Makalah Dasar-Dasar Akuntansi

 

1.1     Definisi Akuntansi

Akuntansi ialah kumpulan konsep dan teknik yang digunakan untuk mengukur

dan melaporkan isu keuangan dalam suatu unit usaha ekonomi.Akuntansi juga sering dianggap bahasa bisnis, dimana Informasi bisnis dikomunikasikan kepada stakeholders melalui laporan akuntansi.Proses Akuntansi meliputi kegiatan pengidentifikasian, pengukuran, penganalisaan,  pencatatan dan pengkomunikasian info keuangan.

1.2    Pengguna Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi dipakai oleh banyak pihak atau pengguna dengan masing-masing kepentingannya. Informasi yang dibuthkan oleh para pengguna laporan sungguh berlawanan tergantung dari kepentingan masing-masing,Para pengguna Informasi Akuntansi antara lain :

a.    Direktur atau pihak manajemen perusahaan

Manajemen memiliki tanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. Bagi manajemen, akuntansi memiliki peranan yang penting dalam hal :

  Melindungi harta perusahaan

  Penyusunan rencana kegiatan perusahaan di kala yang akan datang

  Pengukuran penghasilan perusahaan dalam periode waktu tertentu

  Pengawasan kegiatan perusahaan

b.    Investor ( Penanam modal)

Pihak Investor memakai Informasi laporan akuntansi untuk mengambil keputusan dalam hal berbelanja atau melepaskan saham investasinya.

c.     Kreditur atau Calon Kreditur

Kreditur yakni pihak yang memperlihatkan kredit (pinjaman) kepada perusahaan.

Kreditur berkepentingan terhadap keselamatan dana yang dipinjamkannya dan tingkat

penghasilan yang akan diperolehnya. Para Calon Kreditur perlu mengevaluasi laporan

akuntansi sebelum menetapkan untuk menunjukkan perlindungan

d.    Pemerintah

Pemerintah berkepentingan kepada  Informasi akuntansi untuk hal-hal sebagai berikut :

   Pembayaran pajak yang ditanggung perusahaan : Pajak Penghasilan Badan, maupun yang mesti dijumlah, dipungut, disetor dan dilaporkan oleh perusahaan seperti pajak Penghasilan Karyawan.

   Ketaatan perusahaan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan tentang pertolongan upah minimum regional (UMR)

   Penetapan kecerdikan tertentu

 

1.3    Asumsi Dasar

Asumsi yang mendasari penyusunan dan penghidangan laporan keuangan dalam IFRS (Internasional Financial Standar Board) ialah :

a.       Basis Akrual (Accrual Basic)

Apabila Laporan keuangan disusun atas dasar akrual maka transaksi atau insiden-insiden akan diakui dan dicatat didalam catatan akuntansi dan dilaporkan didalam laporan keuanagn pada masa yang berhubungan,

b.      Kelangsungan Hidup ( Going Concern)

Apabila Laporan keuangan disusun atas atas dasar kelancaran hidup (Going Concern) maka entitas dianggap akan terus beroperasi untuk era mendatang, dengan kata lain entitas diasumsikan tidak bermaksud untuk dilikuidasi dimasa mendatang setidaknya suatu masa dua belas bulan dari selesai sebuah kurun akuntansi(IAS1)

1.4    Persamaan Dasar

Setiap Entitas mempunyai transaksi yang perlu dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan lalu dilaporkan kepada berbagai pihak.

          Assets (Harta/Kekayaan) merupakan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan atau dimanfaatkan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Contohnya :Kas, Piutang usaha,persediaan barang,perlengkapan,asuransi dan sewa dibayar dimuka,tanah,bangunan,kendaraan, dan lain-lain.

          Liabilities (Utang) merupakan kewajiban perusahaan kepada kreditur (supplier,bank) dan pihak yang lain (karyawan,pemerintah) yang memiliki hak/klaim atas asset perusahaan. Contohnya : Utang Usaha,Pinjaman Bank, Utang Gaji, Utang Pajak, dll.

          Equity  ( Ekuitas/Modal) ialah hak pemilik dana atau pemegang saham atas asset perusahaan.

Hubungan antara  assets, Liabilitie dan Equity  dirumuskan kedalam persamaan akuntansi selaku berikut :

Assets = Liabilities + Equity

 

Rumusan persamaan tersebut bersifat mutlak dimana liabilities mesti diposisikan apalagi dahulu sebelum Equity, ini memiliki arti bahwa kreditur mempunyai hak yang pertama atas kekayan perusahaan, setelah itu sisa asset yang masih ada barulah menjadi hak pemilik dana/pemegang saham.

 

1.5    Laporan Keuangan

Laporan Keuangan pada dasarnya yakni hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan .Tujuan laporan keuangan yakni untuk menunjukkan informasi yang berfaedah dalam pengambilan keputusan irit.

Perangkat laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya yakni selaku berikut :

a.    Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan yang menyajikan secara sistematis pendapatan dan beban perusahaan untuk suatu periode tertentu.Laporan keuntungan rugi akan memperlihatkan  keuntungan atau rugi  sebuah perusahaan yang di dapatkan dari pemasukan dikurangi beban.

b.    Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan yang menyajikan ikhtisar pergantian dalam ekuitas pemilik untuk sebuah masa tertentu.Ekuitas pemilik akan bertambah dengan adanya investasi dan laba higienis, dan ekuitas akan menyusut dengan adanya prive dan rugi bersih.

c.     Neraca (Balance sheet)

Laporan yang memberikan posisi asset,liabilitas dan ekuitas perusahaan . Neraca bermaksud untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.

d.      Laporan Arus Kas (Statement of cash flows)

Laporan yang menawarkan secara terang arus kas masuk dan arus kas keluar menurut masing-masing aktivitasnya.dari kegiatan opersai,kegiatan investasi,dan aktivitas pendanaan /pembiayaan untuk sebuah abad tertentu. Laporan arus kas menerangkan besarnya peningkatan / penurunan bersih kas dari seluruh acara selama kala berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan hingga tamat era.

e.       Catatan atas laporan keuangan

Bagian dari unsur laporan keuanga yang berisi penjelasan yang lebih lengkap mengenai berita yang dihidangkan dalam laporan keuangan, termasuk sebuah ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan.

 

1.6    Elemen Laporan Keuangan dan Klasifikasinya

a.       Assets

Penyajian aset, berdasarkan IAS 1, dipisahkan menjadi 2 kelompok, adalah:

1.      Aset Lancar (current assets)

          Kas/ Setara Kas, Misalnya: uang kertas, koin, check yang belum diuangkan, termasuk kas yang telah tersimpan di bank, investasi jangka pendek.

          Piutang, yakni sejumlah tagihan kepada pelanggan yang muncul dari operasional wajar perusahaan.

