Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 SD Halaman 40 42 46 47 48 50 51, Subtema 1 Pembelajaran 5

– Gambar 1: Rajin

– Gambar 2: Pemalas

– Gambar 3: Pemarah

– Gambar 4: Suka menolong

– Gambar 5: Jujur

Beni senang berlibur di rumah Paman Tagor. Paman Tagor memiliki banyak koleksi buku. Buku-bukunya disimpan di perpustakaan. Beni sering diajak oleh Gultom & Puspa untuk membaca buku di perpustakaan rumahnya. Mereka sungguh senang membaca buku cerita. Salah satu buku dongeng yg mereka senangi berjudul Kisah Putri Tangguk. Tahukah ananda wacana cerita tersebut? Bacalah cerita berikut.

Ayo Membaca

Kisah Putri Tangguk

Putri Tangguk tinggal bareng suami & ketujuh anaknya di tempat Jambi. Putri Tangguk memiliki sepetak sawah yg ditanami padi. Anehnya, setiap selesai panen, padinya selalu timbul & siap untuk dipanen kembali. Bahkan, ketujuh lumbung Putri Tangguk nyaris penuh untuk memuat hasil panennya.

Saat panen terakhir, Putri Tangguk mengajak suami & semua anaknya ke sawah. Mereka memasukkan hasil panen ke gerobak.

”Panen sudah selesai. Sepertinya, persediaan padi kita sudah cukup untuk beberapa bulan,” kata Putri Tangguk.

Kemudian, mereka mendorong gerobak bantu-membantu. Di tengah perjalanan, Putri Tangguk jatuh terpeleset.

”Aduuuuh…,” teriak Putri Tangguk.

”Hati-hati, Bu. Semalam hujan deras. Jalannya menjadi licin,” kata suami Putri Tangguk sambil membantunya berdiri.

”Gara-gara hujan, jalannya licin. Perjalanan ke tempat tinggal masih jauh, bisa-bisa gue terjatuh lagi,” gerutu Putri Tangguk.

Putri Tangguk mengambil padi dr gerobaknya. Kemudian, padi ditebar di jalan. Melihat perilaku ibunya, si anak sulung pun bertanya.

”Apa yg Ibu kerjakan? Mengapa Ibu mencampakkan padi itu ke jalan?”

”Ibu tak mencampakkan padi. Padi ini Ibu gunakan selaku pengganti pasir. Ibu menebarnya supaya jalan ini tak licin lagi,” jawab Putri Tangguk.

  Kunci Jawaban Buku Tema 6 Kelas 4 Halaman 138 139 141 142 143, Subtema 3 Pembelajaran 4

”Istriku, bukankah padi itu untuk kita makan? Tidak baik rasanya jikalau mencampakkan-buang masakan,” nasihat suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk tak mengindahkan nasihat suaminya. Bahkan, Putri Tangguk membantahnya.

”Masa kurang pandai. Bukankah padi kita sudah banyak. Apa kau mau gue terjatuh lagi & tulangku patah?” bantah Putri Tangguk sambil terus menebar padi ke jalan.

Setelah panen terakhir, Putri Tangguk tak pernah kembali ke sawah. Ia berada di rumah untuk merawat ketujuh anaknya. Suatu malam anak bungsu Putri Tangguk merengek sebab lapar. Akhirnya, Putri Tangguk ke dapur untuk mengambil nasi. Alangkah terkejutnya tatkala ia mendapati pancinya kosong.

”Mengapa panci ini kosong? Bukankah tadi masih tersisa sedikit nasi?” tanya Putri Tangguk dlm hati.