud dalam mengetahui Konsep Untuk Mengklasifikasikan dan serasi, bisa memandang Suatu objek dari sudut pandang yang berlainan secara Objektif. Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk Menggunakan pemikiran nalar, tetapi cuma objek fisik Yang ada ketika ini (alasannya itu disebut tahap operasional Konkret).

  Karakteristik Perkembangan Emosi Dan Sosial Anak Usia Taman Kanak-Kanak

 

Periode Operasional Formal (usia 11 tahun sampai Dewasa)

Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan Penalaran dengan menggunakan hal-hal yang absurd dan Menggunakan akal. Penggunaan benda-benda aktual.Tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus Berhadapan dengan objek atau kejadian berlangsung.

Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya sudah mampu hanya dengan memakai simbol-simbol, ide-wangsit, Astraksi dan generalisasi. Ia sudah memiliki kesanggupan Kemampuan untuk melaksanakan operasi-operasi yang Menyatakan relasi di antara kekerabatan-hubungan, Memahami rancangan penawaran khusus. 

G. Perkembangan Psikososial

Psikososial yakni perumpamaan yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara keadaan sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya. Dari katanya, ungkapan psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Contohnya, korelasi antara panik yang dimiliki seseorang (psikologis) kepada bagaimana cara dia berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosialnya. Pendekatan psikososial melihat pada individu dalam konteks ihwal kombinasi pengaruh antara aspek psikologi dengan lingkungan sosial sekitar individu terhadap kesejahteraan fisik dan mental serta kemampuan individu untuk berfungsi.

Menurut Erikson, kemajuan kepribadian seseorang berasal dari pengalaman sosial sepanjang hidupnya sehingga disebut selaku kemajuan psikososial Perkembangan ini sungguh besar mensugesti mutu ego seseorang secara sadar. Identitas ego ini akan terus berganti sebab pengalaman baru dan informasi yang diperoleh dari interaksi sehari-hari dengan orang lain. Selain identitas ego, kompetisi akan memotivasi perkembangan perilaku dan langkah-langkah. Secara sederhananya, apabila seseorang ditangani dengan baik, maka beliau akan mempunyai kekuatan dan mutu ego yang baik pula. Namun, kalau penanganan ini dikontrol dengan buruk, maka yang hendak timbul yakni perasaan tidak mampu Erik Erikson mempunyai iman yang serupa seperti Sigmund Freud. la percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang terjadi dalam serangkaian tahapan.

Teori ini tidak seperti teori Freud wacana tahapan psikoseksual, teori pertumbuhan psikososial ini menggambarkan imbas dari pengalaman sosial di seluruh umur. Erikson terpesona pada bagaimana interaksi dan relasi sosial berperan dalam pengembangan dan perkembangan manusia.

Setiap tahapan dalam teori Erikson dibangun menurut tahapan sebelumnya dan membuka jalan untuk abad pengembangan berikutnya. Dalam setiap tahup. Erikson yakin bahwa orang mengalami pertentangan yang berfungsi sebagai titik balik dalam kemajuan. Dalam persepsi Erikson, pertentangan ini berpusat pada baik pertumbuhan kualitas psikologis atau kegagalan untuk mengembangkan mutu tersebut. Selama masa ini, individu mempunyai kesempatanpertumbuhan pribadi yang tinggi, tetapi juga mempunyai kesempatankegagalan. Jika individu yang bersangkutan berhasil mengatasi konfliknya, maka muncul tahapan kekuatan psikologis yang hendak menolongnya sepanjang hidup. Jika in gagal untuk bermasalah secara efektif dengan pertentangan ini, dia mungkin tidak berbagi kemampuan penting yang diperlukan untuk rasa diri yang berpengaruh.

Erikson juga memercayai bahwa rasa mampu memotivasi perilaku dan langkah-langkah. Setiap tahap dalam teori Erikson. Tiap tahap dalam teori Erikson prihatin/peduli kepada menjadi kompeten dalam kehidupan (being comptent). Apabila setiap tahap perkembangan mampu dilalui dengan baik maka individu yang bersangkutan akan memiliki perasaan manipu dimana perasaan ini didasarkan pada kekuatan atau mutu ego. Apabila tahapan ini dikelolah secara lemah, individu tersebut akan merasa ketidakseimbangan dalam aspek-spek perkembangannya.

BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Manusia merupakan individu yang kehidupannya tidak pernah statis sejak beliau dilahirkan hingaa meninggal. Manusia senantiasa dinamis yang mengalami pergantian, baik yang bersifat evolutif, maupun involutif. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh lewat acara yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Keterampilan motorik dibedakan menjadi dua . Motorik Kasar adalah gerakan otot-otot besar mirip gerakan menendang, menoleh, melempar, melompat, berlari, berjalan, dan seterusnya. Adapun gerak Motorik Halus yakni gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu. Misalnya saja menggunakan jari. Contohnya gerakan menggenggam, menulis, memegang benda, dan lain-lain

B.     Saran

Bacalah dengan cermat bab pendahuluan, semoga anda tahu persis apa yang menjadi alasan penulis menulis makalah ini. Baca sesecara sepintas pembahasan isi, supaya anda memperoleh citra secara keseluruhan. Lanjutkan dengan membaca bagian demi bab, tandai bagian-bagian yang penting dengan stabilo atau garis tebal bawahnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Jahja Yudrik, 2011.Psikologi Perkembangan. Jakarta : Prenamedia Group.

Daud Muh,dkk, 2021, Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: Kencana.

Indrijati Herdina,2016, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana.

Susanto Ahmad, 2012, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana.

Sulyandari Ari Kusuma, 2021, Perkembangan Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini, Indonesia: Guepedia

Baharuddin, 2017, Pendidikan & Psikologi Perkembangan, Jogjakarta : Ar-Ruzz

Christiana,1997, Perkembangan Anak, Jakarta : Kencana

Hidayah Rifa,2009, Psikologi Pengasuhan Anak. Malang : UIN Malang Press

Rahayu Siti,1970, Psikologi Perkembangan,Jogjakarta : UGM