          Persediaan (inventory), yaitu aset tersimpan, entah untuk dipakai sendiri (misal: materi baku, barang dalam proses) atau untuk dijual ke pihak lain (misal: persediaan barang jadi), dalam periode waktu operasional normal perusahaan.

          Biaya dibayar dimuka (prepaid expenses),yakni aset yang muncul akibat pembayaran wajah untuk ongkos yang manfaatnya tidak habis terpakai dalam satu abad. Misalnya: sewa dibayar dimuka, asuransi dibayar dimuka, dan aset pajak tangguhan jangka pendek.

 

2.      Aset Tak Lancar (noncurrent assets)

          Investasi Jangka Panjang yaitu instrument investasi yang disimpan hingga jatuh tempo, yang biasanya berjangka waktu panjang.

          Property Investasi (investment property) adalah property (tanah, bangunan/gedung) yang diperoleh bukan untuk dipakai dalam operasional perusahaan secara wajar , melainkan untuk mendapat keuntungan tertentu, contohnya: dengan cara disewakan atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi

          Tanah, Bangunan, Mesin dan Peralatan, ialah bangunan, mesin dan peralatan, yang digunakan dalam operasional perusahaan guna menghasilkan barang/jasa, memiliki umur irit lebih dari satu tahun buku.

          Aset Tak Berwujud” (intangible assets) yaitu aset tak tanpa gangguan perusahaan yang tidak mempunyai wujud fisik, akan namun diharapkan akan menghadirkan manfaatbaik di abad sekarang maupun di kala yang akan tiba. (misal: goodwill, merk jualan , patent, copyrights, dan ongkos orgnisasional).

b.      Lialibitas

1.        Liabilitas Lancar (current liabilities)

          Kewajiban yang muncul dari pembelian barang atau jasa yang digunakan dalam operasional wajar perusahaan, diantaranya: Utang Dagang,Utang Tertulis Jangka Pendek,Utang Upah dan Gaji Pegawai,Utang Pajak,Utang Lain-lain

           Pembayaran diterima dimuka yang menimbulkan timbulnya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa di kurun yang akan datang, misalnya: Pendapatan Diterima Dimuka,Deposit Dari Pelanggan, Sewa Diterima Dimuka

 

2.       Liabilitas Tak Lancar (noncurrent liabilities)

          Kewajiban yang muncul selaku bagian dari strukturisasi modal perusahaan berjangka panjang, contohnya: bantuan bank jangka panjang, promes, keharusan sewa jangka panjang.

          Kewajiban yang muncul tidak dari opersional wajar perusahaan, contohnya: kewajiban premi pensiun, liabiltas pajak tangguhan yang penyelesaiannya belum dikenali secara pasti.

c.       Ekuitas

Ekuitas merupakan klaim pemilik atas aktiva perusahaan sehabis dikurangai kewajiban.Ekuitas dapat berbentuk setoran modal dan saldo keuntungan ditahan.

d.      Pendapatan (income )

Merupakan peningkatan imbalan irit selama abad akuntasni dalam bentuk arus kas masuk atau peningkatan asset.Pendapatan mampu muncul dari sumber penjualan barang dagang, provisi jasa, imbalan royalty, imbalan dari franchise,imbalan administrasi,dividen, bunga dan langganan.

e.       Beban

Merupakan penurunan faedah Ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau deplesi asset atau peningkatan liabilitas yang menjadikan penurunan ekuitas.

 

1.7    Penggolongan dan Saldo Normal Akun

Akun ialah daftar daerah mencatat transaksi-transaksi financial yang terjadi dalam suatu organisasi bisnis.Daftar yang menampung keseluruhan arahan (nomor) dan nama akun, dinamakan skema asumsi (chart of accounts).

Contoh Chart of accounts yang umum digunakan:

1.        ASET

111

Kas di bank / kas

112

Kas kecil 

113

Piutang  Usaha

114

Piutang Bunga 

115

Persediaan Barang Dagang   

116

Perlengkapan

117

Asuransi dibayar di tampang 

121

Peralatan

122

Akumulasi Penyusutan Peralatan

123

Kendaraan

124

Akumulasi Penyusutan Kendaraan

 

 

 

 

 

 

 

 

Saldo wajar untuk ASET  berada disebelah DEBET (D ), sehingga bila saldo bertambah berada disebelah debet dan apabila berkurang berada disebelah kredit, terkecuali untuk akun Akumulasi penyusutan apabila bertambah di kredit dan menyusut di debet.

 

2.       LIABILITAS

211

Utang Usaha

212

Utang Gaji

213

Pendapatan diterima di tampang

221

Utang bank, misal bank BCA

 

Saldo normal untuk LIABILITAS (Utang)  berada disebelah KREDIT (K ), sehingga bila saldo bertambah berada disebelah Kredit dan jika menyusut berada disebelah debet.

3.       EKUITAS

311

Modal pemilik

312

Prive (Pengambilan eksklusif)

313

Ikhtisar rugi laba

 

Saldo normal untuk EKUITAS (Modal)  berada disebelah Kredit (K ), sehingga bila saldo bertambah berada disebelah Kredit  dan jika berkurang berada disebelah Debet, terkecuali untuk akun Prive apabila bertambah di kredit dan menyusut di debet.Akun Ikhtisar Laba Rugi menyesuaikan Laba atau Rugi suatu perusahaan.

 

4.       PENDAPATAN

411

Pendapatan

412

Pendapatan Sewa

413

Pendapatan Bunga

 

Untuk Perusahaan Dagang  akun Pendapatan yang digunakan antara lain :

414

Penjualan

415

Retur penjualan

416

Potongan pemasaran

 

Saldo normal untuk PENDAPATAN atau Penjualan berada disebelah Kredit (K ), sehingga apabila saldo bertambah berada disebelah Kredit  dan bila berkurang berada disebelah Debet Sementara akun retur pemasaran dan kepingan penjualan berfungsi sebagai pengurang akun pemasaran. Sehingga letaknya berkebalikan dengan penjualan. Bertambah di debit dan berkurang di kredit.

 

5.       BEBAN

521

Beban iklan

522

Beban telepon dan listrik

523

Beban perlengkapan

524

Beban penyusutan Kendaraan

525

Beban asuransi

526

Beban sewa

527

Beban gaji dan upah

528

Beban operasi yang lain/ beban lain-lain

 

Untuk Perusahaan Dagang  akun embel-embel yang digunakan antara lain :

  Saldo Wajar Akun

511

Pembelian

512

Retur Pembelian

513

Potongan Pembelian

 

Saldo wajar untuk BEBAN dan Pembelian berada disebelah Debet  (D ), sehingga kalau saldo bertambah berada disebelah Debet  dan kalau menyusut berada disebelah Kredit Sementara akun retur pembelian dan penggalan pembelian berfungsi selaku pengurang akun pembelian. Sehingga letaknya berkebalikan dengan pembelian. bertambah di kredit dan berkurang di debet.

