Narasumber: Iswati Mahmudah
Profesi: Dosen Bahasa & Sastra Indonesia
Perkembangan mahasiswa dilihat dr sisi kognitifnya setiap tahun makin menurun, motivasi belajarnya otomoatis pula akan ikut menurun & dengan-cara tak eksklusif perkembangan kognitifnya pula ikut menurun.
Penyebab sehingga penurunan itu terjadi yaitu yg pertama tentu tujuan mereka belejar itu tak 100% dr minatnya, yg kedua motivasinya sangat rendah yg ingin diraih mengambang, hal itu merupakan pengaruh pergaulan arus global (eksternal) sehingga mereka jauh dr buku coba lihat mahasiswa, mereka lebih asyik facebook, twiter, & chatting berjam-jam daripada membaca. Jika minat membacanya kurang maka prestasinya pula akan menurun.
Tindakan khusus dr fakultas/prodi mengenai hal ini berupa training-pelatihan, kegiatan ilmiah, lalu gaya mengajar dosen harusnya menawarkan peran itu harus ada tanggapanpaling tak untuk penguatan, baik atau tidaknya tugas tersebut. Dengan kegiatan ilmiah yg diadakan maka mahasiswa mesti menyadari bahwa ilmu yg ditemukan dr dosen belum seberapa dibanding kemajuan teknlogi yg kian bertambah sehingga mahasiswa mampu menambah ilmunya dgn memanfaatkan IPTEK tersebut lantaran di internet itu setiap hari ada postingan-postingan yg berlawanan, misalnya hari ini ihwal disiplin, besoknya lagi wacana isu yang lain. Sekarang bukan lagi hitungan hari melainkan setiap detik postingan di internet bisa saja berganti. Mahasiswa yg malas beli buku, jurusan Bahasa Indonesia tidak punya kamus Bahasa Indonesia, tidak punya EYD, & tata bahasa baku. Jurusan Bahasa Inggris yg tak punya kamus Bahasa Inggris, tak bisa berbahasa Inggris. Hal itu adalah sesuatu yg yang tak sebaiknya terjadi. Penyebab terjadinya semua itu yaitu mahasiswa kurang berlatih keterampilan-keahlian berbahasa kita hasilnya lebih meningkat & itu dikaitkan dgn mata kuliah.
Dampak dr kurangnya minat belajar ialah karya tulisnya itu kian hari semakin tak bermutu terlebih dosen yg membimbingnya tak jeli apakah ini tulisan mahasiswa sendiri atau hasil dr tiruan dr hasil-hasil penelitian yg telah ada. Kalau dosennya tak jeli mirip itu maka mahasiswa akan menyalin saja, bahkan banyak yg membeli skripsi. Mahasiswa pula banyak yg mencontoh tatkala cobaan hal ini dikerjakan karena mereka kurang yakin diri yg disebabkan oleh kurang membaca sehingga pengetahuannya sangat minim, kalau sudah cobaan seperti itu tak ada rasa malunya.
Solusi yg tepat untuk menanggulangi kurangnya minat berguru di kalangan mahasiswa ialah dgn mengembangkan diri mahasiswa yg ditunjang dr fasilitas & prasarana yg ada di kampus. Sarana yg ada di perpustakaan lengkap atau tidak. Kalau buku-buku di perpustakaan lengkap mahasiswa bisa lebih giat lagi membaca, apalagi bagi mahasiswa yg tak mampu tak harus membeli buku untuk dibaca & dipelajari tetapi cukup pinjam saja di perpustakaan. Oleh karena itu, fasilitas kampus mesti dilengkapi pula lantaran buku di perpustakaan itu-itu saja, dr dahulu sampai kini tak ada pergantian. Setidaknya perpustakaan kampus sama dgn perpustakaan daerah & multimedia. Ruangan kelasnya pula tak mendukung hasilnya proses belajar mengajar tak berjalan dgn kondusif. Bagaimana bisa mencar ilmu dgn tenang kalau ruangannya tak aman, panas, pengap & ribut. Mau menggunakan LCD pula tida bisa karena persediaan yg tak mencukupi, tak mungki pula setiap dosen menjinjing LCD ke kampus untuk mengajar lantaran itu memang sebaiknya ditawarkan oleh kampus. Makara solusi yg sempurna untuk menanggulangi hasil tersebut yaitu dgn melengkapi sarana & prasarana yg ada di kampus untuk menunjang pertumbuhan mencar ilmu mahasiswa.
