Rakyat negeri Mintin pun terpecah menjadi dua. Sebagian membela si Buaya, & sebagian yang lain mendukung si Naga. Dua kubu itu saling berkelahi di mana-mana. Terjadilah perang saudara. Negeri Mintin dilanda kerusuhan. Banyak korban berjatuhan.
Sementara itu, di kapal yg membawanya ke negeri seberang, Raja Mintin merasakan firasat buruk. Belum setengah perjalanan, Raja Mintin memerintahkan awak kapal untuk berputar haluan. Kapal pun berbalik kembali ke Negeri Mintin.
Alangkah terkejutnya Raja Mintin tatkala hingga di negerinya. Ia menyaksikan kerajaannya porak-poranda. Di panggilnya kedua putranya untuk menghadap.
“Kalian berdua sudah menyia-nyiakan kepercayaanku!” ujar Raja Mintin murka pada si Buaya & si Naga.
“Maaf, ayahanda. Buaya-lah yg mengawali peperangan ini!” kata si Naga membela diri.
“Tidak, Ayah! Naga-lah yg menghambur-hamburkan duit kerajaan!” kata si Buaya tak mau kalah.
Raja Mintin kian geram, ”Jangan saling membela diri di hadapanku. Tak sadarkah kalian berdua telah menyengsarakan rakyat negeri ini?”
Meskipun kedua putranya telah meminta maaf, Raja Mintin tetap menjatuhkan hukuman atas kesalahan mereka. Si Naga & si Buaya diusir dr Kerajaan Mintin untuk selama-lamanya.
Sumber: Cerita Asli Nusantara, Elex Media Computindo
Ulasan Cerita :
Diulas oleh : Nama Siswa / Nama Kelompok
Judul Cerita : Raja Mintin
Fiksi : Nonfiksi
Apakah ananda akan menyarankan dongeng ini untuk dibaca oleh temanmu? Mengapa?
Saya menyarankan kisah ini untuk dibaca oleh temanku karena pesan moralnya bisa menjadi cermin bagi kita, bagaimana perpecahan hanya akan mengakibatkan kesengsaraan & kehancuran.
Ringkasan kisah:
Raja Mintin yg sedih setelah permaisurinya meninggal, bermaksud menenangkan diri di negeri seberang & menunjukkan kepemimpinan kerajaan pada kedua anaknya, yakni Si Buaya & Si Naga. Sepeninggal perjalanan Raja ke negeri seberang, kerajaan sang raja menjadi kacau balau, rakyat menjadi susah & menderita akhir kepemimpinan yg buruk dr si Buaya & si Naga. Akhirnya Raja Mintin kembali ke kerajaannya & mengambil kembali kepemimpinan kerajaan dr si Buaya & si Naga, serta menghalau keduanya dr kerajaan meskipun keduanya yakni anaknya sendiri.
Pesan tabiat yg ditemukan:
Seorang pemimpin mesti bijaksana, mesti menempatkan kepentingan rakyat/orang banyak di atas kepentingan pribadi. Pemimpin harus tegas & adil dlm hukum, walaupun mesti menghukum keluarganya sendiri.
Tokoh & penokohan:
– Raja Mintin: Bijaksana, tegas, adil & mengutamakan kepentingan rakyat
– Si Naga: Suka berfoya-foya, mementingkan diri sendiri, emosional
– Si Buaya: Emosional, mementingkan diri sendiri