Secara umum, objek studi geografi dapat dibedakan menjadi dua, adalah objek material dan objek formal.
1. Objek Material Geografi
Objek material mencakup segala sesuatu yang berada di bumi berupa semua benda, baik benda mati maupun benda hidup, beserta lingkungannya. Inilah yang disebut fenomena geosfer. Geosfer terdiri atas hal-hal berikut.
a. Atmosfer atau udara yang menyelubungi bumi
Atmosfer memiliki ketebalan sekitar 1.000 km, tersusun atas komponen nitrogen 78,08%, oksigen 20,95%, dan karbon dioksida 0,034%. Untuk mengkaji atmosfer, kita membutuhkan ilmu bantu meteorologi dan klimatologi.
Atmosfer atau ruang angkasa atau antariksa yang sungguh mempesona untuk dijadikan observasi. Ternyata di ruang angkasa sarat dengan benda-benda langit yang jumlahnya tak terhingga (miliaran) dan memiliki bentuk yang berbeda-beda. Ada yang disebut bintang sejati (bintang tetap), planet (bintang beredar), komet (bintang berekor), meteor (bintang beralih), bulan (satelit), planetoid (asteroid), dan abu kosmis (abu udara). Objek benda-benda langit diselidiki oleh ilmu astronomi. Keadaan cuaca, angin, awan, hujan diselidiki oleh ilmu meteorologi. Keadaan iklim diselidiki oleh ilmu klimatologi.
b. Litosfer atau kulit bumi (Geosfer)
Bumi tempat kita berpijak terdiri atas beberapa lapisan tanah, batuan, dan mineralmineral penyusun kerak bumi/kulit bumi. Kulit bumi mampu dipelajari melalui beberapa cabang ilmu penunjang lain, misalnya geologi, geomorfologi, dan ilmu tanah.
Kulit bumi itu keadaannya berlapis-lapis, lapisan yang paling luar tebalnya ± 40 km yang terdiri atas lapisan sial (si – silica – al – aluminium) dan lapisan sima (si – silica – ma – magnesium) terletak di bawahnya. Kedua lapisan ini disebut kerak bumi atau kulit bumi (litosfer). Lapisan di bawah kerak bumi yaitu lapisan plastis, tebalnya ± 2.900 km, disebut lapisan selubung atau mantel (misosfer). Lapisan di bawah mantel tebalnya ± 2.000 km terdiri atas bagian besi cair disebut lapisan inti luar. Lapisan di bawah inti luar ialah lapisan inti bumi yang terdiri atas unsur besi padat dengan jari-jari ± 1.370 km, baik inti luar maupun inti dalam yang disebut barisfer. Lapisan barisfer terdiri atas komponen nikel dan besi atau nife (niculum ferum). Mengenai insiden, struktur, dan komposisi batu-batuan kulit bumi diselidiki oleh ilmu geologi, sedangkan sifat batu-batuannya diselidiki oleh ilmu geofisika.
Banyak sekali objek geosfer yang dipelajari Geografi antara lain sebagai berikut.
- Tentang penyebaran makhluk hidup secara geografi baik flora maupun insan.
- Bentuk-bentuk paras bumi dan segala proses yang menciptakan bentuk-bentuk tersebut mirip terjadinya pegunungan, lembah, ngarai, jurang, dan dataran tinggi.
- Tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan pada zaman pra sejarah yang terdapat pada lapisan bumi mirip fosil komodo dan gajah mamut.
- Tentang penyebaran bangsa-bangsa dan adat-istiadat di tampang bumi, ada ras kulit putih, kulit hitam, kulit kuning, kulit merah, dan kulit sawo matang (cokelat).
c. Hidrosfer (air)
Hidrosfer adalah perairan yang mengelilingi bumi berupa samudera, laut, sungai, danau, gletser, air tanah, mata air, dan sebagainya. Perbandingan luas perairan dan luas daratan bumi yakni 72 : 28. Keadaan bahari tentang air serta gerakannya pasang surut, arus bahari, dalamnya, suhunya, kadar garamnya, dan nilai ekonomisnya diselidiki oleh oceanografi, sedangkan hidrografi ialah ilmu yang
mempelajari keterkaitannya dengan pencatatan survei, pemotretan bahari, danau, sungai, dan sebagainya.
Hampir dua pertiga bab permukaan bumi yaitu air, untuk mempelajari eksistensi air di kulit bumi mampu dikerjakan lewat cabang ilmu hidrologi (untuk air tawar), contohnya limnologi (mempelajari ihwal danau), hidrometeorologi (mempelajari ihwal kandungan air di udara), hidrologi fluvial (sungai), dan hidrologi air tanah (groundwater hidrology), serta oseanografi untuk mempelajari air bahari/ lautan.
d. Biosfer (hewan dan tanaman)
Biosfer dipelajari melalui ilmu biogeografi dan ekologi serta antropologi sebagai inti tema yaitu insan.
e. Antroposfer (insan)
Untuk mengkaji objek material dibutuhkan tata cara atau cara pandang atau pendekatan yang digunakan sehingga sebuah ilmu mampu dibedakan dengan ilmu lain. Misalnya, pendekatan yang dipakai dalam ilmu geografi yaitu sudut ruangan; pendekatan yang dipakai dalam ilmu sejarah ialah waktu; pendekatan yang digunakan dalam ilmu antropologi yaitu budaya.
2. Objek Formal Geografi
Objek formal yakni cara pandang, cara berfikir atau analisis kepada sisi materialnya. Segi formal inilah yang membedakan geografi dengan ilmu lainnya. Adapun cara pandang atau metode atau pendekatan geografi selaku berikut.
a. Analisis keruangan
Analisis keruangan dijalankan dengan cara mengenali karakteristik atau fenomena pada suatu wilayah. Analisis ini mengkaji variabel yang berlawanan dari suatu tempat ke tempat lain, lalu mengkaji aspek-aspek yang memengaruhi perbedaan tersebut. Misalnya, keterkaitan antara lereng dan abrasi, keterkaitan antara relief dan transportasi.
b. Analisis ekologi/kelingkungan
Analisis ekologi dilakukan dengan cara mengenali interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. Misalnya, keterkaitan antara pantai dan nelayan.
c. Analisis kewilayahan
Analisis kewilayahan ialah variasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini dikerjakan dengan mengenali perbedaan suatu daerah dengan wilayah lain.