Pengaruh kurangnya minat belajar mahasiswa terkait dosen yg bersangkutan. Seharusnya sering dilakukan penyegaran terhadap dosen-dosen dgn melakukan diklat, atau memberi peluang pada mereka untuk belajar di perguruan tinggi tinggi yg lain, tak usah pada perguruan tinggi tinggi negeri tapi di Universitas Muhammadiyah Malang sudah cukup lantaran Universitas Muhammadiyah Malang yaitu salah satu perguruan tinggi yg populer di Indonesia & dosen-dosennya pula berkualitas. Selain itu, mereka pula diberi kesempatan untuk mencar ilmu lagi, seharusnya kita bercermin pada tata cara yg diterapkan di sana.
Dosen yg ideal ialah dosen yang bisa menyadarkan mahasiswanya bahwa meraka itu perlu ilmu, perlu meningkat , & mereka harus mempunyai dorongan ingin tahu yg tinggi. Dosen pula harus bisa membagi waktunya antara jadwal mengajarnya & kegiatan pengembangan dirinya apatahlagi kepentingan pribadinya. Jika dosen tak sempat mengajar lantaran mengikuti kegiatan yg untuk pengembagan profesinya mirip mengikuti pelatihan-pembinaan keguruan maka tak apa-apa kalau tak masuk mengajar pada satu pertemuan lantaran pengaruhnya pula akan dinikmati oleh penerima didiknya, tetapi ia harus mangganti jam mengajarnya itu pada waktunya yg lain & penampilannya dlm mengajar mesti lebih baik dr sebelumnya. Mengenai dosen yg tak berkompoten dlm bidangnya semestinya mereka tak mengajar kecuali jika mereka bersedia untuk belajar dgn giat untuk menguasai pelajaran yg telah diamanahkan padanya, tetapi kalau mereka tak berkompoten dlm hal itu & mereka tidak mau belajar maka apa yg akan diajarkan pada peserta didiknya. Dari pihak fakultas & prodi pula mesti ada perjanjian atau semacam peraturan yg disepakati bersama, jadi tak asal mengeskakan dosen saja tanpa ada kesepakata dr dosa yg bersangkutan sehingga tak ada lagi kata tak siap atau sibuk. Pihalk prodi pula mesti menyaksikan aktivitas dosen, kalau dosen itu sibuk maka tak boleh diberi mata kuliah yg banyak lantaran perkuliahan itu tak akan berlangsung tanpa gangguan.
Harapan saya untuk mahasiswa ke depannya, yg tentu saja harus lebih baik dr sekarang & dr universitas yg lain. Sebenarnya kita sudah punya nilai lebih dibandingkan dgn universitas yg lain. Nilai lebihnya ialah kita berguru AIK (al-Islam Kemuhammadiyahan). Dengan demikian, dibutuhkan mahasiswa bisa punya kesadaran yg lebih dlm wacana agama. Tapi ada pula mahasiswa yg tingkat kesadarannya masih kurang, mereka tak menyadari apa bekerjsama yg menjadi tujuan yg ingin dicapainya. Mahasiswa yg seperti ini harus diberi pengertian biar mereka sadar bahwa pendidikan itu penting sehingga mereka bisa bersungguh-sungguh dlm menuntut ilmu. ***
Sumber: Majalah Mitra Mahasiswa Jurusan Bahasa & Sastra Indonesia Angk. 09