Tema dalam dongeng menjadi dasar pengembangan dongeng, yang meliputi alur (rangkaian insiden), etika para pelaku, penentuan latar/setting, serta ragam bahasa yang dipakai para pelaku. Selain itu, tema dalam kisah senantiasa berhubungan dengan segi-sisi kehidupan manusia, yang berkaitan dengan kasih sayang, kejujuran, kekuasaan, kemanusiaan, keagamaan, ketekunan, kesederhanaan, tanggung jawab, keberanian, kerja keras, kerukunan, dan kesetiaan.
Tema dalam suatu kisah (dongeng) diperoleh dari hasil perenungan seseorang kepada pengalaman hidupnya. Setelah mampu menentukan tema sebuah cerita, akan mampu menemukan keterkaitan (relevansi) dengan kehidupan yang terjadi pada ketika ini. Tema suatu cerita memang adakalanya mempunyai kekerabatan yang dekat dengan kehidupan nyata kini ini.
Daftar Isi
Dongeng dapat dibedakan menjadi lima macam.
1. Fabel, kisah wacana hewan.
2. Legenda, dongeng ihwal asal ajakan kawasan dan benda.
3. Mite, kisah berisi tentang hal-hal gaib.
4. Sage, kisah perihal kepahlawanan.
5. Cerita jenaka, dongeng bersifat komedi.
Contoh Dongeng
Pada zaman Mesir Kuno, hiduplah seorang raja yang sangat populer keadilannya. Raja tersebut sungguh menyayangi rakyatnya. Bahkan raja tersebut dalam mengasihi keluarganya tidak melampaui cintanya pada rakyatnya.
Apabila ada anggota keluarganya yang bertindak salah, tetaplah dieksekusi sebagaimana peraturan untuk orang lain. Satu hal lagi yang menjadi keistimewaannya, raja tersebut yaitu seorang penyayang hewan.
Suatu hari raja pergi berlangsung-jalan untuk menemui seekor semut. Si semut merasa senang dan gembira menerima kunjungan dari raja.
“Bagaimana kabarmu, semut?” tanya sang Raja.
“Hamba baik-baik saja, Baginda,” jawab semut besar hati.
“Dari mana saja kau pergi?”
“Hamba semenjak pagi pergi ke beberapa kawasan, tetapi belum juga menerima kuliner, Baginda.”
“Makara, semenjak pagi kau belum makan?”
“Benar, Baginda.”
Raja yang adil itu pun melamun sejenak, kemudian berkata, “Hai, semut.
Berapa banyak makanan yang kau butuhkan dalam setahun?”
“Hanya sepotong roti saja, Baginda,” jawab semut.
“Kalau begitu, maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupmu setahun?”
“Hamba sangat bahagia, Baginda.”
“Kalau begitu, ayo engkau kubawa pulang ke istana,” ujar Raja, lalu membawanya ke istana. Semut sungguh bahagia karena mendapatkan anugerah kuliner dari sang raja. Ia tidak sukar-sukar lagi mencari kuliner dalam setahun dan tentu saja roti sumbangan sang raja akan lebih bagus dan lezat.
“Sekarang masuklah ke tabung yang telah kuisi sepotong roti ini,” perintah sang Raja.
“Terima kasih, Baginda. Hamba akan masuk.”
“Setahun yang akan tiba, tabung ini gres akan kubuka,” ujar sang Raja lagi.
“Hamba sungguh senang, Baginda.”
Tabung berisi roti dan semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang raja. Tutup tabung itu terbuat dari materi khusus, sehingga udara tetap masuk ke dalamnya. Tabung tersebut lalu disimpan di ruang khusus dalam istana.
Hari-hari selanjutnya, sang raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai urusan dia selesaikan secara bijaksana. Akhirnya, sesudah genap setahun, teringatlah sang raja akan janjinya pada semut. Perlahan-lahan raja membuka tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup terbuka, si semut baru saja menikmati roti santunan raja setahun lalu.
“Bagaimana kabarmu, semut?” tanya sang Raja dikala matanya melihat semut di dalam tabung.
“Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda.”
“Apa kamu tidak pernah sakit selama setahun dalam tabung?”
“Tidak, Baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.”
Sang raja pun termangu sejenak, kemudian menyaksikan sisa roti milik semut di dalam tabung.
“Mengapa roti pemberianku yang cuma sepotong masih kau sisakan separuh?” tanya sang Raja.
“Betul, Baginda.”
“Katanya dalam setahun kau membutuhkan sepotong roti. Mengapa tak
kau habiskan?”
“Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh alasannya hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Jika Baginda lupa membukanya, pastinya hamba masih dapat makan roti setahun lagi.
Untunglah Baginda tidak lupa. Hamba sungguh senang.”
Sang raja kagetmendengar penjelasan si semut yang tahu hidup irit. Sang raja tersenyum kecil di erat semut.
“Kau semut yang hebat. Kau dapat meminimalkan kebutuhanmu. Hal ini akan kusiarkan ke seluruh negeri biar rakyatku mampu mencontohmu. Jika semut saja dapat mengurangi kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar hidup boros?”
“Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba,” jawab si semut.
Akhirnya, semut itu mendapat kado dari raja selaku tanda terima kasih dikarenakan telah mengajarinya hidup irit.
(Sumber: Bobo, No. 28/XXVII lewat www. pacific .net.id)
Contoh Soal tentang Dongeng Diatas
1. Di mana kawasan terjadinya kisah dongeng di atas?
2. Binatang apa yang diajak bercakap-cakap dengan sang Raja?
3. Apa usul binatang tersebut kepada sang Raja?
4. Berapa lama sang Raja memasukkan binatang tersebut ke dalam tabung?
5. Apa yang terjadi dengan binatang itu sesudah hidup di dalam tabung sekian lama?