SIKLUS AKUNTANSI

2.1    Transaksi

Kegiatan akuntansi bermula dengan terjadinya transaksi baik itu transaksi intern maupun transaksi ekstern. Transaksi ini perlu diidentifikasi dan diukur apalagi dulu sebab transaksi tersebut menghipnotis komposisi aktiva, keharusan, dan ekuitas perusahaan maka perlu diadakan pencatatan dengan satuan nilai mata duit tertentu.Setiap transaksi mesti diikuti dengan bukti yang membuktikan sudah terjadi transaksi. Bukti transaksi umumnya dihasilkan dari transaksi dengan pihak luar perusahaan tetapi ada juga bukti transaksi yang diperoleh dari transaksi antar pihak di dalam perusahaan

a.     Bukti Transaksi Intern

Adalah bukti transaksi yang dibentuk dan juga beredar di lingkungan perusahaan itu sendiri, yaitu :

          Memo  antar bab, Dibuat oleh bab-bagian yang terdapat dalam perusahaan untuk kepentingan perusahaan itu sendiri. Biasanya bukti ini digunakan selaku dasar untuk pencatatan selanjutnya.

          Bukti kas masuk, merupakan tanda bukti bahwa perusahaan telah mendapatkan uang secara cash atau secara tunai

          Bukti kas keluar, yaitu tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai, mirip pembelian dengan tunai atau pembayaran gaji, pembayaran utang atau pengeluaran-pengeluaran yang lainnya

          Memorial post, merupakan bukti yang menawarkan adanya keputusan, contohnya bab penanggung jawab peralatan tentang penggunaan peralatan perusahaan

b.    Bukti Transaksi Ekstern

adalah bukti pencatatan transaksi yang berafiliasi dengan pihak di luar perusahaan, antara lain :

           Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibentuk oleh pedagang dan diberikan kepada pihak pembeli bersama dengan barang yang dijual. Bagi pedagang , faktur yang diterima disebut faktur penjualan. .Faktur dibentuk rangkap, lembar pertama merupakan bukti bagi penjual, lembar kedua merupakan bukti bagi pembeli, lembar ketiga digunakan untuk arsip.

          Kuitansi adalah bukti transaksi penerimaan duit untuk pembayaran sesuatu yang ditandatangani oleh pihak yang mendapatkan uang dan diserahkan terhadap pihak yang melakukan pembayaran

          Nota yaitu bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibentuk oleh pedagang dan diberikan terhadap pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual

          Nota debet ialah bukti perusahaan sudah mendebet asumsi langganannya disebabkan karena aneka macam hal.Nota debet dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya karena barang yang dibeli dikembalikan, mampu disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan dan pedagang baiklah barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi

          Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit asumsi langganannya yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit diantarkan oleh perusahaan terhadap langganannya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima barangnya

          Cek, merupakan surat perintah yang dibentuk oleh pihak yang memiliki rekening di Bank, biar Bank mengeluarkan uang sejumlah duit kepada pihak yang nemanya tercantum dalam cek tersebut.

 

2.2    Analisis Transaksi dan Jurnal

Proses pencatatan  dalam akuntansi dimulai dengan memeriksa setiapa transaksi yang terjasi, dalam halini seorang akuntan mesti mampu mengidentifikasi dan memilih imbas dari masing-masing transaksi terhadap akun.Karna itu diperlukan pemahaman yang baik mengenai definisi serta penggolongan akun asset,liabilitas,ekuitas,pemasukan maupun beban.dan setelah itu maka berita yang diperoleh selanjutnya dicatat dalam jurnal.

       Jurnal ialah fasilitas yang yang dipakai untuk mencatat detail sebuah transaksi secara kronologis.Jurnal dibedakan menjadi 2 yakni ; 1. Jurnal Umum, jurnal yang dibentuk untuk mencatat transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus, mirip retur dan pembelian peralatan/perlengkapan kantor secara kredit ; 2. Jurnal Khusus yang dibagi menjadi :

   Jurnal Penjualan, untuk mencatat transaksi penjualan barang jualan secara kredit

   Jurnal Pembelian, untuk mencatat transaksi pembelian barang dagang secara kredit

   Jurnal Penerimaan Kas, untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas.

   Jurnal Pengeluaran Kas, untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas.

Contoh Penjurnalan Transaksi :

05 Januari                  Dibeli  tunai sebuah lemari untuk penyimpanan Arsip kantor, sebesar Rp.3.000.000,-

(lemari arsip ialah bagian dari peralatan kantor)

maka pencatatan dalam jurnal adalah selaku berikut :

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

5-Jan

Peralatan Kantor

121

        3,000,000

 

 

          Kas

111

 

        3,000,000

         (COA : Chart Of Account)

2.3   Buku Besar

Setelah mencatat jurnal langkah selanjutnya ialah pemindahbukuan (posting) ke Buku besar. Buku besar yakni kumpulan perkiraan-asumsi untuk mencatat pergantian-pergantian transaksi.Buku besar dibedakan menjadi 2 adalah; buku besar umum dan buku besar pembantu.Buku besar pembantu biasanya cuma dibentuk untuk akun piutang jualan dan utang dagang, hal ini untuk mempermudah merinci  dan mengontrol saldo piutang dan utang kemasing-masing konsumen dan supplier.

Berikut adalah teladan pemindahbukuan ke buku besar :

QQ.png

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.4   Neraca  Saldo

Neraca Saldo dibentuk unuk menentukan tidak adanya kesalahan dalam memposting jumlah debet dan kredit dari jurnal ke buku besar.langkah pembuatan neraca saldo ialah dengan menentukan saldo selesai periode untuk setiap akun. Saldo akhir tiap akun dapat dilihat di saldo simpulan masing-masing akun pada Buku Besar.Jumlah sisi debet dan Kredit pada neraca saldo harus sebanding, namun kalau tidak seimbang maka hal tersebut memiliki arti terdapat kesalahan posting dalam buku besar.Namun meskipun seimbang hal ini tidak menjamin kebenaran pencatatan semua transaksi yang terjadi karna Neraca Saldo cuma mengikuti penganalisaan yang dilaksanakan dijurnal permulaan.

