“Begini saja,” undangan Mama. “Bagaimana kalau nanti sore kita berwisata batik ke Trusmi?”
“Wisata batik?” tanya Lulu keheranan.
“Wah, itu ilham yg bagus. Aku pula mau beli batik, ya Ma,” ujar Kak Naila bersemangat.
Mama tersenyum & mengangguk. “Tentu. Kita pergi bertiga nanti.”
Sorenya, Lulu pergi bersama Mama & Kak Naila ke Desa Trusmi di Plered, Cirebon. Mereka bertiga pergi dgn memakai alat angkutan perkotaan. Di Trusmi memang terdapat banyak toko yg memasarkan berbagai jenis batik.
“Cirebon ialah salah satu kota penghasil batik di Indonesia, lho,” kata Mama sambil mengajak Lulu & Kak Naila memasuki salah satu toko batik.
Lulu hanya mengangguk.
“Benar,” sahut Kak Naila. “Di Trusmi ini pusat batik Cirebon.”
Lulu pun diajak melihat aneka macam jenis batik, termasuk salah satu motif batik khas Cirebon yg populer yaitu motif batik mega mendung. Motif batik yg berupa awan itu menjadikannya kagum. Ia memang suka dgn benda-benda langit & segala sesuatu yg terkait dgn langit, termasuk awan.
Lulu melihat motif itu dgn warna-warna yg mempesona, bahkan ada warna hijau muda kesukaannya. Motif awan dgn gradasi warna dr warna putih berlapis lapis menjadi warna hijau muda. Beberapa kali Lulu memegang kain batik itu. Ia enggan beranjak dr tempat itu.
Di toko itu pula dijual aneka macam jenis pakaian anak yg yang dibuat dr kain batik. Ada yg berupa celana, rok, & baju lengan pendek, lengan panjang, & gaun.
Lulu sungguh terpesona melihat busana batik untuk belum dewasa itu. Ia kini menjadi tahu jika kain batik bisa pula dijadikan pakaian bawah umur yg menawan. Apalagi ia melihat ada satu gaun anak dgn motif mega mendung berwarna hijau muda kesukaannya itu! Lulu berpikir ia akan terlihat elok dgn gaun itu.
Segera ia meminta ukuran yg pas untuknya & mencobanya di kamar ganti. Benar! Lulu senang sekali menyaksikan bayangannya di cermin mengenakan gaun batik motif mega mendung berwarna hijau muda itu. Segera ia meminta Mamanya untuk membelikannya untuknya.
“Pilihan yg cantik, Lu! Kamu memang terlihat cantik & anggun dgn gaun batik itu,” kata Kak Naila setelah ia mengetahui opsi Lulu. Lulu tersipu. “Aku boleh dibelikan yg ini, kan Ma?” tanya Lulu pada Mamanya.
“Tentu saja boleh. Tetapi ananda bilang ananda tak suka dgn busana batik. Kamu bilang pakaian batik hanya dikenakan orang remaja seperti Mama & Kak Naila,” goda Mama.
“Sekarang tak lagi!” kilah Lulu sambil tertawa. “Aku suka motif batik di sini, Ma! Apalagi yg berwarna cerah. Motif mega mendung ini akan selalu mengingatkan gue ihwal langit & segala yg ada di sana. Aku pasti gembira mengenakannya, “ kata Lulu.