Lisan Cinta Ayah Kepada Anaknya

Anak yaitu buah cinta yang merupakan titipan dari Allah ta’ala yang harus dijaga. Maka masuk akal kalau setiap orangtua menawarkan rasa cintanya dengan bermacam-macam cara. Ada yang mengungkapkan dengan menawarkan segala sesuatu yang diinginkan anak, ada juga yang melakukannya dengan cara lain seperti memperlihatkan belaian lembut, pelukan hangat, senyum memberi ide, dan kecupan penuh sayang terhadap anak-anaknya.

Seorang ayah harus menyadari bahwa untuk menunjukkan atau mengungkapkan rasa cinta, tidaklah cukup hanya dengan bekerja mencari nafkah. Anak juga harus menerima bukti kasih sayang lewat hal-hal yang mungkin dianggap sepele seperti di atas.

Selain mampu menautkan hati, rupanya ekspresi cinta ini ialah satu di antara sekian banyaknya sunnah Nabi yang amat mulia. Bahkan, bagi mereka yang tak pernah menawarkan ekspresi ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengomentarinya secara langsung dalam bentuk nasihat.

Hari itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencium kedua cucunya, Hasan dan Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, al-Aqra’ bin Habis melihat apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu. “Sesungguhnya,” ujar al-Aqra’, “aku mempunyai sepuluh anak.” Lanjutnya jujur, “Dan, aku belum pernah mencium seorang pun di antara mereka.”

Mendengar penuturan jujur al-Aqra’, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bersabda, “Barang siapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan disayangi.”

Mencium anak ialah salah satu wujud sayang orang renta terhadap anaknya, dan bisa menumbuhkan kecintaan sang anak kepada orang tuanya. Sebaliknya, jikalau mulut itu tidak ada, maka kasih sayang pun tak tepat antara orang tua dan anak-anaknya.

  Hidup Dalam Ketidakpastian Yang Bantu-Membantu Sudah Ditentukan..

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, suatu dikala Nabi didatangi oleh orang badui. Kepada tamunya itu, Nabi bertanya, “Pernahkah kamu mencium anak-anakmu?”

Jawab si badui, “Untuk apa aku mencium mereka?”

“Maukah kau,” tanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bernada ancaman, “Jika Allah Ta’ala mencabut kasih sayang dari hatimu?”

Dalam riwayat lain dari Ummul Mu’minin ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq, setiap kali Fathimah az-Zahra berkunjung ke tempat tinggal Rasulullah, maka beliau eksklusif menyambut anaknya itu sembari bangun, mendudukkannya di kawasan duduk ia, dan menciumnya. Bahkan, beliau tetap melakukan ini dikala Fathimah menjenguk Nabi yang sedang sakit menjelang wafatnya.

Maka tidak heran, sebagaimana disebutkan dalam lanjutan hadits ini, Fathimah pun menyambut Nabi, mendudukkan ia di daerah duduknya, dan menciumnya ketika ayahnya itu datang bertamu ke rumahnya.

Sebuah teladan indah dan sarat nasihat yang mungkin jarang ditemui di kehidupan saat ini. Semoga kita dapat melakukan sunnah ini dan mendapatkan kebaikan darinya. Aamiin …

Sumber : https://www.muslimahzone.com/mulut-cinta-ayah-terhadap-anaknya/