Berikut yakni acuan tampilan Neraca Saldo :

 

PT. XXX

Neraca Saldo

30 Januari 2011

Kode Akun

Nama Akun

Debet

Kredit

111

Kas

          28,500,000

 

112

Piutang

            3,000,000

 

113

Perlengkapan

            5,000,000

 

121

Peralatan

          20,000,000

 

211

Utang

 

            2,500,000

311

Modal

 

          50,000,000

312

Prive

                500,000

 

411

Pendapatan

 

          10,000,000

511

Beban Gaji

            3,000,000

 

512

Beban Sewa

            2,000,000

 

513

Beban Listrik dan Air

                500,000

 

 

 

         62,500,000

         62,500,000

 

 

 

 

2.5   Jurnal Penyesuaian

Setelah pembuatan Neraca Saldo tahap selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah proses penyesuaian.Jurnal adaptasi dibuat untuk menyesuaikan/memperbaharui akun akun tertentu yang mengalami pergantian.  Beberapa akun/item yang memerlukan pembiasaan yaitu :

a.       Perlengkapan

Perlengkapan ialah salah satu aktiva tanpa kendala yang habis pakai, peralatan di beli oleh perusahaan untuk dipakai dalam kegiatan/ kegiatan bisnisnya. Dalam pencatatan dibukukan sejumlah harga beli. Sehingga untuk memilih jumlah yang sebenarnya pada akhir era diharapkan perhitungan secara fisik, adalah dengan cara membandingkan jumlah mula-mula dalam pembukuan dengan peralatan yang tersisa (yang masih ada) selesai kala. Selisihnya itu ialah beban pemakaian perlengkapan.

Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian

Neraca Saldo memperlihatkan Saldo Perlengkapan sebesar Rp.3.500.000,-. Pada selesai kurun (31 Maret) dilakukan perkiraan fisik dan ternyata Saldo peralatan yang tersisa yakni Rp.2.000.000,-. Maka jurnal penyesuaiannya ialah sebagai berikut :

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

31-Maret

Beban Perlengkapan

523

1,500,000

 

 

          Perlengkapan

116

 

1,500,000

(Rp.3.500.000 – Rp.2.000.000  = Rp.1.500.000)

 

b.      Beban yang masih mesti dibayar

Selama kurun berlangsung beberapa beban tertentu mungkin sudah terjadi tetapi belum dibayarkan.Karna itu pada akhir kurun harus ditentukan dan dicatat beban yang sudah terjadi tetapi belum terbayarkan.dalam pencatatannya akun Beban di Debet dan akun Utang di kredit.

Contoh Pencatatan dalam jurnal pembiasaan

   Pembayaran honor untuk karyawan dikerjakan setiap sepekan sekali setiap hari Jumat sebesar Rp.500.000/5 hari kerja, tetapi  selesai peri0de pembukuan(31 Maret) jatuh pada hari Rabu. Sehingga perusahaan gres akan membayar gaji karyawan lagi pada kala berikutnya(April). Maka untuk pencatatan dalam jurnal adaptasi ialah selaku berikut :

 

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

31-Maret

Beban Gaji

527

300.000

 

 

        Utang Gaji

212

 

300.000

 

Gaji karyawan selama 3 hari (Senin,Selasa,Rabu) mesti diakui selaku bab dari Beban Gaji masa Maret, walaupun pembayarannya akan dijalankan pada hari Sabtu pada bulan April.Sehingga apabila Rp.500.000 untuk 5 Hari kerja maka Beban Gaji yang masih terutang di periode Maret yaitu 3/5 x Rp.500.000 = Rp.300.000

c.       Pendapatan yang masih mesti diterima

Penyesuaian ini untuk menyesuaikan pendapatan tertentu yang mungkin sudah terjadi tetapi hingga tamat abad penagihan Kas belum dikerjakan.Pada final kala perlu mencatat dan menentukan pemasukan ini, meskipun uangnya belum diterima.Dalam Pencatatannya akun Aset (Piutang) di Debet dan akun Pendapatan di kredit. 

Contoh Pencatatan dalam jurnal pembiasaan

Tanggal  1 Maret ,Perusahaan meminjamkan Rp.10.000.000 terhadap debitur untuk jangka waktu 2 bulan, perusahaan akan menerima kembali nilai pokok derma beserta bunganya pada ketika jatuh tempo yaitu 1 Mei.Besarnya tingkat suku bunga yang disepakati ialah 12 % per 2 bulan. Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian ialah selaku berikut :

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

31 Maret

Piutang Bunga

114

600,000

 

 

       Pendapatan Bunga

413

 

600,000

 

Pendapatan Bunga yang telah terjadi dibulan Maret mesti diakui selaku pemasukan Bunga bulan Maret, meskipun pembayarannya akan diterima pda 1 Mei. Sehingga apabila jmlah yang tercatat yaitu ½ x 12 x  Rp.10.000.000 = Rp.600.000.

d.      Beban dibayar dimuka

Dalam pencatatan akuntansi beban dibayar di muka dikelompokkan dalam aktiva (harta). Beban ini merupakan harta perusahaan yang menunjukkan manfaat pada kala yang akan datang. Contoh beban yang umumnya dibayar dimuka mirip; pembayaran asuransi, sewa, iklan dan lainnya. Apabila perusahaan melakukan pembayaran apalagi dulu (di muka) untuk suatu beban. Kemudian pembayaran itu melampaui satu era akuntansi, maka pada selesai era perlu dibuat jurnal penyesuaiannya. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar dari jumlah tersebut yang sungguh-sungguh telah menjadi beban untuk kurun itu.

Contoh Pencatatan dalam jurnal pembiasaan

Premi Asuransi sebesar Rp.2.400.000 dibayarkan untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung mulai Maret. Untuk pencatatan Beban dibayar dimuka dapat dikerjakan dengan 2 cara yakni:

1.        Apabila pada jurnal biasa pencatatan permulaan dicatat sebagai Aset

Jurnal Umum

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

1 Maret

Asuransi dibayar dimuka

117

2,400,000

 

 

                   Kas

111

 

2,400,000

Maka untuk pencatatan dalam jurnal adaptasi ialah selaku berikut :

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

31 Maret

Beban Asuransi

525

200,000

 

 

         Asuransi dibayar dimuka

117

 

200,000

 

Manfaat dari pembayaran Premi Asuransi yang telah dipergunakan sudah berjalan selama 1 bulan harus di diakui sebagai beban untuk bulan Maret, ialah sebesar Rp.2.400.000 x 1/12 = Rp. 200.000. Sedangkan sisanya masih menjadi asset (asuransi dibayar dimuka) dengan saldo debet.

2.       Apabila pada jurnal umum pencatatan awal dicatat sebagai Beban

  Akun-Akun Keharusan Jangka Panjang

Jurnal Umum

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

1 Maret

Beban Asuransi

525

2,400,000

 

 

                   Kas

111

 

2,400,000

Maka untuk pencatatan dalam jurnal pembiasaan ialah selaku berikut :

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

31 Maret

Asuransi dibayar dimuka

117

2,200,000

 

 

                   Beban Asuransi

525

 

2,200,000

Nilai yang dicatat ialah sisa yang masih menjadi asset (asuransi dibayar dimuka) selama 11 bulan yakni sebesar Rp.2.200.000 (Rp. 2.400.000 x 11 /12).

e.       Pendapatan diterima dimuka

Terkadang  sebuah perusahaan belum menyelesaikan pekerjaan yang dipesan langganannya, tetapi telah menerima pembayaran atas pesanan tersebut. Dalam akuntansi penerimaan yang demikian disebut dengan pemasukan diterima di muka.

