Makalah Iktikad Etika Bakhil 2

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata budbahasa berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang artinya  perangi atau kebijaksanaan pekerti. Ukuran adat itu baik atau buruk yaitu motif  yang mendasari tindakan dan langkah-langkah dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik  berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul saw. Makara pengertian adat yaitu seseorang yang mengerti benar wacana segala sesuatu tindakannya cuma mengharap ridho Allah swt.
Akhlak ialah persoalan yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat dibilang berakhlak saat ia menerapkan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya. Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati, asumsi, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu kesatuan langkah-langkah dalam kehidupan. Sehingga bisa membedakan mana yang bagus dan tidak baik, mana yang buruk dan mana yang anggun dan hal ini muncul dari futrahnya sebagai manusia.
Hati nurani manusia senantiasa mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-anutan Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak senantiasa terjamin mampu berfungsi dengan baik karena imbas dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Sehingga mengakibatkan manusia sukar membedakan antara akhlak terpuji dan budpekerti tercela. Maka kami dalam makalah ini membicarakan perihal “materi budbahasa tercela tentang Bakhil”.
B.     Rumusan Masalah
Adapun Rumusan dalam makalah ini yaitu:
1.      Apa pemahaman Bakhil?
2.      Apa Ciri-Ciri Bakhil?
3.      Apa Dalil Mengenai bakhil?
4.      Bagaimana Perilaku orang bakhil?
5.      Apa Bahaya atau kerugian sikap Bakhil?
6.      Apa Hikmah Menghindari Bakhil?
7.      Bagaimana Cara Mengatasi Sikap bakhil?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Memahami dan menjelaskan pemahaman Bakhil.
2.      Memahami dan menerangkan Ciri-Ciri Bakhil.
3.      Memahami dan menjelaskan Dalil Mengenai bakhil.
4.      Memahami dan menerangkan Perilaku orang bakhil.
5.      Memahami dan menjelaskan Bahaya atau kerugian perilaku Bakhil.
6.      Memahami dan menerangkan Hikmah Menghindari Bakhil.
7.      Memahami dan menerangkan Cara Mengatasi Sikap bakhil.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bakhil
Menurut bahasa kata bakhil ialah al-Bakhil (البخل) adalah menahan sesuatu. Sedangkan berdasarkan ungkapan bukhl adalah tindakan seseorang menahan/ tidak memberikan sesuatu yang sebaiknya wajib diberikan terhadap orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib secara kepatutan menurut budbahasa.
Orang yang tidak mau mengeluarkan uang zakat, tidak memberi nafkah kepada keluarga disebut bakhil, alasannya secara agama zakat dan nafkah ialah wajib. Demikian juga orang kaya raya yang memberi nafkah yang sedikit kepada keluarganya, atau barang yang jelek berdasarkan penduduk tergolong orang bakhil.
Prilaku bakhil mirip ini muncul alasannya terlalu cinta terhadap dunia. Ia meyakini harta bendanyalah yang akan menyelamatkan di dunia maupun di darul baka. Padahal harta yang sesungguhnya yaitu harta yang ia sedekahkan terhadap orang lain. Harta yang cuma dinikmati sendiri akan lenyap seiring dengan hilangnya kenikmatan di dunia. Sedangkan harta yang disedekahkan akan baka nikmatnya kelak di alam baka.
Orang bakhil merasa sayang terhadap hartanya untuk diberikan kepada orang lain, terlebih berkorban demi kebahagiaan orang lain. Orang bakhil kadang keterlaluan, hingga kikir kepada kebutuhan dirinya sendiri, khawatir hartanya berkurang. Karena itu sungguh jelek di mata masyarakat prilaku orang kikir, sehingga dijauhi penduduk .
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa bakhil disebabkan sebab cinta dunia, sedangkan cinta dunia disebabkan karena dua hal, ialah; mengasihi kesenangan dunia, dan merasa bahagia terhadap harta di tangannya.
B.     Ciri-Ciri Bakhil
1.      Kikir kepada diri sendiri, contohnya tidak mau berbelanja pakaian yang baik dan elok, sedang yang dipakainya sudah buruk dan sobek, tidak mau membayar untuk mengobati diri sendiri.
2.      Kikir terhadap orang lain dan masyarakat, adalah tidak inginmemberi dan membantu famili, tetangga atau orang-orang yang terlantar.
