close

Laporan Kimia Dasar – Pemisahan Bagian Dari Gabungan Dan Analisis Lewat Pengendapan

PERCOBAAN V
I.                  JUDUL PRAKTIKUM
PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN
II.               HARI, TANGGAL
JUM’AT
III.           TUJUAN PERCOBAAN
1.      Memisahkan adonan dengan cara (1) sublimasi, (2)ekstraksi, (3)dekantasi, (4)kristalisasi, dan (5)kromatografi.
2.      Mengendapkan barium klorida dan memilih presentase hasil
3.      Menentukan presentase barium klorida dalam suatu adonan.
4.      Mendalami dan memakai aturan stoikiometri dalam reaksi kimia.
5.      Mengembangkan keahlian menyaring dan memindahkan endapan.
IV.           PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.      Apa yang dimaksud dengan memisahkan komponen dari campuran?
Jawab :
Pemisahan komponen dari campuran yaitu memisahkan unsur yang menyusun sebuah komponen (zat yang terlarut) dengan pelarutnya (dapat berupa zat cair, padat, dan gas).
2.      Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya.
Jawab:
a.       Sublimasi yakni pemisahan padatan dari sebuah adonan berupa padatan dengan cara penguapan. Prinsip yang digunakan berdasarkan fasa padat menjadi gas.
b.      Ekstraksi yaitu proses pemisahan unsur zat dari suatu gabungan. Prinsip yang digunakan berdasar perbedaan kelarutan.
c.       Dekantasi yaitu proses pemisahan adonan dari padatannya dengan menuang perlahan. Prinsip yang dipakai berdasar perbedaan molekul.
d.      Kristalisasi yaitu  proses pemisahan campuran dari padatannya. Prinsip yang digunakan berdasa kelarutan.
e.       Kromatografi yaitu pemisahan zat padat dari campurannya. Prinsip yang digunakan berdasar perbedaan migrasi senyawa.
3.      Apa yang dimaksud dengan Rf dan apa perannya dalam proses pemisahan?
Jawab:
Rf yakni perbandingann dari jarak yang ditempuh oleh sebuah solut terhadap jarak yang ditempuh soluen selama selang waktu yang sama. Perannya untuk keperluan kenali noda-noda sering diputuskan jaraknya dengan harga Rf.
4.      Berikan definisi untuk: a. flitrat b. %komposisi c. endapan d. stoikiometri e. supernatan f. hasil teoritis
Jawab :
a.       Filtrat ialah sebuah zat didalam suatu larutan
b.      % komposisi yaitu presentase pembentukan suatu larutan penyusunnya.
c.       Endapan adalah bagian zat yang memisah dari cairan didalam sebuah larutan.
d.      Stoikiometri yakni ilmu yang mengkaji wacana relasi kuantitatif antara molekul, komponen dari atom-atom yang relatif dalam suatu reaksi kimia.
e.       Supernatan yaitu senyawa yang digunakan untuk memecahkan cairan padatannya secara perlahan (dalam proses dekantasi)
f.       Hasil teoritis adalah sebuah hasil dari analisa pengendapan dari stoikiometri reaksi.
5.      Bagaimana menguji apakah endapan sudah sempurna?
Jawab:
Dengan cara memindahkan air dari endapan yang sudah tepat sungguh-sungguh endapan (menambah dan mencuci endapan air)
6.      Masalah apa yang terjadi bila endapan yang terjadi tidak tepat?
Jawab:
Jika endapan yang terjadi tidak tepat, maka tidak mampu terbentuk senyawa yang berdasarkan proses pemisahan adonan dari padatannya dengan menuang secara perlahan
7.      Apakah yang anda kerjakan bila partikel endapan terlihat dalam filtrat? Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab:
Jika partikel endapan terlihat dalam filtrat, maka harus dilakukan penyaringan kembali. Sumber utama dari kesalahan percobaan yakni kurang baik dalam menyaring, sehingga endapan belum sempurna.
V.               LANDASAN TEORI
Bahan kimia mampu terdiri atas beberapa komponen yang bergabung, biasanya disebut campuran. Pemisahan gabungan mampu dilaksanakan dengan beberapa cara antara lain:
1.      Ekstraksi adalah proses pemisahan unsur zat dari suatu adonan berdasarkan perbedaan kelarutan.
2.      Dekantasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan supernatan perlahan.
3.      Kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya menurut kelarutan.
4.      Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari campurannya menurut perbedaan migrasi senyawa.