Contoh Pencatatan dalam jurnal penyesuaian

Tanggal 1 Maret Perusahaan mendapatkan uang sewa ruangan dari pelanggan untuk 3 bulan kedepan.pada dikala penerimaan perusahaan mencatat sebagai Pendapatan diterima dimuka sebesar Rp.1.200.000,-. Untuk pencatatan Beban dibayar dimuka dapat dilaksanakan dengan 2 cara adalah :

1.        Apabila pada jurnal biasa pencatatan awal dicatat selaku Pendapatan

Jurnal Umum

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

1 Maret

Kas

111

1,200,000

 

 

           Pendapatan Sewa

412

 

1,200,000

Maka untuk pencatatan dalam jurnal pembiasaan (31 Maret)  ialah selaku berikut :

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

31 Maret

Pendapatan Sewa

412

800,000

 

 

      Pendapatan Sewa Diterima di tampang

213

 

800,000

 

Pencatatannya yaitu dengan mendebet akun Pendapatan dengan nilai Utang yang tersisa ialah Rp.800.000 (2/3 x Rp.1.200.000)

2.       Apabila pada jurnal lazim pencatatan awal dicatat sebagai Utang

Jurnal Umum

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

1 Maret

Kas

111

1,200,000

 

 

      Pendapatan Sewa Diterima di muka

213

 

1,200,000

Maka untuk pencatatan dalam jurnal penyesuaian (31 Maret)  ialah selaku berikut :

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

31 Maret

Pendapatan Sewa di terima dimuka

213

400,000

 

 

            Pendapatan Sewa

412

 

400,000

 

Dari pemasukan sewa yang diterima di muka tersebut, maka jumlah yang  menjadi pemasukan sewa kala Maret adalah 1 bulan, Sehingga berjumlah Rp 1.200.000,- x 1/3 = Rp 400.000,- Pencatatannya adalah selaku akun Pendapatan sewa diterima di paras segi debit dan akun pemasukan sewa di segi kredit.

 

f.        Aset Tetap

Aset tetap merupakan Aset  yang menunjukkan manfaat operasi lebih dari satu abad akuntansi. Namun karna pemakaian,  nilai asset tersebut  akan berkurang seiring  dengan jalannya waktu. Dalam akuntansi berkurangnya nilainya asset  tetap ini lebih diketahui dengan penyusutan. Beberapa asset tetap yang mengalami penyusutan antara lain : Bangunan, Kendaraan operasional, perlengkapan kantor dan mesin.Terdapat 3 metode untuk menghitung penyusutan Asset tetap diantaranya :

          Metode Garis Lurus (straight line method), yakni suatu metode penyusutan aktiva tetap dimana beban penyusutan akiva tetap per tahunnya sama hingga tamat umur ekonomis aktiva tetap tersebut.

Rumus  penyusutan aktiva tetap tata cara garis lurus

Penyusutan = Harga Perolehan-Nilai Residu

                                      Umur Ekonomis

          Metode Saldo Menurun

Metode saldo menurun ini akan menciptakan beban penyusutan yang menurun setiap era selama umur manfaat aset.Metode ini terbagi atas 2 yaitu :

a.       Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)

Metode ini yaitu salah satu tata cara penyusutan yang dipercepat. Dasar penyusutan dalam metode ini sama dengan tata cara garis lurus yakni taksiran nilai buku aktiva (Nilai perolehan-taksiran residu). Tarif penyusutan diputuskan dalam bentuk cuilan yang dihitung dengan cara selaku berikut. Apabila umur aktiva sama dengan 4 tahun maka penyebut angka pecahannya adalah jumlah angka tahun yakni 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang pada tahun pertama sampai dengan keempat masing-masing yakni 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun pertama yaitu 4/10, 3/10, 2/10 dan 1/10.

b.      Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)

Rumus  penyusutan aktiva tetap tata cara menurun ganda

Penyusutan = 2 x (100% : umur ekonomis) x Harga buku aktiva tetap

          Metode Unit Produksi, (productive output method)

Dalam tata cara ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban penyusutan dijumlah dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga penyusutan tiap kurun akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.

Rumus penyusutan aktiva tetap metode satuan hasil produksi

Beban Penyusutan per tahun = Jumlah satuan produk yang dihasilkan x Tarif penyusutan per produk

Tarif penyusutan per satuan produk       = Harga perolehan-Nilai residu

                                                                                           Jumlah total produk yang dihasilkan

Contoh Pencatatan dalam jurnal adaptasi

Harga Perolehan Sebuah Kendaraan adalah sebesar Rp.150.000.000,- Perusahaan menggunakan tata cara garis lurus (straight line method) untuk menjumlah penyusutan,dengan nilai residu sebesar Rp.30.000.000. Umur irit kendaraan tersebut ialah 5 tahun. Maka untuk pencatatan dalam jurnal adaptasi 31 Maret (perbulan) yaitu sebagai berikut :

 

Tgl

Nama Akun

COA

Debet

Kredit

31 Maret

Beban Penyusutan Kendaraan

524

2,000,000

 

 

         Akumulasi Penyusutan Kendaraan

124

 

2,000,000

 

Penyusutan per tahun = Harga Perolehan-Nilai Residu

                                                            Umur Ekonomis

                                              = Rp.150.000.000 – Rp.30.000.000

                                                                          5

                                                                      = 24.000.000

                       Penyusutan per bulan  = Rp.24.000.000 / 12

                                                                      =  Rp. 2.000.000

 

2.6   Neraca Lajur (Kertas kerja/Worksheet)

Kertas Kerja digunakan ntu menghimpun dan meringkas data yang dibutuhkan dalam rangka penyususnan laporan keuangan.Kertas kerja ini ialah catatan akuntansi yang sifatnya tidak permanen karna itu tidak termasuk sebagai bab catatan akuntansi formal lainnya.Perusahaan yang menggunakan system komputeriasasi yang baik serta perusahaan kecil yang cuma memiliki transaksi,akun serta penyesuaian yang sedikit tidak memerlukan kertas kerja.Langkah Penyiapan kertas kerja :

          Menyiapkan Neraca Saldo sebelum Penyesuaian

          Memasukkan data jurnal pembiasaan ke kolom penyesuaian yang ada di dalam kertas kerja

          Memasukkan saldo yang telah disesuaikan kedalam neraca saldo sehabis adaptasi. Saldo ini ialah adonan dari data Neraca Saldo sebelum Penyesuaian dan data dari kolom pembiasaan.

