Rani, Dhia, & sobat di sekolah memang suka memainkan slime. Mereka jarang berbelanja slime di toko, pekan raya-ekspo, atau dengan-cara online. Mereka sering bikin slime bahu-membahu.
Mereka lebih senang bikin sendiri alasannya adalah bisa menyalurkan kreativitas masing-masing baik warna, tingkat kelembutan, & banyak sedikit jumlah slime. Membuat slime gotong royong pula memupuk rasa kerukunan, persaudaraan, & persatuan antarteman.
Mereka sanggup bekerja sama & menghormati perbedaan keinginan saat membuat slime.
Rani & sobat-temannya biasa berbelanja materi-materi slime di toko dekat sekolah. Mereka iuran untuk membeli bahan-materi tersebut. Uang yg terkumpul dibelikan materi ibarat lem & slime activator atau pengaktif slime.
Slime activator umumnya yang dibuat dr gabungan boraks & air. Semua bahan tersebut diaduk, lalu diaduk hingga tak lengket & lembut. Slime termasuk zat gabungan lantaran terdiri atas beberapa materi yg diaduk menjadi satu.
Rani & sobat-teman biasa bikin slime pada hari Minggu atau libur sekolah. Mereka memanfaatkan waktu untuk bikin slime. Slime-slime yg mereka hasilkan sering kali pesanan sobat-sobat di sekolah atau anak-anak di sekeliling kawasan tinggal mereka.
Hasil penjualan slime dikumpulkan dlm suatu celengan. Kelak, bila celengan telah sarat , Rani berniat membagi uangnya dengan-cara adil.
Hari Minggu Rani & teman-temannya berkumpul di rumahnya. Mereka mempunyai jadwal bikin slime. Mereka akan memenuhi beberapa pesanan slime dr sahabat-sahabat di sekolah.
“Teman-sobat, saya ada info loh,” kata Dhia.
“Berita apa, Dhia?” tanya Rani.
“Begini, saya kemarin membaca pengumuman. Pusat perbelanjaan Binar akan mengadakan kompetisi pembuatan slime,” kata Dhia sangat bersemangat .
“Wow, kata Desi. Benar, Dhi?” tanya Desi pada Dhia.
“Iya, teman-sahabat. Aku berkata benar. Bagaimana kalau kita semua ikut kompetisi tersebut,” kata Dhia.
“Aku setuju, Dhia. Kita bisa berkompetisi dgn akseptor lain dlm keahlian membuat slime. Berapa ongkos registrasi kompetisi itu, Dhia?” tanya Rani.
“Kalau tak salah Rp20.000,00. Kita mesti memberi tahu orang renta masing-masing.
Kita minta izin pada mereka. Jika diizinkan, kita minta tolong pada ayah atau ibu untuk mendaftarkan di persaingan tersebut,” kata Dhia.
“Semoga ayahku mau mendaftarkan aku,” kata Desi.
“Semoga diberi izin Desi. Toh, tempatnya akrab dgn sekolah kita.” Kata Dhia.
“Baiklah, besok kita beri tahu teman-sahabat yg lain,” kata Rani.
Hari Minggu, 26 Maret 2017 yakni waktu penyelenggaraan persaingan slime di pusat perbelanjaan Binar. Tampak Rani, Dhia, & sahabat-temannya berada di kawasan perlombaan. Jumlah penerima dlm persaingan itu sekitar seratus anak. Setiap akseptor membawa meja kecil. Untuk alat & materi pembuatan slime sudah ditawarkan panitia penyelenggara.