WargaMasyarakat.Org – Lagu Jamuran adalah lagu dolanan yang biasa dinyanyikan saat bermain Jamuran.
Melansir laman resmi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jamuran adalah permainan tradisional anak-anak Yogyakarta yang biasa dimainkan ramai-ramai, sekitar 7 – 9 orang.
Menurut sumber jurnal akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), lagu Jamuran diciptakan oleh Ki Hadi Sukatno dan berasal dari berasal dari Provinsi Jawa Tengah.
Disebutkan bahwa lagu Jawa yang satu ini terinspirasi dari permainan tradisional yang bernama samaawa.
Sementara itu, menurut laman resmi Museum Sonobudoyo Yogyakarta, permainan Jamuran pertama kali diciptakan oleh Sunan Giri sekitar abad ke-17 untuk menyebarkan dakwah kepada masyarakat melalui permainan anak-anak.
Dilansir WargaMasyarakat..Org dari berbagai sumber, ada banyak versi lirik lagu Jamuran. Lagu Jamuran di daerah Anda bisa jadi berbeda dengan lagu Jamuran di daerah lainnya.
Berikut lirik lagu Jamuran dalam beberapa versi yang tersebar di masyarakat.
Lirik Lagu Jamuran versi A
Jamuran ya gege thok
Jamur apa ya gege thok
Jamur gajih mberjijih sak ara-ara
Semprat-semprit jamur apa
Lirik Lagu Jamuran versi B
Jamuran ya gege thok
Jamur apa ya gege thok
Jamur gajih mrecicil sak ara ara
Semprat-semprit jamur apa
Lirik Lagu Jamuran versi C
Jamuran ya gege thok
Jamur apa ya gege thok
Jamur gajih mbejijih sak ara-ara
Sira badhe jamur apa
Lirik Lagu Jamuran versi D
Jamuran ya gege thok
Jamur apa ya gege thok
Jamur payung ngrembuyung kaya lembayung
Sira badhe jamur apa
Arti Lirik Lagu Jamuran dan Filosofinya
Terlepas dari berbagai versinya, arti lirik lagu Jamuran kurang lebih sama.
“Jamuran, ya hanya pura-pura saja.
Jamur apa, ya hanya pura-pura saja.
Jamur gajih mengotori seluruh lapangan.
Kamu ingin jamur apa.”
Kira-kira itulah arti lirik lagu Jamuran.
Kendati demikian, diwartakan dalam laman resmi Museum Sonobudoyo, lirik lagu Jamuran punya makna filosofis yang mendalam.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, lagu Jamuran dipakai untuk bermain Jamuran, sebuah permainan anak-anak yang diciptakan Sunan Giri untuk menyebarkan dakwah.
Makna filosofis dari permainan Jamuran adalah mengingatkan masyarakat bahwa manusia itu seperti jamur.
Tanaman jamur di satu sisi bisa bermanfaat bagi yang lain. Namun, di sisi lain, jamur juga bisa merugikan yang lain.
Manusia diibaratkan sebagai jamur yang bisa bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga bisa merugikan orang lain.
Aturan Main Jamuran
Dirangkum dari laman resmi Dinas Kebudayaan DIY, berikut aturan permainan Jamuran atau aturan main Jamuran.
1. Dimainkan banyak orang, sekitar 7 sampai 9 orang anak.
2. Salah satu pemain akan menjadi pancer (pusat), kemudian pemain yang lain bergandengan tangan membentuk lingkaran mengelilingi pancer.
3. Pemain akan berjalan berputar, mengelilingi pancer, sambil menyanyikan lagu Jamuran.
4. Setelah lagu Jamuran selesai dinyanyikan, pancer akan menjawab jenis jamur yang ia inginkan.
5. Pemain harus mengikuti permintaan dari pancer. Misalnya, pancer ingin jamur payung, maka para pemain harus berdiri tegak dengan tangan terbuka.
6. Selanjutnya, setelah para pemain berpose mengikuti keinginan pancer, sang pancer akan mendatangi pemain, menggelitik ketiak mereka satu persatu (jika pemain berpose membentuk jamur payung).
7. Apabila ada pemain yang tidak tahan gelitikan dari si pancer, maka pemain itu akan berganti posisi jadi pancer, sedangkan pancer akan ikut bermain dengan pemain lainnya.
Skenario lainnya: Apabila setelah lagu Jamuran selesai dinyanyikan, sang pancer meminta “Jamur Kethek”, maka para pemain harus segera lari mencari pohon untuk dipanjat.
Selanjutnya, sang pancer akan menangkap salah seorang pemain yang tidak memanjat atau belum sempat memanjat. Pemain yang ditangkap, kemudian akan menjadi pancer, menggantikan posisi pancer sebelumnya.
Pose dari pemain bisa macam-macam tergantung jenis jamur apa yang diinginkan pancer.
Itulah informasi lengkap tentang lirik lagu Jamuran, arti lirik lagu Jamuran, makna lagu Jamuran, pencipta lagu Jamuran, dan aturan main Jamuran. (WargaMasyarakat..Org/ANR)