          Memindahkan saldo masing-masing akun dari neraca saldo sesudah penyesuaian ke kolom laporan keuangan (neraca dan laba rugi).dengan cara menyeleksi secaa sempurna,yakni akun real (No.Akun permulaan 1 – 3) berada di kolom neraca dan akun nominal (No.Akun awal 4 – dst) berada dikolom Laba Rugi.

 

2.7    Laporan Keuangan (Laba Rugi,Perubahan Modal,Neraca,Arus Kas)

          Laba Rugi

Untuk mengenali kinerja keuangan sebuah perusahaan, kita dapat menyaksikan dari laporan keuangannya. Kinerja keuangan sebuah perusahaan mesti dilaporkan, minimal sekali dalam satu kurun. Salah satu bentuk pembukuan keuangan yang dimaksud yaitu laporan keuntungan rugi. Laporan laba rugi adalah suatu ringkasan dalam pembukuan keuangan yang memberikan bagian-bagian yang dipakai dalam menjumlah keuntungan atau rugi. Secara garis besar laporan ini terdiri atas dua kelompok adalah kelompok pendapatan dan kalangan beban. Dengan menggunakan prinsip akuntansi ialah prinsip matching antara pendapatan dengan beban nantinya akan diketahui apakah selama masa tersebut perusahaan mendapatkan laba ataukah rugi. 

Pendapatan dalam akuntansi yang dimaksud yaitu meningkatnya aktiva perusahaan selama satu kala akuntansi khususnya dari hasil acara perusahaan yang utama. Dalam SAK dinyatakan bahwa yang termasuk ke dalam kelompok pendapatan ada dua adalah pendapatan operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan operasional yaitu perndapatan yang diperoleh dari acara perusahaan yang utama, misalnya perusahaan di bidang jual beli menemukan pendapatana atas kegiatan pemasaran dan di bidang jasa mendapatkan pemasukan jasa.

Sedangkan pendapatan non operasional ialah pendapatan yang diperoleh dari hasil suplemen di luar pemasukan operasional. Misalnya Salon Linda pendapatan operaionalnya yaitu pendapatan atas jasa salon. Karena Salon Linda ini besar, maka beliau sekawan sebagian ruangan salon ke tukang bakso per bulan Rp200.000,00. Nilai inilah yang merupakan pendapatan non operasional. Contoh lain ialah pendapatan atas komisi pemasaran, pendapatan atas laba yang diperoleh dari hasil pemasaran aset.

Selanjutnya sekilas tentang beban akan kita uraikan. Namun, sebelum jauh membahasnya perlu dikenang bahwa beban dan ongkos itu tidaklah sama dalam hubungannya dengan sesuatu yang diperoleh. Walaupun ada perbedaan, dalam praktiknya sendiri desain keduanya sering dipakai bergantian dalam artian bahwa bila faedah akuisisi barang dan jasa daluwarsa maka ongkos akan menjadi kerugian atau beban. Sama halnya dengan pendapatan, beban juga terdiri dari beban operasional dan beban non operasional. Beban operasional yaitu beban yang dikeluarkan yang dipakai dalam acara operasional perusahaan dengan maksud untuk mendapatkan hasil dari usaha pokoknya (beban honor, sewa gedung, listrik, air dan telepon, asuransi dan masih banyak lagi). Sementara beban non operasional merupakan sejumlah beban yang dikeluarkan yang tidak berhubungan pribadi dengan acara operasional perusahaan ditinjau dari penggunaannya (beban bunga, beban  kerugian, beban manajemen, dan lain-lain).

Contoh, contohnya data keuangan yang disuguhkan Penjahit Darni pada tanggal 31 Desember tahun 2011 selaku berikut:

1.         Kas                                             Rp 75.000,00

2.       Piutang jasa                            Rp 30.000,00

3.        Peralatan                                 Rp 40.000,00

4.       Perlengkapan                         Rp 7.000,00

5.       Pendapatan jahit                   Rp 39.200,00

6.      Pendapatan lain-lain            Rp  700,00

7.       Biaya peralatan             Rp 5.500,00

8.      Gaji penjahit                            Rp  7.000,00

9.      Biaya lain-lain                          Rp 3.200,00

10.    Modal                                        Rp 100.000,00

Laporan keuntungan rugi yang dapat disusun dari data keuangan tersebut yaitu selaku berikut:

Penjahit Darni

Laporan Laba Rugi

Untuk Periode yang selsai tanggal 31 Desember 2011

Pendapatan

 

 

        Perdapatan jahit 

 

39.200,00

        Pendapatan lain-lain

 

700,00

Jumlah Pendapatan

 

39.700,00

Beban Usaha

 

 

       Biaya Gaji penjahit

7,000,00

 

       Biaya perlengkapan

5.500,00

 

       Biaya lain-lain

3.200,00

 

Jumlah beban Usaha

 

15.700,00

Laba higienis

 

24.000,00

 

 pola di atas memang masih sungguh sederhana. Jenis transaksi yang diberikan pun masih terbatas (belum beragam). Praktiknya di dunia usaha tentunya sungguh kompleks dan rumit. Namun prinsip pencatatan dan pelaporannya sama.

 

          Perubahan Modal

Bentuk lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bab ini yaitu laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan  namanya, laporan ini memperlihatkan berita ihwal pergeseran modal pemilik selama masa waktu tertentu. Faktor-aspek yang mempengaruhi perubahan pada modal (ekuitas pemilik) adalah: komplemen investasi yang dilaksanakan oleh pemilik, pemasukan yang diperoleh dan ongkos yang dikeluarkan (laba/rugi) selama satu masa, dan prive pemilik, baik ambil maupun menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui perubahan modal dan aspek apa yang menjadikan perubahan tersebut.

Laporan perubahan modal terdiri dari unsur-unsur yang meliputi: 1) Modal awal ialah jumlah setoran duit atau aktiva yang diberikan pada dikala beridirinya atau didirikannya perusahaan; 2) Laba/rugi higienis ialah jumlah perolehan laba atau rugi higienis selama periode akuntansi yang diperoleh dari perkiraan laporan keuntungan rugi; 3) prive merupakan pengambilan sebagian modal untuk kebutuhan pribadinya oleh si pemilik perusahaan; dan 4) modal akhir merupakan jumlah posisi simpulan modal sesudah diubahsuaikan dengan perolehan keuntungan/rugi atas operasional perusahaan dan juga prive yang diambil oleh si pemilik modal.