3.      Kikir kepada agama, yaitu tidak inginmengeluarkan zakat dan nafkah keluarga. pada hal zakat dan nafkah keluarga itu wajib dilakukan. 
C.    Dalil Tentang Bakhil
Dalil naqli perihal bakhil selaku berikut ;
﴿وَ أَمَّا مَنْ بَخِلَ وَ اسْتَغْنى‏﴾﴿وَ كَذَّبَ بِالْحُسْنى‏﴾﴿فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرى‏﴾
﴿وَما يُغْني‏ عَنْهُ مالُهُ إِذا تَرَدَّى﴾
“dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sulit. dan hartanya tidak berguna baginya bila dia sudah binasa.” (QS. Al-Lail. 8-11)
Dalil yang lain:
﴿ها أَنْتُمْ هٰؤُلاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا في‏ سَبيلِ اللهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَ مَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّما يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَ اللهُ الْغَنِيُّ وَ أَنْتُمُ الْفُقَراءُ وَ إِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْماً غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثالَكُمْ
“Ingatlah, kau ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kau ada yang kikir, dan siapa yang kikir Sesungguhnya Dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepadaNya); dan jika kau berpaling niscaya Dia akan mengubah (kau) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan mirip kamu ini.” 
(QS.Muhammad: 38)
﴿إِنَّ الْإِنْسانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ﴾﴿وَ إِنَّهُ عَلى‏ ذٰلِكَ لَشَهيدٌ﴾﴿وَ إِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَديدٌ﴾
 “Sesungguhnya manusia itu sungguh ingkar, tidak berterima kasih terhadap Tuhannya. Dan bahwasanya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Dan bergotong-royong ia sungguh bakhil alasannya cintanya terhadap harta” [Al ‘Aadiyaat 6-8]
Allah Swt mencela orang-orang yang tak maumenginfakkan hartanya di jalan yang sudah diperintahkan Allah Swt, mirip untuk berbuat baik terhadap orang renta, kerabat karib, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang akrab, tetangga yang jauh, ibnu sabil dan hamba sahaya. Mereka pun tidak mengeluarkan hak Allah Swt yang terdapat dalam harta.
D.    Contoh Sifat kikir
Diantara gambaran kikir
1.      Meninggalkan infaq di jalan Allah.
Sebagimana Allah berfirman yang artinya: “Ingatlah kamu ini orang  – orang yang diajak orang yang kikir”(QS. Muhammad:38).
2.      Meninggalkan nafkah keluarga.
Dari Aisyah radhiyallah ‘anha , bahwa Hindun berkata pada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : “Sesungguhnya Abu Sufyan ialah laki-laki yang kikir, bolehkah atasku untuk mengambil dari hartanya sembunyi – sembunyi? Beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Ambillah untukmu dan anak – anakmu seperlunya dengan baik” (HR. Bukhari).
3.      Tidakengucapkan salam kepada sesama muslim.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:: “ Dan orang yang paling kikir yaitu kikir dari mengucapkan salam“(HR.Thabrani, shahih).
4.      Enggan menunaikan keharusan hartanya.
Seperti : membayarkan zakat hartanya alasannya takut berkurang. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “ Dan kalau anak adam diberi dua lembah dari emas, maka dia ingin mendapatkan lembah yang ketiga. Dan tidak ada yang bisa memenuhi perut anak adam kecuali dengan tanah, lalu Allah menerima taubat orang-orang yang ”. (HR.Bukhari).
E.     Sebab-sebab timbulnya sifat kikir
1.       Cinta dunia. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “ Sekali-kali janganlah demikian, bahu-membahu kau (hai insan), menyayangi kehidupan dunia dan meninggalkan (kehidupan ) akhirat” ( QS. Al-Qiyamah: 20-21).
2.       Tidak percaya akan apa-apa yang ada disisiNya. Allah berfirman yang artinya : “ Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak kami akan mempersiapkan baginya jalan yang susah”(QS. Al-Lail: 8-10).