Dalam percobaan ini digunakan kromatografi kertas dan jenis kromatografi partisi yang proses pemisahannya didasarkan pada peredaan kecepatan migrasi setiap unsur adonan lewat medium stasioner. Pemisahan dipengaruhi oleh jenis fase gerak, atau pemisahan terjadi sebab adanya perbedaan kepolaran senyawa yang dianalisis kepada pelarut.
Dalam sistem kromatografi, perbandingan gerakan zat kepada aliran pelarut adalah tetap dan ialah sifat yang khas. Hal ini dinyatakan selaku harga Rf yang didefinisikan selaku :
Rf =
Suatu zat akan mengendap bila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar daripada harga Ksp, pada percobaan ini larutan barium klorida diendapkan dengan  larutan barium kromat
BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) à BaCrO4(aq) + 2KCl(aq)
Endapan barium kromat disaring. Hasil teoritis barium kromat dihitung dari endapan yang terbentuk. Semua barium klorida dianggap berkembang menjadi hasil. Hasil teoritis ditentukan dari stoikiometri reaksi (epinur,dkk.2013:40-41).
Campuran yakni adonan dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya. Dengan komposisi tidak tentu dan mampu dipisahkan secara fisika. Pada biasanya gabungan digolongkan selaku bahan heterogen artinya tidak seluruh bab bahan ini mempunyai sifat yang sama, contohnya tanah, pasir, kerikil, granit, dan kayu. Partikel-partikel zat penyusun suatu zat tidak mengalami perubahan sehingga dengan mudah dapat dilihat dan dibedakan. Akan namun ada suatu adonan yang partikel-partikelnya tidak mampu dibedakan dengan mata biasa adonan tersebut dinamakan larutan. Oleh alasannya adalah itu larutan dianggap sebagai materi homogen (meskipun sesungguhnya tidak homogen benar). Berdasarkan ukuran partikel tersebut zat penyusun campuran dibedakan sebagai berikut:

1.      Larutan
Contoh: x larutan padat, contohnya kuningan, perunggu
2.      Koloid
Contoh: susu, santa, tinta, dll
3.      Suspensi
Contoh : air sungai yang keruh (Ansyori, Irfan.2000:75-76).
Larutan mampu didefinisikan sebagai adonan homogen antara dua zat atau lebih. Bila kita masukkan sedikit gula kedalam air, gula akan menjadi molekul-molekulnya, sampai diperoleh adonan homogen antara gula dan air, yaitu larutan gula. Larutan gula cuma susah diterima adanya larutan padat atau cair dalam gas alasannya adalah jika zat ini terpecah menjadi molekul-molekulnya mempunyai arti terbentuk larutan gas dalam gas.
Pemisahan komponen dari adonan dengan ekstraksi ialah berdasarkan pada perbedaan kelarutan adonan. Daya larut gas dalam cairan tergantung dari jenis gas dan pelarutnya. Untuk gas yang larut dalam fisika dalam zat cair, kelarutannya juga dipengaruhi oleh tekanan gas. Makin besar tekanan gas, daya larutnya kian besar. Menurut hukum Henry(1804) : fokus gas yang larut dalam suatu pelarut berbanding lurus dengan tekanan gas diatas pelarut. Daya larut zat pada dalam cairan umumnya bertambahnya temperatur misalnya kalsium nitrat, timbal klorida, dan sebagainya. Namun natrium klorida, bahkan kalsium klorat daya larutnya berkurang dengan bertambahnya temperatur (Sukardjo.1990:40-41).
Reaksi pengendapan mampu pula digunakan dalam pemeriksaan kimia dalam bidang kimia. Senyawa tidak larut pun masih memiliki kelarutan alasannya adalah itu senyawa mirip ini lebih dikatakan selaku senyawa yang sukar larut.
Bila senyawa yang susah larut itu bersentuhan dengan air maka sebagian lainnya meninggalkan kisi-kisi kristal endapannya dan masuk kedalam larutan sebagai ion-ionnya menggantikan kawasan yang ditinggalkan itu hasil kali kelarutan:
Contoh : zat yang sulit larut adalah AgCl
               AgCl            Ag+ + Cl
Tetapan kesetimbangan termodinamika untuk reaksi diatas:
Kc       =
Oleh alasannya adalah AgCl yakni zat pelarut murni makan klaksifan sama dengan 1 sehingga Ksp+ =  (Harizal.1995:80-82).
