Ayo Membaca
Menyibak Rahasia di Angkasa Luar dr Masa ke Masa
Manusia memang diberi-Nya akal budi untuk terus berpikir dlm mempertahankan kelancaran hidupnya. Rasa ingin tahu manusia pula yg menjadikannya senantiasa bisa meningkatkan kesejahteraannya.
Banyak belakang layar alam semesta yg terkuak sedikit demi sedikit. Hal ini sejalan dgn kemajuan ilmu pengetahuan & teknologi. Begitu pula dgn belakang layar luar angkasa
Ketika ditelusuri, semenjak dahulu kala, tatkala menatap angkasa, manusia sudah tergelitik untuk mengenali lebih banyak. Seperti ingin mempelajari terbit & terbenamnya Matahari, ingin mempelajari deretan bintang, & ingin mengenal Bulan lebih dekat.
Di Wiltshire, Inggris ditemukan stonehenge yg diperkirakan ada sejak sekitar 2000 SM (Sebelum Masehi). Stonehenge berwujud sekumpulan watu raksasa yg disusun ke atas dlm suatu lingkaran besar. Para ilmuwan yakin bahwa bangunan itu dipakai untuk memperhatikan pergerakan Matahari & Bulan.
Semakin berkembangnya peradaban bertambah banyak pulalah yg dipelajari termasuk dr angkasa luar. Masyarakat Mesir mencatat pergerakan Matahari & Bulan pada lempengen-lempengan kerikil pada 400 SM. Sementara pada 350SM, Astronom China, Shih Shen mencatat ada sekitar 800 bintang dlm kataog bintang pertama.
Salah satu peradaban yg gigih mempelajari alam semesta ialah peradaban Yunani Kuno. Sekitar ±500 SM – 400 M, banyak sekali teori alam semesta muncul dr para ilmuwan Yunani. Di antara teori yg ada ialah Phytagoras dgn teori Bumi bundar.
Ada pula Ptolomeus yg mempelajari pergerakan planet, & Aristoteles yg menciptakan kumpulan hasil pengamatan para astronom lain.
Gagasan revolusioner yg dicatat sejarah yakni tatkala pada tahun 1543. Pada tahun tersebut, Nicolaus Copernicus memperkenalkan teori bahwa Bumi & planet-planet yang lain sebenarnya mengorbit mengelilingi Matahari.
Bukanlah Bumi yg menjadi sentra tata surya, mirip yg dipahami sebelumnya. Gagasan ini terus dicari tahu oleh astronom di periode-kala selanjutnya. Pada tahun ± 1600 astronom Denmark, Tycho Brahe yg dibantu oleh asistennya, Johannes Kepler mendapatkan bahwa planet-planet memang mengorbit Matahari dlm jalur berupa elips.
Teori ini diperkuat lagi dgn pembuktian dr astronom Italia, Galileo Galilei yg menggunakan teleskop untuk melakukan observasi di angkasa luar.
Tidak berhenti pada pengetahuan seputar revolusi Bumi & planetplanetnya, diam-diam benda langit lain pun diamati dr Bumi. Pada tahun 1682, Edmond Halley memperhatikan suatu komet. Ia dapat menyimpulkan bahwa komet ini timbul setiap 76 tahun sekali. Komet ini pun dikenal dgn nama Komet Halley.