  Profesi Akuntansi

Contoh performa format Laporan Perubahan Modal :

Salon Linda

Laporan Perubahan Modal

Untuk Periode yang rampung tanggal 31 Januari 2011

 

 

 

Modal permulaan per 1 Januari 2011

 

2.000.000,00

Laba bersih bulan Januari tahun  2011

855.500,00

 

Pengambilan prive

(200.000,00)

 

Penambahan modal

 

655.500,00

Modal simpulan per 31 Januari 2011

 

1.344.500,00

 

          Neraca

Neraca merupakan  laporan tentang posisi keuangan sebuah perusahaan pada tanggal tertentu (pada tamat abad akuntansi). Neraca sering juga disebut degan laporan posisi keuangan. Oleh sebab itu, neraca sering disebut selaku potret dari posisi keuangan perusahaan, sebab keadaan keuangan yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut mampu berubah. Neraca itu sendiri menyuguhkan satuan aktiva/aset, kewajiban, dan modal pemilik. Tiga golongan ini umumnya disebut sebagai akun riil atau akun neraca.

Penyajian komponen-bagian neraca secara lazim ada dua macam, yakni: bentuk rekening karakter  T atau bentuk horisontal dan bentuk laporan atau bentuk vertikal. Contoh penyusunan neraca:

Contoh: Neraca Bentuk T

Salon Linda

Neraca

Per 31 Januari 2011

 

 

 

 

 

 

Aktiva Lancar

 

 

Hutang Lancar

 

 

Kas

Rp

2.555.500

Hutang Usaha

Rp

700.000

Piutang Usaha

Rp

50.000

Hutang Wesel

Rp

950.000

Perlengkapan/Supplies

Rp

400.000

Jumlah Hutang

Rp

1.650.000

Jumlah Aktiva Lancar

Rp

3.005.500

 

 

 

Aktiva Tetap

 

 

Modal

Rp

2.655.500

Peralatan

Rp

1.300.000

 

Rp

 

Jumlah aktiva

Rp

4.305.500

Jumlah Pasiva

Rp

4.305.500

Jika neraca Salon Linda yang disusun dalam bentuk skontro tersebut diubah menjadi bentuk stafel atau horisontal, maka akan tampak mirip berikut ini.

Salon Linda

Neraca

Per 31 Januari 2011

Aktiva Lancar

 

 

Kas

Rp

2.555.500,00 

Piutang Usaha

Rp

50.000,00

Perlengkapan/Supplies

Rp

400.000,00

Jumlah Aktiva Lancar

Rp

3.005.500,00

Aktiva Tetap

 

 

Peralatan

Rp

1.300.000,00

Jumlah aktiva

Rp

4.305.500,00

 

 

 

Hutang Lancar

 

 

Hutang Usaha

Rp

700.000,00

Hutang Wesel

Rp

950.000,00

Jumlah Hutang Lancar

Rp

1.650.000,00

 

 

 

Modal

Rp

2.655.500,00

 

 

 

Jumlah Pasiva

Rp

4.305.500,00

 

Baik disusun dalam bentuk skontro maupun dalam bentuk stafel, neraca mesti menggambarkan  info yang sama. Seperti contoh neraca milik Salon Linda di atas, berita yang dihidangkan  sama. Memang pola isu yang termuat dalam neraca tersebut masih sangat sederhana.

Contoh neraca yang memberi info telah relatif  kompleks, berikut ini dihidangkan neraca milik perjuangan Service Dawud:

Contoh: Neraca Bentuk T

Servis Dawud

Neraca

Per 31 Desember 2011

 

 

 

 

 

 

Aktiva Lancar

 

 

Hutang Lancar

 

 

Kas

 

623.000

Hutang jualan

 

425.000

Piutang Usaha

425.000

 

Hutang Wesel

 

500.000

Cadangan piutang tak tertagih

-25.000

 

Hutang pajak penghasilan

 

125.000

 

 

400.000

Gaji terutang

 

135.000

Piutang wesel

 

500.000

Jumlah Hutang Lancar

 

1.185.000

Supplies

 

135.000

 

 

 

Asuransi dibayar dimuka

 

175.000

Hutang Jangka Panjang

 

 

Sewa yang masih harus diterima

 

145.000

Hutang Obligasi

 

2.500.000

Jumlah Aktiva Lancar

 

1.97.000

 

 

 

Investasi Jangka Panjang

 

 

Modal Pemilik:

 

 

    Investasi dalam saham PT Telkom

 

1.100.000

Modal Tuan Murahadi

 

6.693.000

Aktiva Tetap

 

 

 

 

 

Tanah

 

1.500.000

 

 

 

Gedung

3.500.000

 

 

 

 

Akumulasi penyusutan gedung

-650.000

 

 

 

 

 

 

4.150.000

 

 

 

Peralatan

1.500.000

 

 

 

 

Akumulasi penyusutan perlengkapan

-150.000

 

 

 

 

 

 

1.650.000

 

 

 

Jumlah Aktiva Tetap

 

7.300.000

 

 

 

Jumlah Aktiva

 

10.378.000

Jumlah Hutang + Mo

dal

10.378.000

Perlu dikenang bahwa penyajian aktiva tanpa gangguan didalam neraca diadaptasi dengan tingkat kelancarannya. Artinya aktiva tanpa hambatan yang paling tanpa kendala dihidangkan apalagi dahulu gres disusul oleh yang kurang tanpa hambatan. Amati pola neraca di atas. Lain halnya dengan aktiva tetap, penyajiannya disusun berdasarkan tingkat keabadiannya. Aktiva yang paling baka (tetap) disuguhkan apalagi dahulu gres disusul dengan penyuguhan aktiva tetap yang kurang/tidak kekal. Hutang dihidangkan di dalam neraca dikontrol menurut tingkat kelancarannya.  Hutang yang harus segera dilunasi dihidangkan apalagi dulu. Jika neraca itu disusun dalam bentuk stafel, maka akan menjadi selaku berikut ini

Servis Dawud

Neraca

Per 31 Desember 2011

Aktiva Lancar

 

 

Kas

 

623.000

Piutang Usaha

425.000

 

Cadangan piutang tak tertagih

-25.000

 

 

 

400.000

Piutang wesel

 

500.000

Supplies

 

135.000

Asuransi dibayar dimuka

 

175.000

Sewa yang masih harus diterima

 

145.000

Jumlah Aktiva Lancar

 

1.978.000

Investasi Jangka Panjang

 

 

Investasi dalam saham PT Telkom

 

1.100.000

Aktiva Tetap

 

 

Tanah

 

1.500.000

Gedung

3.500,000

 

Akumulasi penyusutan gedung

-650.000

 

 

 

4.150.000

Peralatan

1.500.000

 

Akumulasi penyusutan peralatan

-150.000

 

 

 

1.650.000

Jumlah Aktiva Tetap

 

7.300.000

Jumlah Aktiva

 

10.378.000

 

 

 

Hutang Lancar

 

 

Hutang jualan

 

425.000

Hutang Wesel

 

500.000

Hutang pajak penghasilan

 

125.000

Gaji terutang

 

135.000

Jumlah Hutang Lancar

 

1.185.000

 

 

 

Hutang Jangka Panjang

 

 

Hutang Obligasi

 

2.500.000

 

 

 

Modal Pemilik:

 

 

Modal Tuan Murahadi

 

6.693.000

 

 

 

Jumlah Hutang + Modal

 

10.378.000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dalam praktiknya banyak kita jumpai neraca yang disusun dalam bentuk skontro. Namun bukan mempunyai arti bahwa tidak ada neraca yang disusun dalam bentuk stafel.

