WargaMasyarakat.Org – Bruno Major, penyanyi dan penulis lagu asal Inggris, belum lama ini merilis lagu baru berjudul “We Were Never Really Friends”.
Lagu We Were Never Really Friends Bruno Major dirilis pada Jumat (5/5/2023) lalu.
Penyanyi Inggris kelahiran 1988 itu sudah debut sejak 2017. Sampai saat artikel ini ditulis, Bruno Major memiliki lebih dari 5.000.000 pendengar setia per bulan di Spotify.
Lirik lagu We Were Never Really Friends ditulis oleh Bruno Major bersama Daniel Neil McDougall, dan Finlay George Robson.
Dikutip dan diterjemahkan WargaMasyarakat..Org dari Azlyrics..Org, berikut lirik lagu Bruno Major We Were Never Really Friends.
Lirik Lagu We Were Never Really Friends Bruno Major dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Through thick and thin
Melalui pasang surut kehidupan
Good times and bad
Momen bahagia dan momen buruk
To stop you drinking the Kool-Aid
Untuk menghentikanmu meminum Kool-Aid (Kool-Aid: Soft drink untuk anak-anak)
And hold you when you’re sad
Dan memelukmu saat kau bersedih
A shoulder to cry on
Bahu tempatmu bersandar dan menangis
A hoodie to wear
Jaket untuk kau pakai
Somebody that calls up
Seseorang yang menghubungimu
Just to let you know they care
Hanya untuk membiarkan kau tahu bahwa mereka peduli
We let the lines get blurry
Kita membiarkan garisnya menjadi buram
Now both of us are hurting
Kini kita berdua sama-sama sakit
You knew I wasn’t ready
Kau sudah tahu aku belum siap
I’m too unsteady
Aku sangat tidak stabil
Don’t make me make the call
Jangan membuatku menelepon duluan
This doesn’t have to be the end
Ini tidak seharusnya jadi akhir
You gave me an ultimatum
Kau memberiku ultimatum
You said verbatim
Kau mengatakan kata demi kata
If you want me, take it all
Jika kau menginginkan diriku, ambil semuanya
Or you’ll never see my face again
Atau kau tidak akan pernah melihat wajahku lagi
Guess I’ll never see your face again
Ku rasa aku tidak akan pernah melihat wajahmu lagi
Cause we were never really friends
Karena kita tidak pernah benar-benar berteman
(musik)
I crashed my Mercedes
Aku menabrakkan Mercedes milikku
Somewhere near the coast
Di suatu tempat dekat pantai
I couldn’t reach you
Aku tidak bisa menghubungimu
When I needed you the most
Di saat aku paling membutuhkan dirimu
And that night I got roofied
Dan malam itu aku dibius orang
And passed out on the floor
Dan pingsan di lantai
And I asked you to .Orge home
Dan aku memintamu untuk pulang ke rumah
You said you’d rather dance some more
Kau bilang kau lebih memilih berdansa lebih lama lagi
We let the lines get blurry
Kita membiarkan garisnya menjadi buram
Now both of us are hurting
Kini kita berdua sama-sama sakit
You knew I wasn’t ready
Kau sudah tahu aku belum siap
I’m too unsteady
Aku sangat tidak stabil
Don’t make me make the call
Jangan membuatku membuat panggilan
This doesn’t have to be the end
Ini tidak seharusnya jadi akhir
You gave me an ultimatum
Kau memberiku ultimatum
You said verbatim
Kau mengatakan kata demi kata
If you want me, take it all
Jika kau menginginkan diriku, ambil semuanya
Or you’ll never see my face again
Atau kau tidak akan pernah melihat wajahku lagi
Guess I’ll never see your face again
Ku rasa aku tidak akan pernah melihat wajahmu lagi
Baby we finally reached the end
Sayang, akhirnya kita sampai pada bagian akhir
Cause we were never really friends
Karena kita tidak pernah benar-benar berteman
(WargaMasyarakat..Org/ANR)