3.       Lupa untuk intropeksi diri, serta melalaikan balasan-akhir dari perbuatan kikir.
F.     Akibat dari Bakhil
Bakhil tidak hanya menghadirkan kerugian di dunia semata, namun di darul baka pun orang bakhil akan mendapat azab alasannya kebakhilannyan tersebut. Di antara akhir yang ditimbulkan oleh bakhil ialah :
1.      Akan sulit mendapatkan kebahagiaan.
2.      Hina di hadapan orang lain.
3.      Orang yang bakhil akan tersiksa jiwanya, alasannya selalu menimbang-nimbang bagaimana cara semoga hartanya bertambah.
4.      Hartanya tidak berguna sebab cuma ditumpuk saja. Bahkan orang yang sangat bakhil tidak mau hartanya berkurang sedikit pun, walau sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri.
5.      Pada hari kiamat kelak, harta yang ditumpuknya akan dikalungkan di lehernya selaku balasan atas kebakhilannya.
6.      Harta yang ditumpuknya tidak bermanfaat sama sekali dihadapan Allah, melainkan hanya akan mendatangkan kerugian baginya.
7.      Kehancuran yang disebabkan pertempuran sesama manusia, selaku mana yang sudah menimpa umat-umat terdahulu.
G.    Kerugian Bakhil berdasarkan dalil
1.      Kesatu, Kerugian berupa miskin teman dan renggangnya kekerabatan relasi. Orang yang kikir akan dijauhi, alasannya adalah orang menilai tidak ada untungnya bergaul dengan orang yang kikir dan bakhil, bahkan sifat itu akan membinasakan dirinya dan orang lain. Nabi SAW bersabda, Jauhilah oleh kalian sifat kikir, alasannya sifat itulah yang membinasakan orang-orang sebelum kalian. Sifat kikir memerintahkan mereka berlaku zhalim, maka merekapun berlaku zhalim. Kikir menyuruh mereka memutus kekerabatan, merekapun memutusnya. (HR Abu Dawud)
Adalah Qais bin Saad bin Ubadah RA diketahui sebagai orang yang suka berderma. Suatu hari ia sakit, tetapi sobat-temannya tak kunjung menjenguknya. Beliau merasa ingin tau, lalu mencari tahu ihwal sebabnya. Hingga lalu diperoleh jawaban, bahwa mereka malu untuk datang karena masih punya tanggungan hutang terhadap dia. Beliau berkata, Alangkah buruknya harta yang menghalangi seseorang untuk menjenguk saudaranya. Lalu dia menyuruh untuk diumumkan bahwa siapapun yang mempunyai beban hutang kepada Qais, maka diputihkan dan dianggap lunas. Maka sore harinya daun pintunya rusak lantaran banyaknya orang yang menjenguk ia. Sungguh beruntung orang yang terhindar dari sifat kikir dan bakhil.
2.      Kedua: Sifat kikir mengakibatkan seseorang miskin pahala kebaikan.
Dan ini yang paling parah, alasannya adalah sifat ini menghancurkan kehendak dan motivasi akhirat, menjauhkan pemiliknya dari keberuntungan yang hakiki dan baka. Hasratnya cuma tertuju untuk dunia yang hina dan fana. Maka kelak, sebagai akhir bagi mereka, lihat ayat diatas at-Taubah: 35
3.      Ketiga :  Melahirkan sifat kemunafikan.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya : “ Maka setelah Allah memperlihatkan sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling dan  memanglah orang-orang yang senantiasa membelakangi (kebenaran), maka Allah menjadikan kemunafikan pada hati mereka hingga mereka menemui Allah”(QS. At-Taubah 76-77).
4.      Keempat :    Menimbulkan Kesengsaraan.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam : “ Beramallah, alasannya adalah setiap sesuatu akan dimudahkan kepada apa-apa yang diciptakan pada-Nya. Barangsiapa dari andal kesengsaraan maka dimudahkan bederma seperti amalan orang-orang yang sengsara “(HR. Bukhari).
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “ Maka apa-apa yang melampaui hajat manusia dan keluarganya, menahannya yakni suatu kejelekan. Jika ia enggan melaksanakan keharusan, maka beliau berhak menerima siksaan. Dan kalau enggan melaksanakan hal-hal sunah maka mampu meminimalkan pahalanya serta menghilangkan mashlahat dunia dan darul baka”. (Syarah shahih muslim oleh Imam Nawawi).