2.8   Jurnal Penutup

Pada setiap simpulan kala akuntansi setelah laporan keuangan disusun, perusahaan perlu menyiapkan Jurnal Penutup (closing Entries). Hal ini dilaksanakan dengan cara mentransfer seluruh akun yang sifatnya sementara(nominal akun) ke akun yang sifatnya permanen(real akun) yaitu akun modal.Cara menciptakan jurnal epilog :

          Mentransfer akun Pendapatan yang bersaldo wajar kredit sebelah debet, dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi.

Pendapatan                                               xxxx

                        Ikhtisar Laba rugi                             xxxx

          Mentransfer akun beban yang bersaldo wajar debet ke sebelah kredit, dan mendebet akun ikhtisar laba rugi

Ikhtisar Laba Rugi                                   xxxx

                        Beban-beban                                    xxxx

          Mentransfer jumlah keuntungan/rugi higienis ke akun modal, dengan catatan : 1) Jika laba maka akun modal di kredit dan; 2) kalau rugi  maka akun modal di debet.

 

Jika Laba :

Ikhtisar Laba Rugi                                   xxxx

                        Modal                                                   xxxx

Jika Rugi :

Modal                                                           xxxx

                        Ikhtisar Laba Rugi                           xxxx

          Mentransfer akun prive yang mempunyai saldo normal debet ke sebelah kredit dan lalu mendebet akun modal.

Modal                                                           xxxx

                        Prive                                                      xxxx

 

2.9   Neraca Saldo Setelah Penutupan

Neraca Saldo setelah penutupan berisi akun-akun neraca (Nominal) yang akan menjadi saldo awal untuk periode selanjutnya.Jadi dalam neraca saldo sehabis penutupan sudah tidak ada lagi akun prive dan saldo akun-akun keuntungan rugi karna memang telah ditutup.

2.10 Jurnal Pembalik

Ayat jurnal pembalik biasanya akan dibuat setiap awal masa akuntansi dengan cara membalik ayat jurnal penyesuaian yang sudah dibentuk sebelumnya pada era sebelumnya.Pembuatan ayat jurnal pembalik bersifat pilihan jadi mampu saja tidak perlu dibuat. Caranya cuma dengan membalik jurnal tertentu yang ada dalam penyesuaian.Hal-hal yang perlu dibuatkan jurnal pembalik :

a.       AJP atas beban yang masih harus dibayarkan

b.      AJP atas pemasukan yang masih harus diterima

c.       AJP atas biaya dibayar dimuka yang semula dicatat eksklusif sebagai beban bukan selaku Aset, misalnya pada AJP :

Asuransi dibayar dimuka            xxx

               Beban Asuransi                                xxx

(maka perlu  jurnal pembalik)

d.      AJP atas Pendapatan diterima dimuka yang semula dicatat langsung  sebagai pemasukan bukan sebagai utang(pemasukan diterima dimuka) , misalnya pada AJP :

Pendapatan Sewa                                                         xxx

               Pendapatan sewa diterima dimuka                         xxx

(maka perlu  jurnal pembalik)

 

 

Kerjakan Soal dibawah ini :

1/5/2011                 ARFAN mendirikan perusahaan transportasi yang diberi nama Perusahaan Angkutan Sejahtera dan menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut berupa: uang tunai sebanyak  Rp 13.400.000,00 dan peralatan kantor seharga Rp 320.000,00

1/5/2011                 Perusahaan mengeluarkan uang sewa gedung untuk bulan Mei-Juli 2011 sebesar Rp.60.000,00

3/5/2011                Perusahaan berbelanja dua buah truk yang harganya masing-masing: Rp.4.000.000,00 dan Rp 4.500.000,00 secara tunai

8/5/2011                Dibeli barang-barang perlengkapan kantor (kertas, karbon, tinta dan sebagainya) seharga Rp 6.000,00 secara tunai

11/5/2011               Dibeli sebidang tanah untuk kawasan reparasi kendaraan seharga Rp 2.000.000,00 dari H. Durid. Dari harga tersebut Rp 1.000.000,00 dibayar tunai dan sisanya akan dibayar secara bertahap dalam waktu 2 bulan.

14/5/2011              Diterima pembayaran dari Arif sebesar Rp 45.000,00 untuk pengangkutan barang ke Belopa.

15/5/2011               Dibayar utang Kepada H. Durip sebesar Rp 200.000,00

15/5/2011               Dibayar honor karyawan untuk periode dua ahad pertama bulan Mei Rp.60.000,00

16/5/2011              diterima pemasukan Angkutan Rp 60.000,00

18/1/2011               Dibayar biaya telepon dan macam-macam biaya yang lain sebesar Rp 10.000,00

20/1/2011              Diterima duit kas untuk 2 kali angkutan sebesar Rp 110.000,00 yang jasanya aka

26/1/2011              Dibayar gaji Karyawan untuk era dua minggu kedua bulan Mei Rp 60.000,00

28/1/2011              Diterima hasil angkutan Rp 68.000,

30/1/2011              Dibeli bensin dan oli seharga Rp 80.000,00

30/1/2011              Arfan Pemilik Perusahaan mengambil duit dari perusahaan sebanyak Rp.35.000,00 untuk keperluan langsung

 

Data Penyesuaian pada 31 Mei yakni selaku berikut:

          Setelah dilaksanakan perkiraan dikenali perlengkapan yang tersisa yakni sebesar Rp.3.500.000

          Catatlah pembiasaan untuk Beban Sewa Gedung selama bulan Mei

          Penyusutan Aset dengan sistem garis lurus untuk Kendaraan dengan umur hemat 5 tahun dan nilai taksiran final Rp.300.000., Untuk Peralatan dengan umur irit 3 tahun dan nilai taksiran tamat Rp.50.000.

Buatlah :

a.       Chart of Account (Nama dan arahan Akun) untuk Perusahaan tersebut

b.      Jurnal Umum

c.       Buku Besar

d.      Neraca Saldo

e.       Jurnal Penyesuaian

f.        Neraca Lajur

g.      Laporan Keuangan(perubahan modal,keuntungan rugi, neraca)

h.      Jurnal penutup

i.         Neraca Saldo Akhir Setelah Penutupan.