Campuran yakni adonan dua zat atau lebih yang memiliki sifat zat asalnya dengan komposisi tidak tertentu  dan dapat dipisahkan dengan fisika. Campuran dapat dibedakan menjadi 2 ialah :
a.       Campuran homogen yaitu gabungan serba sama diseluruh bagiannya membentuk suatu type.
b.      Campuran heterogen yakni adonan yang tidak sam membentuk dua fasa atau lebih dan terdapat batas yang terang diantara fasa-fasa tersebut.
Campuran ini dapat dipisahkan dengan beberapa cara:
a.       Penyaringan atau filtrasi adalah cara pemisahan berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel komponen adonan
b.      Sublimasi ialah cara pemisahan campuran menurut pergantian wujud dari zat padat menjadi gas dan sebaliknya.
c.       Penyaringan, cara ini lazimnya dipakai untuk memisahkan senyawa-senyawa organik dari campuran (Winarti, Wiwik.1994:19-25).
Kromatografi Gas-Cairan
Kromatografi ialah tata cara fisika untuk pemisahan dimana bagian-komponen yang hendak dipisahkan didistribusikan antara dua fasa, salah satunya ialah lapisan stasioner dengan permukaan yang luar, dan fasa yang lain berbentukzat alir (floid) yang mengalir lambat (perkolasi) menembus atau sepanjang lapisan stasioner itu (Aloysius, Hadyann.1999:25).
VI.           ALAT DAN BAHAN
A.    PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN
1.      Pemisahan dengan cara konvensinal
a.       Alat
Ø  Cawan penguap
Ø  Timbangan
Ø  Pembakar bunsen
Ø  Pengaduk
Ø  Kaca arloji
b.      Bahan
Ø  NH4Cl 0,1 g
Ø  NaCl 0,1g
Ø  SiO2
Ø  Air
2.      Pemisahan dengan cara kromatgrafi
a.       Alat
Ø  Bejana kromatografi
Ø  Kaca
Ø  Gunting
Ø  Kertas saring
Ø  Pensil
b.      Bahan
Ø  Butanol
Ø  Asam asetat
Ø  Air
Ø  Tinta hitam
B.     ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN
1.      Presentase hasil barium kromat
a.       Alat
Ø  Gelas piala 250 ml
Ø  Pengaduk
Ø  Spirtus
Ø  Kertas saring
Ø  neraca
b.      Bahan
Ø  BaCl2
Ø  Air suling
Ø  K2CrO4
Ø  BaCrO4
2.      Presentase barium klorida dalam campuran
a.       Alat
Ø  Gelas piala 250 ml
Ø  Pengaduk
Ø  Spirtus
Ø  Kertas saring
Ø  neraca
b.      Bahan
Ø  BaCl2
Ø  Air suling
Ø  K2CrO4
Ø  BaCrO4
VII.        PROSEDUR KERJA
A.    PEMISAHAN KOMPONEN DENGAN CAMPURAN
1.      Pemisahan dengan cara konvensional
NH4Cl 0,1g, NaCl 0,1g dan SiO2 0,1g
Cawan Penguap

          Ditimbang
Cawan penguap + contoh
          Dipanaskan dengan hati-hati hingga asap putih betul-betul habis.