5.      Kelima.    Menimbulkan Kehancuran
Dari Jabir bin Abdillah radiyaallahu ‘anhu , Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam  bersabda: “Takutlah dari sifat kikir, alasannya kikir mampu menghancurkan apapun, sebelum kamu menenteng pada pertumpahan darah dan menghalalkan apa-apa  yang diharamkan “(HR.Muslim).
Al-Qadhi rahimahullah berkata: “ Kerusakan disini mampu mencakup dunia dan akhirat”. (Syarah shahih muslim oleh Nawawi)
6.      Keenam :    Mendapatkan kemurkaan Allah Ta’ala
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Tiga kelompok yang dibenci Allah: Orang tua yang berzina, orang bakhil dan orang yang sombong )”. (HR.Ibnu Hibban, sanadnya Jayyid).
7.      Ketujuh : Terhalang dari mendapat kenikmatan
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Dan tidaklah ada kaum yang menolak mengeluarkan uang zakat, kecuali Allah yang menghalangi turunnya hujan”. (HR.Al-Hakim, shahih).
8.      Kedelapan :    Menimbulkan kegundahan dan kekalutan
Kekikiran akan menyebabkan seseorang tenggelam dalam dosa dan kehinaan, baik kecil maupun besar, dzahir maupun batin, akan mendapat akhir dari perbuatannya di dunia sebelum akhirat. Allah berfirman yang artinya:“ Barangsiapa berpaling dari peringatanku, maka bahu-membahu baginya penghidupan yang sempit “(QS. Toha : 124).
Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “ Kekikiran menghalangi seseorang dari ditimpa kesempitan hati, jauh dari kelapangan dan kegembiraan, banyak ditimpa kecemasan dan kesedihan dan tidak ditolong untuk mampu memenuhi hajatnya.” (Al- Wabil As-sho’ib oleh Ibnu Qoyyim dan juga dalam kitabnya Zadul Ma’ad).
H.    Bahaya Sikap Bakhil/Kikir
Sudah menjadi fitrah manusia untuk mencari harta selama hidup di dunia. Setiap insan niscaya berusaha mencari harta untuk mencukupi diri dan keluarganya.
Begitu halnya dengan sifat kikir atau pelit. Sifat ini juga telah menjadi fitrah tersendiri bagi insan. Namun hanya sedikit sekali dari kita yang bisa menertibkan fitrah ini ke arah yang lebih dicintai oleh Allah.
Imam Ibnu Jauzi dalam kitabnya at-Thibbu ar-ruhi mendefinisikan kikir selaku sifat enggan menunaikan keharusan. Baik itu bersifat harta benda atau jasa.
Pada praktiknya, sifat kikir banyak ditemui dikala seseorang mimiliki kecukupan harta. Di ketika inilah manusia diuji untuk saling membuatkan.
Jika orang tersebut mempunyai keimanan yang besar lengan berkuasa, sudah tentu dia dengan gampang mengeluarkan hartanya untuk sesama. Namun jikalau tidak maka sifat kikir dan kegemaran menumpuk-numpuk harta sudah menguasai jiwanya.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Tidak ada penyakit (hati) yang lebih berbahaya dari sifat kikir.” Hadis ini dengan terperinci menerangkan bahwa penyakit kikir bukanlah penyakit yang biasa.
Setidaknya ada tiga ancaman besar dari penyakit kronis ini.
Pertama, kikir senantiasa menjadikan majikannya menjadi orang yang cinta terhadap dunia secara berlebihan.
Kedua, menetralisir sifat peduli kepada mereka yang tidak bisa dan membutuhkan.
Ketiga, sifat kikir menularkan perilaku kegemaran menimbun-nimbun harta.
Untuk itu Imam Ibnu Jauzi menawarkan beberapa obat penangkal dari sifat kikir. Pertama, selalu merenungi bahwa mereka yang tidak bisa juga masih merupakan kerabat kita. Karena manusia berasal dari nenek moyang yang sama yakni Adam as Kedua, mensyukuri atas segala kelebihan yang telah Allah beri. Wallahu a’lam
            Abu Bakar Siddiq menggambarkan tujuh ancaman kikir :
1.      Orang kikir akan meninggalkan hartanya itu pada ahli waris yang tidak bisa mengurusnya, sehingga harta itu akan dihambur-hamburkan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat.
