Suatu hari, sebelum berakhirnya pelajaran, Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing suatu buku tulis. Buku tulis itu halaman-halaman dalamnya berwarna putih & bersampul merah. Indah sekali.
“Buku tulis itu untuk kalian. Kalian boleh menulis apa saja di dalamnya,” kata Bu Mala.
“Saya mau menuliskan catatan harian di buku ini,” kata Nola.
“Saya mau menggambar wajah setiap orang yg saya jumpai,” kata Wendi yg kegemaran menggambar.
“Saya mau membuat herbarium,” kata Makale.
Bu Mala memandang Makale dgn penuh keheranan mendengar ucapan Makale.
“Kamu mau menciptakan herbarium?” tanya Bu Mala pada Makale.
“Ya. Seorang turis pernah memperlihatkan buku herbariumnya pada saya. Herbarium itu sangat indah,” jawab Makakale.
“Tetapi, untuk menciptakan herbarium ananda akan membutuhkan banyak daun. Tahukah kamu?” tanya Bu Mala.
Makale menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Atau bunga…”
“Di mana ananda akan mencarinya?” tanya sobat-sahabat Makale. Makale menatap keluar jendela. Tidak terlihat tumbuhan sama sekali.
“Saya akan menerimanya,” kata Makale sambil tersenyum.
Hari berubah hari. Waktu berlalu dgn cepat. Buku tulis merah milik para siswa Bu Mala sudah berisi aneka macam cerita, gambar, & foto. Hanya buku tulis Makale yg masih kosong.
Pada suatu hari, sebuah awan hitam berhenti di atas desa tempat tinggal Makale. Tak lama kemudian awan hitam itu mencurahkan hujan yg sangat deras. Benih-benih tumbuhan yg terkubur di dlm tanah tandus desa itu pun tumbuh. Sepetak kebun terbentuk. Bunga-bunga merah kecil menyanggupi petak kebun itu.
Makale bahagia. Dipetiknya sekuntum bunga merah. Hanya satu. Kemudian, ditempelkannya bunga itu di dlm buku tulis merahnya. Hari selanjutnya, kembang-kembang lainnya sudah layu alasannya terbakar matahari.
Di dlm kelas, Makale berseru dgn besar hati.
“Saya sudah membuat herbarium saya, Bu Mala.”
Bu Mala membuka buku tulis merah Makale. Herbarium itu cuma satu halaman. Hanya ada satu bunga di dalamnya. Namun, bunga itu paling berharga di dunia sebab cuma mekar sehari dlm setahun.
Disadur dr “52 Dongeng di hari Kamis”; Jakarta: BIP.
Ayo Menulis
Kamu sudah membaca cerita “Bunga Paling Berharga”.
1. Tulislah insiden-peristiwa yg terjadi pada kisah.
Jawaban:
– Suatu hari Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis.
– Bu Mala heran mendengar makale ingin membuat herbarium.
Makale yakin akan menerima bunga meskipun daerahnya jarang ada tumbuhan.
– Buku tulis merah milik para siswa sudah berisi berbagai kisah, gambar, & foto, tetapi buku tulis Makale masih kosong.