          Dibiarkan dingin, kemudian ditimbang, dan tambahkan
25 ml air
          Diaduk selama 5 menit
Hasil pengamatan
NaCl
Cawan penguap + beling arloji
          Ditimbang
Cawan penguap + beling arloji + NaCl
          Dipanaskan hingga terbentuk kristal NaCl kering
          Ditimbang
Hasil observasi
SiO2
Cawan Penguap
          Dikeringkan dan ditimbang
SiO2 + Cawan Penguap
          Ditutup dengan kaca arloji
          Setelah SiO2 kering dan tidak terjadi penguapan lagi, dinginkan sampai meraih suhu kamar, kemudian ditimbang
Hasil observasi
2.      Pemisahan dengan kromatografi
Bejana kromatografi
          Diisi dengan
Butanol, asam asetat, dan air
          Ditutup dengan beling untuk menjenuhkan ember
Kertas saring
          Digunting dengan ukuran 3x10cm
          Dibuat garis 3×8,5cm dengan pensil pada jarak 1-1,5cm dari bab bawah kertas dan buat nod dengan penotol
          Ukuran diadaptasi dengan tinggi baskom
          Gantung kertas dalam baskom dengan noda hars berada diatas pelarut
          Dibiarkan sampai pemisahan baik
          Dibiarkan bergerak hingga 1 cm menjelang tepi atas kertas saring
Tentukan harga Rf
B.     ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN
1.      Presentase hasil barium kromat
Gelas piala 250 ml
          Ditimbang, catat bobtnya, dan masukkan
BaCl2
          Ditimbang dan tambahkan
Air suling
          Diaduk-aduk sampai larutan homogen, kemudian masukkan
K2CrO4
          Diaduk-aduk, diamati endapan yang terbentuk
          Ditetesi dengan beberapa tetes K2CrO4 diperhatikan
          Ditetesi samapi endapan BaCrO4 tidak terbentuk lagi
          Dipanaskan sampai mendidih dan saring dengan kertas saring, Dikeringkan dan ditimbang
          dijumlah hasil teoritis dan %hasil
2.      Presentase barium klorid dalam adonan
Campuran yang mengandung barium klorida
          Dicatat bobotnya
          Diulangi prosedur 1
          Dihitung massa barium klorida dan presentasenya
Hasil observasi
VIII.    DATA PENGAMATAN
A.    PEMISAHAN DENGAN CARA KONVENSIONAL
1.      Bobot cawan penguap dari acuan semula                 = 56,9567 g
Bobot cawan penguap                                                            = 56,6567 g
Bobot pola                                                              = 0,3 g
Bobot cawan penguap sesudah NH4Cl menyublim    = 56,9552 g
Bobot NH4Cl                                                              = 0,0015 g
Presentase hasil                                                           = 0,5 %
2.      Bobot cawan + kaca arloji + NaCl                              = 79,7439 g
Bobot cawan + beling arloji                                          = 79,699 g
Bobot NaCl                                                                 = 0,0449 g
Presentase NaCl                                                          = 14,96 %
3.      Bobot cawan + SiO2                                                                    = 56,7487 g
Bobot cawan                                                               = 56,6567 g
Bobot SiO2                                                                                       = 0,092 g
Presentase SiO2                                                                              = 30,67 %
4.      Bobot sampel                                                              = 0,3 g
Bobot NH4Cl + NaCl + SiO2                                                  = 0,138 g
Selisih bobot                                                               = 0,162 g
B.     PEMISAHAN DENGAN KROMATOGRAFI
Nomor Noda
Rf
Warna
1
 = 0,6875
Hitam
2
 = 0,75
Pink
3
 =0,875
Merah
4
 = 0,9375
Kuning
5
 = 0,975
Ungu
6
 = 0,9875
Biru
ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN
A.    Presentase hasil barium kromat
Bobot piala + BaCl2                                  = 35,1648 g
Bobot piala                                                = 34,1648 g
Bobot BaCl                                                             = 1 g
Bobot kertas saring + endapan BaCrO4     = 1,3 g
Bobot kertas saring                                   = 0,208 g
Hasil aktual endapan BaCrO4                    = 1,172 g
Bobot endapan BaCrO4 (hasil teoritis)     = 1,265 g
Persen hasil BaCrO4                                  = 7,35 %
IX.           PEMBAHASAN
            Sebelum melaksanakan percobaan, hal pertama yang kami kerjakan adalah merencanakan alat dan materi yang dipakai. Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan yang kelima yaitu mengenai pemisahan unsur dari campuran dan analisis melalui pengendapan, yaitu pemisahan dengan cara konvensional, kromatografi, dan analisis lewat pengendapan.
a.       Pemisahan dengan cara konvensial
            Pada percobaan kali ini yang pertama kali kami lakukan ialah menimbang cawan penguap yang sudah dibersihkan dengan kecermatan 0,01 g dan menimbang NH4Cl 0,1g, NaCl 0,1g dan SiO2 0,1g, kemudian dicampurkan secara merata dan homogen.
