Contoh Cerita Pendek Rakyat Sangkuriang – Mungkin Sobat pengunjung blog ini sudah banyak mengetahui cerita-kisah rakyat yg turun-temurun diceritakan dr generasi terdahulu.Tahu gak sih Sob kalau dongeng rakyat itu sendiri merupakan kisah yg berasal dr masyarakat & berkembang dlm masyarakat pada masa lampau yg menjadi ciri khas setiap bangsa yg memiliki kultur budaya yg bermacam-macam; mencakup kekayaan budaya & sejarah yg dimiliki masing-masing bangsa.
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yg berjulukan Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yg bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dlm hutan. Setiap berburu, ia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yg bernama Tumang. Tumang sebetulnya yaitu titisan tuhan, & pula bapak kandung Sangkuriang, namun Sangkuriang tak tahu hal itu & ibunya memang sengaja merahasiakannya.
Pada suatu hari, mirip biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. ia melihat ada seekor burung yg sedang bertengger di dahan, kemudian tanpa berpikir panjang Sangkuriang eksklusif menembaknya, & sempurna mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, namun si Tumang diam saja & tidak ingin mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sungguh jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang kemudian menghalau Tumang & tak diijinkan pulang ke tempat tinggal bersamanya lagi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut pada ibunya. Begitu mendengar dongeng dr anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, & dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dgn perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, & meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat meratapi perbuatannya. Ia berdoa saban hari, dan meminta biar suatu hari mampu berjumpa dgn anaknya kembali. Karena keseriusan dr doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah kado berupa keelokan kekal & usia muda selamanya.
Setelah beberapa tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akibatnya ia bermaksud untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, ia sangat kagetsekali, alasannya kampung halamannya sudah berganti total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah tatkala ketika di tengah jalan berjumpa dgn seorang perempuan yg sungguh cantik jelita, yg tak lain adalah Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi sungguh bingung sekali, alasannya adalah ia tak mungkin menikah dgn anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi menjajal berbicara pada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan planning ijab kabul mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tak disetujui Sangkuriang, & hanya dianggap angin kemudian saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara semoga ijab kabul mereka tak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, balasannya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. ia mengajukan dua buah syarat pada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang mampu menyanggupi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, namun sebaliknya jikalau gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yg pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yg kedua yakni, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yg sungguh besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu mesti diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua usul Dayang Sumbi tersebut, & berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan keampuhan yg dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan sahabat-temannya dr bangsa Jin untuk menolong menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-membisu, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dr Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menuntaskan semua syarat yg diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta pinjaman penduduk sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Tatkala melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang menerka kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang eksklusif menghentikan pekerjaannya & merasa tak dapat memenuhi syarat yg sudah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel & kecewa, Sangkuriang kemudian menjebol bendungan yg sudah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir & seluruh kota terendam air. Sangkuriang pula menendang sampan besar yg telah dibuatnya. Sampan itu melayang & jatuh tertelungkup, kemudian menjadi sebuah gunung yg berjulukan Tangkuban Perahu.