Membayar zakat fitrah umumkita dijalankan di dalam bulan suci Ramadhan. Untuk itu kita perlu mengenali lafadz niat zakat fitrah untuk keluarga dan diri sendiri. Juga bacaan niat untuk yang lainnya. Di samping ibadah dengan mengeluarkan uang zakat fitrah, kita juga mengerjakan ibadah-ibadah yang lainnya mirip puasa wajib, shalat, membaca Al-Alquran, dan lain sebagainya. Pokoknya di dalam bulan ramadhan disarankan untuk memperbanyak banyak sekali amalan ibadah terhadap Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam kaitannya dengan membayar zakat fitrah atau zakat fithr ini, kita perlu mempersiapkan kuliner pokok yang berupa beras atau yang lainnya dengan takaran tertentu. Makanan pokok orang Indonesia pada umumnya yaitu beras. Meskipun di beberapa kawasan tertentu mungkin masakan pokoknya berupa tepung sagu dan umbi-umbian. Jumlah atau ukuran masakan pokok yang dijadikan zakat fitrah untuk tiap orang adalah 1 sha’. Bila dikonversi dalam ukuran di zaman sekarang ada yang beropini 2,5 kg atau 2,75 kg. Bahkan ada yang berpendapat jumlah 1 sha’ itu 3 kilogram (kg). Memang yang familier di penduduk yakni ukuran 2,5 kg itu. Membayar zakat fitrah lebih dari ukuran tersebut tidaklah dilema. Malah lebih baik dalam arti tambahannya itu berupa sedekah kebaikan bagi orang yang mengeluarkannya.
Sebelum membayar zakat fitrah maka perlu dengan niat apalagi dulu. Semua ibadah memang diawali dengan niat tulus untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala semata. Begitu pun dengan saat kita hendak membayar zakat ini. Kita pun perlu untuk berencana dengan sebaik mungkin. Memang niat ini tempatnya ada di hati. Setiap oranglah yang mengetahui niatnya sendiri. Allah subhanahu wa ta’ala yang juga mengetahui isi hati atau niat dari tiap hambanya. Orang lain tidak akan mengetahui sama sekali atas niat dari orang lain. Sebab niat itu asalnya di hati.
Sebagian kaum muslimin menatap niat tidaklah perlu diucapkan atau dilafadzhkan. Cukup niat di hati saja. Sebagian kau muslimin lainnya mempunyai persepsi untuk tetap melafadzkan niat ini. Jika kita mempunyai pandangan yang kedua yakni ketika mengeluarkan uang zakat fitrah mesti dengan melafadzkan bacaan niatnya maka kita perlu tahu lafadznya. Selanjutnya, terkait lafadz niat zakat fitrah untuk keluarga dan diri sendiri yakni:
latinnya:
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘ANNII WA ‘AN JAMII’I MAA YALZAMUNII NAFAQAA TUHUM SYAR’AN FARDHAL LILLAHI TA’AALA.
artinya:
Aku bermaksud mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, fardhu sebab Allah ta’ala.
Itulah lafadz yang mampu kita dibaca. Bacaan niatnya tidaklah terlalu panjang. Ada juga beberapa lafadz niat zakat fitrah yang yang lain yang bisa kita simak berikut ini.
Niat Zakat Fitrah Untuk Diri Sendiri
latinnya:
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘AN NAFSII FARDHAL LILLAHI TA’AALA
artinya:
Aku bermaksud mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardu karena Allah Ta’ala.
Niat Zakat Fitrah Untuk Istri
latinnya:
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘AN JAUJATII FARDHAL LILLAHI TA’AALA.
artinya:
Aku berniat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardu alasannya adalah Allah Ta’ala.
Niat Zakat Fitrah Untuk Anak Laki-laki
latinnya:
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘ANNII WA ‘AN WALIDII … FARDHAL LILLAHI TA’AALA.
artinya:
Aku berencana mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku…. (sebutkan nama anak laki-laki), fardu alasannya Allah Ta’ala.
Niat Zakat Fitrah Untuk Anak Perempuan
latinnya:
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘ANNII WA ‘AN BINTII … FARDHAL LILLAHI TA’AALA.
artinya:
Aku berencana mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku…. (sebutkan nama anak wanita), fardu alasannya adalah Allah Ta’ala.
Niat Zakat Fitrah Untuk Orang Yang Diwakilkan
latinnya:
NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘ANNII WA ‘AN … FARDHAL LILLAHI TA’AALA.
artinya:
Aku bermaksud mengeluarkan zakat fitrah untuk… (sebutkan nama khusus), fardu alasannya Allah Ta’ala.
Pembayaran zakat fitrah dikerjakan sebelum masuk tanggal 1 syawal. Jangan sampai setiap muslim yang memiliki masakan pokok yang melebihi dari kebutuhannya dan keluarganya pada ketika hari raya atau malam hari idul fitri tidak menunaikannya. Sebaiknya sehari sebelumnya sudah terbayarkan. Mengenai niat untuk zakat fitrah ini bila belum hafal maka tetaplah sah ibadah zakat fitrahnya. Bila mana belum bisa menghafalnya dalam bahasa arab boleh dengan bahasa setempat terlebih dulu. Misalnya bahasa Indonesia atau bahkan memakai bahasa daerahnya masing-masing.
Jika tidak melafazhkan niat pun tetap sah pembayaran zakat fitrahnya. Baik zakat fitrah itu untuk diri sendiri, keluarga, atau pun orang lain yang diwakilkan. Yang paling penting dalam hal ini yaitu di dalam hati seorang muslim itu memang berencana sengaja untuk membayar zakat fitrah. Niat lapang dada dengan mengharap ridha-Nya. Sebab memang seluruh ibadah mesti diawali dengan niat yang tulus.