            Pemanasan pertama ialah pemanasan cairan yang sudah ditimbang dengan cawan penguap dihitung beban zat yang hilang selama pemanasan dengan cara:
Bobot cawan + campuran sebelum pemanasan     = 56,9567 g
Bobot cawan + adonan  sesudah pemanasan      = 56,9552 g
Bobot yang menyublim                                         = 0,0015 g
            Dengan demikian zat yang menyublim didapat sebanyak 0,0015 g. salah satu zat yang telah dipisahkan, maka zat yang ada didalam campurn adalah NaCl dan SiO3. Untuk memisahkannya dilakukan dengan cara dekantasi. Campuran dilarutkan dalam air, dicampur hingga homogen. Setelah didiamkan beberapa dikala, larutan NaCl dan endapan SiO2 dipanaskan. Pada pemanasan larutan NaCl didapat kristal sebanyak 0,04487 gram. Sedangkan pemanasan endapan SiO2 diperoleh bobotnya 0,092 gram sehingga presentasenya mampu dicari:
% NaCl     =  x 100% = 14,96%
% SiO2      =  x 100% = 30,67%
% NH4Cl  =  x 100% = 0,5%
Dari data tersebut bobot sampel sehabis diuraikan yaitu NH4Cl + NaCl + SiO2 = 0,13837 gram. Sehingga presentase materi yang terpisahkan dapat diputuskan =  x 100%
=
= 46,123%
b.      Pemisahan dengan kromatografi
            Dalam percobaan ini, zat yang mampu dipisahkan secara kromatografi ialah tinta. Tinta diteteskan dikertas saring, kemudian dicelupkan kedalam larutan eluen. Tinta yang digunakan adalah tinta hitam, merah, dan biru. Larutan eluen akan meresap pada kertas dan menyebabkan noda pada kertas terangkat keatas dan terpisahkan berdasarkan warna bagian penyusunnya.
            Suatu komponen penyusun dalam tinta menghasilkan kecepatan air yang berbeda. Perbedaan ini dinyatakan sebagai Rf. Rf yaitu perbandingan jarak yang ditempuh pelarut. Rf untuk masing-masing percobaan ini yaitu :
1.      Hitam → Rf =  = 0,6875
2.      Pink → Rf  =  = 0,75
3.      Merah → Rf =  =0,875
4.      Kuning → Rf =  = 0,9375
5.      Ungu → Rf =  = 0,975
6.      Biru → Rf =  = 0,9875
            ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN
            Dalam percobaan kali ini kami melarutkan 1 gr BaCl2 dengan air suling sebanyak 25 ml samapi larutan homogen, lalu dicampurkan dengan larutan K2CrO4 0,2 M sebanyak 25 ml kemudian diaduk dan diperhatikan endapan yang terbentuk. Jika endapan BaCrO­4 masih terbentuk disertakan K2CrO4 hingga endapan BaCrO­4  tidak terbentuk lagi.
            Panaskan sampai mendidih, alihkan dari api dan disaring dengan kertas saring, lalu dikeringkan dan ditimbang sehingga diperlehlah data selaku berikut:
Bobot piala + BaCl2                                        = 35,1648 g
Bobot piala                                                      = 34,1648 g
Bobot BaCl                                                                     = 1 g
Bobot kertas saring + endapan BaCrO4             = 1,3 g
Bobot kertas saring                                         = 0,208 g
Hasil kasatmata endapan BaCrO4                          = 1,172 g
Bobot endapan BaCrO4 (hasil teoritis)           = 1,265 g
Perhitungan secara teoritis
BaCl+ K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl
Mol BaCl2         =  = 0,0048 mol
Mol BaCrO4     =  x 0,0048 = 0,0048 mol
Massa BaCrO4                = mol BaCrO4 x Mr BaCrO4
                        = 0,0048 x 253
                        = 1,2144 gram
Perhitungan presentase hasil   =  x 100%
                                                = 3,49%
X.               DISKUSI
A.    PEMISAHAHAN DENGAN CARA KONVENSIONAL

Pada percobaan ini kami mencapurkan NH4Cl 0,1g, NaCl 0,1g dan SiO2 0,1g.kemudian dipanaskan dalam cawan penguap sampai asap putih betul-betul habis. Lalu cawan penguap dibiarkan cuek, kemudian ditimbang. Kemudian pada ketika kami hendak memasukkan air pada padatan, terjadi kesalahan alasannya kami memasukkan airnya terlalu banyak, sampai menjadikan sampel usang menguap. Dari percobaan ini didapat presentase masing-masing senyawa NH4Cl, NaCl, dan SiO2 secara berturut-turut yaitu 0,5%, 14,96%, dan 30,67%.
B.     PEMISAHAN DENGAN KROMATOGRAFI
Menurut teori pemisahan, warna yang juga menawarkan pemisahan kmponen dipengaruhi oleh perbedaan fase gerak dan kepolaran senyawa. Apabila zat-zat tidak terpisah sebagaimana mestinya, artinya fase gerak maupun kepolarannya hampir atau bahkan sama. Adapun Rf masing-masing warna hasil percobaan yaitu sebagai berikut:
1.      Hitam              : 0,6875
2.      PINK              : 0,75
3.      Merah              : 0,875
4.      Kuning            : 0,9375
5.      Ungu               : 0,975
6.      Biru                 : 0,9875
Menurut teori, perbedaan Rf yang memungkinkan terjadinya pemisahan zat benda dari sekitas angka 0,1. Dalam hal ini percobaan Rf diperoleh angka berada dibawah 0,1. Menurut teori, Rf diputuskan oleh pelarut, suhu, ukuran bejana, dan sifat dari adonan.
ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN
Pada percobaan ini didapat data dat gram teoritis BaCrO4 sebesar 1.2144 gram dan gram prakteknya sebesar 1,172 gram. Sehingga presentase hasil endapan BaCrO4 sebesar 2,49%. Kesalahan yang mungkin terjadi pada waktu penyaringan
XI.           PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.      Gunakan handbook untuk menjawab pertanyaan ini.
a.       Bagaiamana cara anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3 ?
Jawab :
Kromatografi
b.      Bagaimana cara memisahkan AgCl dari BaCl2 ?
Jawab :
Dekantasi
c.       Bagaimana cara memisahkan TeO2 dari SiO­2 ?
Jawab :
Konvensional
2.      Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawab :
Ada, adalah filtrasi, destilasi, ekstraksi, dekantasi, dan kristalisasi.
3.      Mengapa teladan NaCl perlu ditutup selama pemanasan?
Jawab :
Karena air akan menguap kalau tidak ditutup sehingga menjadikan ketidakpastian pengukuran bobot NaCl yang terbentuk.
4.      Apa kelebihan dan kekurangan cara kromatografi selaku alat analis?
Jawab :
·         Kekurangan     : menyantap waktu usang dan hasil yang diperoleh kurang akurat.
·         Kelebihan        : prosedur sederhana, tidak perlu kuantitas kecil dari zat itu, tidak butuhalat dan senywa khusus yang mahal, metode ini terbukti berhasil
5.      Contoh magnesium klorida sebnayak 0,552 g dilarutkan dalam air dan diendapkan dengan larutan perak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya 1,631 g, berapa presentase hasil?
Jawab :
MgCl2 (aq) + 2AgNO3 (aq) → 2AgCl(aq) + Mg(NO3)2(aq)
Mol MgCl2            =  = 0,0058 mol
Mol AgCl                  =  x 0,0058 = 0,0116 mol
Massa AgCl              = mol AgCl x Mr AgCl
                              = 0,0116 x 143,4
                              = 1,66344 gram
% AgCl                 =  x 100%
                              =  x 100%
                              = 98,05%
6.      Batu gamping terutama mengandung kalsium karbonat. Contoh batu gamping dimasak dengan asam klorida dan memperlihatkan reaksi:
CaCO3 (g) + 2HCl(aq) → CaCl2 (aq) + H2O(l) + CO2(g)
Larutan kalium klorida diuapkan sampai kering, dan ternyata mempunyai bobot 0,789 gram. Hitunglah presentase kalsium karbonat bila acuan batu gamping bobotnya 0,75 gr.
Jawab :
Mol CaCl2                 =  =  = 0,0071 mol
Mol CaCO3               =  x 0,0071 = 0,0071 mol
Massa CaCO3          = mol CaCO3 x Mr CaCO3
                                        = 0,0071 x 100
                              = 0,71 gram
Presentase CaCO3 =  x 100%
                                        =  x 100%
                                        = 105,63%
XII.        KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan :
1.      Pemisahan adonan mampu dilakukan dengan cara sublimasi, dekantasi, ekstraksi, kristalisasi, dan dekantasi.
2.      Pengendapan barium klorida mampu dikerjakan dengan menambahkan larutan K3CrO4. Presentase hasil mampu dijumlah dengan rumus:
% hasil =  x 100%
3.      Presentase barium klorida dalam suatu adonan zat dapat dijumlah dengan rumus:
% barium klorida =  x 100%
4.      Penyaringan endapan mampu dijalankan dengan tata cara filtrasi memakai kertas saring dan pemisahan endapn dijalankan dengan cara dekantasi.
XIII.    DAFTAR PUSTAKA
Aloysiur, Handayana. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Surakarta: Erlangga
Ansyori, Irfan. 2000. Acuan Pelajaran. Bandung: Erlangga
Epinur, dkk. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi
Harrizal, Rizal. 1995. Unsur Pemeriksaan Kimia. Bandung: Erlangga
Sukardjo. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Yudistira
Winarti, Wiwik. 1994. Kimia I SMU. Jakarta: Primagama