Pada malam hari, Gita & rombongan tinggal di rumah adab. Rumah etika tersebut ditawarkan penduduk kampung untuk para pengunjung. Salah satu hal yg senantiasa ditunggu para pengunjung yaitu menikmati panorama langit Wae Rebo pada malam hari.
Gita tak mengeluh sama sekali tatkala ia dibangunkan orang tuanya pada tengah malam. Gita dibangunkan kedua orang tuanya untuk melihat panorama langit dr kampung itu. Di langit Kampung Wae Rebo malam itu ada jutaan bintang bertaburan. Gita merasa kagum hebat.
“Ayah, kenapa baru kali ini Gita dapat menyaksikan bintang sebanyak & seterang ini? Mengapa Gita tak pernah melihatnya tatkala kita berada di luar rumah kita? Bukankah seharusnya kita mampu melihat bintang di mana saja?” tanya Gita tetap tak mengalihkan persepsi matanya ke langit.
“Pertanyaan menawan, Gita. Pertama, lantaran kita berada di ketinggian yg cukup untuk mampu mengamati bintang di langit. Dibandingkan rumah kita yg berada di dataran yg lebih rendah, daerah ini memang memungkinkan untuk bisa memperhatikan benda-benda langit dgn lebih terang,” jawab Ayah.
“Ya, tadi Gita mendengar pemandu kita menerangkan perihal ketinggian tempat ini. Memang tinggi sekali ya, Ayah. Gita tadi hampir tak ingin melanjutkannya,” kata Gita gembira.
Terus, yg kedua apa, Ayah?” tanya Gita tak sabar.
“Ayah gres mau menerangkan, ananda sudah memangkas,” tawa Ayah. “Ayah tahu ananda sangat bersemangat dgn semua ini, Gita!” kata Ayah sambil mengusap kepala Gita. Gita tertawa, sambil tetap memandang langit.
“Yang kedua, kita tak mampu melihat benda langit dgn terperinci bila di sekeliling kita terlalu banyak cahaya. Para ilmuwan menyebutnya selaku polusi cahaya,” terang Ayah lagi.
“Polusi cahaya? Ayah, Gita tak pernah mendengar perihal polusi cahaya. Setahu Gita yg ada hanya polusi udara, air, & tanah. Apa itu polusi cahaya? Mana bisa?” tanya Gita memangkas klarifikasi Ayah lagi.
“Oh, Gitaku sayang. Ayah masih hendak menjelaskannya, terus saja ananda potong,” tawa Ayah keras-keras
“Maaf, Ayah. Gita hanya heran,” Gita ikut tertawa. “Tak mengapa, anakku. Ayah senang ananda ingin tahu perihal hal-hal yg ada di sekitarmu. Ayah yakin ananda tak akan bertanya bila tak melihat bintang-bintang itu. Ini pengalaman menarik, kan!” goda Ayah.
“Ayah teruskan, ya. Polusi cahaya yakni suatu kondisi tatkala cahaya berpendar terlampau banyak, bahkan berlebihan. Cahaya itu bisa berasal dr sumber cahaya produksi mirip lampu, atau cahaya alami. Akan namun, sumber utama polusi cahaya berasal dr sumber cahaya buatan. Contohnya, lampulampu yg biasa dipakai sebagai penerang jalan, papan iklan, lampu hiasan, lampu gedung, lampu kendaraan, & yang lain. Pendaran cahaya ini mampu membatasi kita untuk menyaksikan benda-benda langit,” terang Ayah.