Langkah-Langkah Dasar Dalam Menulis

Menulis merupakan suatu proses inovatif. Sebagai sebuah proses inovatif, menulis harus mengalami sebuah proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat korelasi satu dengan yang lain, sehingga selsai pada suatu tujuan yang terang. Sebagai sebuah proses, menulis terdiri atas berbagai tahap selaku berikut.

a. Tahap Prapenulisan
Tahap ini ialah tahap perencanaan atau antisipasi menulis dan mencakup beberapa langkah aktivitas antaranya:
1) Pemilihan dan Penetapan Topik
Memilih dan memutuskan topik suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Masalah pertama yang dihadapi penulis untuk merumuskan tema suatu karangan yakni topik atau pokok obrolan (Keraf, 1993: 126). Dalam memilih dan menempatkan topik ini diperlukan adanya kemampuan atau wawasan atau kesungguhan.

Topik goresan pena yakni persoalan atau ide yang akan disampaikan di dalam goresan pena. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber, yaitu : (1) pengalaman, (2) observasi, (3) imajinasi, dan (4) usulan dan keyakinan (Semi, 1990:134).

Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalaam memilih topik yaitu: (a) topik itu ada manfaatnya dan pantas dibahas, (b) topik itu cukup mempesona khususnya bagi penulis, (c) topik itu dikenal baik, (d) bahan yang diharapkan dapat diperoleh dan cukup memadai, (e) topik itu tidak terlampau luas dan tidak terlalu sempit (Akhadiah, 1998:86).

Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya mesti cukup sempit dan terbatas, atau sangat khusus untuk digarap. Dengan pembatasan itu, penulis akan lebih gampang memilih hal-hal yang akan dikembangkan (Keraf, 1993:129).

2) Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Tujuan penulisan diartikan selaku acuan yang menertibkan goresan pena secara menyeluruh (Akhadiah, 1998:89). Dengan menentukan tujuan penulisan, dikenali apa yang ingin dijalankan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup bahasan, pengorganisasian, dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan. Secara eksplisit, tujuan penulisan mampu dinyatakan cara tesis atau dengan menyatakan maksud.

  Interaksi Sosial Anak Berkebutuhan Khusus

3) Bahan Penulisan
Bahan penulisan yaitu semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Bahan tersebut mungkin berupa detail, sejarah perkara, pola, penjelasan, definisi, fakta, hubungan karena-akhir, hasil pengujian hipotesis, angka-angka, diagram, gambar, dan sebagainya (Akhadiah, 1998:90).

Bahan-materi dapat diperoleh dari banyak sekali sumber, dua sumber utama yakni pengalaman dan inferensi dari pengalaman. Pengalaman adalah keseluruhan pengetahuan yang diperoleh lewat pancaindra, inferensi adalah kesimpulan atau nilai-nilai yang ditarik dari pengalaman. Inferensi itu kemudian menjadi bab dari pengalaman dan mungkin juga dijadikan sumber inferensi gres.Bahan yang diperoleh dari pengalaman ditemukan lewat pengalaman pribadi atau melalui bacaan

4) Menyusun Kerangka Karangan
Sebuah karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan pokok bagaimana sebuah topik mesti diperinci dan dikembangkan. Karangan menjamin sebuah penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan utama dari gagasan pelengkap.

Kerangka karangan mampu berupa catatan sederhana, tetapi dapat juga berupa mendetail dan digarap dengan sangat cermat. Secara singkat Keraf (1993:132) mendefinisikan kerangka karangan selaku sebuah rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang mau digarap.

b. Tahap Penulisan
Pada tahap ini dibahas setiap butir yang ada di dalam karangan yang disusun. Ini memiliki arti digunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut kebutuhan sendiri. Kadang pada tahap ini, disadari bahwa masih diperlukan materi lain.
1) Isi Karangan
Bagian isi karangan ialah inti dari karangan itu sendiri. Keraf (1993:134) membagi isi karangan adalah pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.

2) Kosakta atau Pilihan Kata
Achmadi (1990:34) mendefinisikan opsi kata yakni seleksi kata-kata untuk mengespresikan wangsit atau gagasan atau perasaan. Dengan menentukan kata kriteria pokok yang mesti diharapkan ialah ketepatan dan kesesuaian.

  Edisi Teks Dan Ruang Lingkup Pengembangan Observasi Filologi

Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek nalar kata-kata; kata-kata yang diseleksi mesti secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan peluang/suasana dan kondisi pembaca. Jadi, menyangkut faktor sosial kata-kata.

3) Kalimat Efektif
Kalimat yang mengandung gagasan haruslah yang memenuhi syarat gramatikal. Memerlukan tolok ukur efektiviats artinya, kalimat itu harus memenuhi target, mampu menjadikan dampak, meninggalkan pesan, atau menerbitkan selera pembaca.

4) Paragraf
Akhadiah (1998:33) menunjukkan batasan paragraf tersusun dari beberapa buah kalimat, yang berhubungan satu dengan lainnya sehingga ialah kesatuan utuh untuk memberikan suatu maksud.

Paragraf ialah inti penuangan buah asumsi dalam suatu karangan ke dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat penjelas, hingga pada kalimat epilog. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam sebuah rangkaian untuk membentuk sebuah karangan.

c. Tahap Revisi
Tahap ini merupakan tahap yang paling tamat dalam penulisan. Jika materi seluruh tulisan sudah tamat, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali. Hasil bacaan perlu diperbaiki, dikurangi, atau mungkin juga diperluas.

Pada tahap ini, lazimnya yang diteliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan, daftar pustaka, dan sebagainya.