2.      Harta yang ditinggalkan itu dirampas oleh pengusasa yang dzalim.
3.      Hartanya untuk melampiaskan harapan nafsu seksualnya hingga ludes.
4.      Hartanya dipergunakan untuk membangun sesuatu yang rapuh, lalu roboh.
5.      Hartanya habis alasannya adalah dicuri, terbakar atau sebab-karena lain.
6.      Hartanya yang tidak bermafaat itu semata-mata untuk ongkos berobat dirinya yg menderita penyakit kronis.
7.      Hartanya itu hilang alasannya ditanam di sebuah tempat yang beliau lupa tempat manakah itu
I.       Cara Menghindari Sikap Bakhil
Maka cara menyingkir dari sikap bakhil dengan cara antara lain;
1.       Sabar terhadap perilaku sederhana.
2.      Menerima terhadap apa yang dimiliki.
3.      Banyak mengingat mati, supaya tidak terlampau panjang angan-angannya.
4.      Merenungkan kepada orang-orang kaya yang meninggal, ternyata harta kekayaannya tidak dibawa tetapi ditinggal begitu saja dan dicicipi mahir warisnya yang belum pasti mengingatnya lagi.
5.      Merenungkan betapa buruknya prilaku orang-orang yang bakhil di sekitar kita.
6.      Merenungkan hadits yang mengecam prilaku bakhil dan memuji-muji prilaku senang memberi.
7.      Memahami bahwa maksud dan tujuan harta yaitu untuk memenuhi sekedar kebutuhan hidupnya, sisanya yakni untuk tabungan dirinya kelak di alam baka dengan cara disedekahkan. Dengan memperhatikan perilaku seperti ini, maka akan mudah bersikap gemar memberi sehingga terhindar dari sikap bakhil.
J.       Keutamaan Menghindari sikap bakhil
1.      Menjadi manusia bertaqwa
2.      Belajar biar lebih peduli sesama.
3.      Belajar biar senantiasa bersedekah
4.      Menjadi insan yang berguna bagi orang lain.
5.      Jaminan menjadi penghuni nirwana.
Yang justru jadi harta yang berguna bagi kita di alam baka nanti adalah harta yang kita belanjakan di jalan Allah atau disedekahkan. Harta tersebut akan jadi pahala yang risikonya adalah istana surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
“Berimanlah kamu terhadap Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah sudah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kau dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya mendapatkan pahala yang besar.” [Qs. Al Hadiid 7]
“Berlomba-lombalah kamu terhadap (menerima) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang diinginkan-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” [Qs. Al Hadiid 21]
K.     Cara Menyembuhkan Sifat Bakhil
Ada beberapa penawar dan terapi yang mampu menyembuhkan seseorang dari sifat kikir,
1.      Pertama: Menumbuhkan doktrin di dalam hati bahwa segala sesuatu itu milik Allah.
Kepunyaan Allah adalah segala yang ada di langit dan di bumi, dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. Ali Imron ayat 109,
Ketika seeorang sudah merasa bahwa segala sesuatu milik Allah maka ia tidak merasa mempunyai terhadap harta apapun, andai kata beliau diberi kelonggaran rezeki oleh Allah maka hatinya akan terdorong untuk bershodaqoh.
2.      Kedua: Banyak bersyukur atas lezat yang Allah berikan.
Sesungguhnya bila kamu bersyukur pasti kami akan menambah lezat kepadamu dan jikalau kau mengingkari (nikmat-Ku) maka sesunguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim 7)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa konsekwensinya jika seorang mensyukuri lezat Allah dengan menginfakan harta di jalan Allah. Maka Allah memberi embel-embel yang lebih baik, tetapi kalau mengingkarinya maka Allah akan mengambil harta itu, dan niscaya orang tersebut akan mengalami keperihan dan kesedihan sebagai azab yang diterimanya.
