Liverpol menasbihkan diri selaku raja benua biru tahun 2019 sesudah mengalahkan Tottenham Hotspur dua gol tanpa balas. Setelah gagal dalam menjuarai EPL sebab kalah satu poin dengan Manchester City, Liverpool menyelesaikan kegagalan tersebut dengan cantik di Wanda Metropolitoano, Madrid.
Juergen Klopp bantu-membantu dihantui rekor buruk jelang akhir UCL 2019 karena 6 kali kalah termasuk tahun kemudian saat dikalahkan Real Madrid. Namun tahun ini dongeng menjadi berlainan alasannya adalah Liverpool tampil efektif sehingga bisa mengangkat trofi si kuping besar untuk keenam kalinya.
Jalannya pertandingan tamat liga champion kalin ini bekerjsama lebih dikuasai Tottenham Hotspur selaku tim debutan final. Klopp memainkan seni manajemen efektif dengan bertahan dan melancarkan serangan balik cepat dengan motor Sadio Mane, Firmino dan Salah.
Liverpool champions UCL 2019, src UEFA |
Di awal langgar Liverpool mendapat keberuntungan sehabis Sissoko melaksanakan handsball di kotak penalti. Salah menjadi eksekutor dan sukses menaklukan Lloris. Tertinggal 0-1 Tottenham kian menekan pertahanan Liverpool namun senantiasa tertahan oleh ketangguan Virgil van Dick. Di menit 87 pemain pengganti Orogi memperbesar kelebihan menjadi 2-0 sesudah sepakan kaki kirinya melesat ke pojok kiri gawang Lloris. Tertinggal dua gol makin membuat Tottenham kesulitan dan kelihatannya keajaiban di Amsterdam Arena sulit terjadi kembali.
Harry Kane yang gres sembuh dari cedera sepeti terisolir dan tidak meningkat . Tusukan individu Son berulang kali menyibukkan Liverpool namun masih mampu dimentahkan van Dick dan Allison. Kiper Brasil menjadi mimpi buruk Tottenham alasannya 8 kali melakukan penyelamatan penting di akhir. Berbeda sekali dengan tahun lalu dimana Karius malah melakukan blunder fatal. Kali ini Liverpool tampil tanpa cacat dan patut merengkuh gelar Liga Champions.
Liverpool menjadi tim Inggris dengan gelar UCL terbanyak ialah 6 kali. Manchester United kian tertinggal dengan perolehan 3 gelar. Setelah ditinggal Sir Alex, MU menjadi kelimpungan dan hilang arah. Bongkar pasang instruktur dan pemain tidak menciptakan tim berkembang seperti di kala Sir Alex. Jika tidak berbenah cepat maka sudah ditentukan Liverpool dan Manchester City akan mendominasi Inggris dan Eropa dalam dekade ke depan.