3.      Ketiga: Menghadirkan kemauan dan motivasi untuk bershadaqoh.
Cara menyembuhkan sifat kikir yang banyak direkomendasikan oleh Al-Quran dan Sunnah ialah dengan memberi dan mendermakan harta di jalan Allah. Perumpamaan orang-orang yang meninfakan hartanya di jalan Allah ialah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir pada setiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas karuni-Nya lagi Maha Mengetahui. Al Baqarah 261)
Dalam hadits dari Abu Hurairah RA, ia meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, Tiadalah tiba pagi hari yang dilalui seorang hamba Allah, melainkan ada dua malaikat turun. Salah satunya berdoa, Ya Allah berilah ganti (yang lebih baik) baik orang yang berderma. Sedangkan satu malaikat lagi berdoa, Ya Allah, timpakanlah kebangkrutan atas orang yang menahan pinjaman. (HR. Bukhari)
Memberi kadang-kadang disalah artikan, banyak yang masih berfikir bahwa memberi itu yakni menghabiskan apa yang ada. Ketika memberi diartikan dengan menghabiskan maka secara otomatis kita akan serba susah untuk mengeluarkan apa yang kita miliki. Tabiat manusia memang intinya ialah kikir mirip yang digambar dalam Al Alquran insan itu menurut tabiatnya kikir (QS. Al Israa 100), Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, alasannya takut membelanjakannya”. Dan ialah manusia itu sangat kikir“.QS. 128).
4.      Keempat: Meyakini apa yang diinfakkan niscaya akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik dan berlipat.
Dan Apa saja yang kamu infakkan, niscaya Dia (Allah) akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik mungkin..(QS. Saba: 39)
Dan istilah orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk ketekunan jiwa mereka, mirip suatu kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun mencukupi). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (QS. Al Baqarah : 265)
Demikian pula yang difirmankan-Nya dalam hadits qudsi: Berinfaklah wahai anak Adam, niscaya engkau akan diberi balasan/gantinya. (HR. Bukhari dan Muslim) Rasulullah SAW: Tidaklah sedekah itu akan menghemat harta (HR. Muslim)
5.      Kelima: Mewaspadai bisikan syaitan dan nafsu yang menakut-nakuti dengan kefakiran.
Setan selalu menakut-nakuti insan dengan kefakiran dan menyuruh untuk berbuat kikir, Allah berfirman, “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan memerintahkan kau berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah mengakibatkan untukmu ampunan ketimbang-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui. (QS. Al Baqoroh: 268)
6.      Keenam: Selalu berdoa untuk dihindarkan dari sifat kikir.
“Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu renta, dan sifat kikir. Dan saya juga berlindung terhadap-Mu dari siksa kubur serta tragedi kehidupan dan kematian).” (HR. Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706) (Abu Azzam)
Do’a tersebut ialah,
/Allahumma qinii syuhha nafsii, waj’alnii minal muflihiin/
“Ya Allah, hilangkanlah dariku sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah saya orang-orang yang mujur”
Do’a ini diambil dari firman Allah Ta’ala dalam surat Ath Taghabun ayat 16,
“Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang mujur”


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kikir atau bakhil yaitu tak maumengeluarkan harta yang sebaiknya mesti dikeluarkan, baik untuk dirinya, untuk kepentingan agama maupun untuk orang lain dan masyarakat. Tetapi hartanya itu tidak ada faedah baginya.
Kepentingan dirinya tidak dipenuhinya. kepentingan agama tidak dilaksanakannya, begitu pula kepentingan masyarakat tidak dipedulikannya. Sifat kikir itu yaitu sifat jelek dan amat dicela. terlebih kikir kepada kewajiban agama yang ialah pendurhakaan dan dosa terhadap Allah SWT. Orang yang kikir celaka hidupnya, di dunia tidak berbahagia dan di akhirat tidak akan masuk surga. maka jauhilah sifat kikir itu. belanjakanlah harta untuk keperluan yang semestinya. baik untuk jalan Allah maupun untuk jalan kebaikan. 
B.     Saran
Sebagai epilog dari makalah ini, tak luput pula kami ucapkan ribuan terima kasih pada semua rekan-rekan yang sudah banyak menolong dalam pembuatan makalah  ini. Di samping itu, masih banyak kelemahan serta jauh dari kata kesempurnaan,  tetapi kami semua sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pembutan makalah yang amat sederhana ini. Maka, dari pada itu . kami semua sangat berharap kepada semua rekan-rekan untuk memberi kritik atau sarannya, sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya mampu menjadi yang lebih baik, mirip yang kita kehendaki.


DAFTAR PUSTAKA
Al Alquran dan AL Hadis
Buku modul Al-Hikmah dogma adat kelas x semester I & II
Syaf Mahyudin, 1975. Pelajaran Akhlak. Bandung: Sulita Bandung.