Jawaban:
Cerita Tentang Cindelaras
Cindelaras tinggal bersama ibunya di sebuah hutan terpencil. Meskipun tinggal di hutan, Cindelaras tak kesepian. ia dekat dgn binatang-binatang di hutan. Suatu hari, seekor burung rajawali menghadiahi sebutir telur ayam pada Cindelaras. Cindelaras amat bahagia. Kemudian, ia menghangatkan telur itu supaya bisa menetas dgn baik.
Selang beberapa minggu, telur itu pun menetas. Dengan tabah Cindelaras memiara anak ayamnya. ia tak pernah lupa memberi makan & memandikannya. Ayam itu pun berkembang menjadi ayam jantan yg besar & berpengaruh.
Namun, ada yg aneh pada ayam itu. Saat berkokok, ayam mengeluarkan bunyi, ”Kukuruyuuk…Tuanku Cindelaras, parasnya ganteng rupawan, rumahnya di hutan rimba, ayahnya Raden Putra.”Rupanya ayam itu yaitu ayam gila. Karena penasaran, Cindelaras mengajukan pertanyaan pada ibunya, ”Benarkan Raden Putra yakni ayahku?”
Akhirnya, ibunya menceritakan peristiwa beberapa tahun yg lalu. Raden Putra mengusir ibu Cindelaras dr istana karena dituduh telah meracuni adik Raden Putra. Saat itu, Raden Putra tak mengenali bahwa ibu Cindelaras sedang mengandung.
Mendengar kisah ibunya, Cindelaras bertekad untuk menemui Raden Putra. Setelah menempuh perjalanan jauh, Cindelaras hingga di Kerajaan Jenggala.
”Aku ingin mengadu ayamku dgn ayam Raden Putra,” kata Cindelaras pada para pengawal.
Raden Putra menemui Cindelaras. Saat melihat Cindelaras, Raden Putra terkesiap. Beliau merasa mengenal wajah itu. ”Siapa kamu? Berani sekali menantang ayamku. Apa yg akan kau berikan kepadaku jika ayammu kalah?” tantang Raden Putra.
Cindelaras menunduk hormat, ”Hamba akan mengabdikan seluruh hidup hamba pada Kerajaan Jenggala.”
Raden Putra oke. Cindelaras pun mengeluarkan ayamnya dr keranjang. Begitu keluar, ayam Cindelaras langsung berkokok, ”Kukuruyuuuk…Tuanku Cindelaras, wajahnya ganteng rupawan, rumahnya di hutan rimba, ayahnya Raden Putra.”
Semua yg ada di situ terkejut. Wajah Raden Putra memucat. ”Siapakah dirimu sebetulnya? Mengapa ayam ini berkata bahwa kamu yakni putraku?” tanya Raden Putra.
Cindelaras pun menceritakan siapa dirinya. Raden Putra terduduk mendengarnya.
”Aku sudah menyia-nyiakan anakku sendiri,” sesal Raden Putra. Raden Putra memandang Cindelaras, lalu berkata, ”Anakku, maukah kau memaafkan kesalahan ayahmu ini?”
Cindelaras mengangguk mantap. Raden Putra lega. Kemudian, ia menyuruh para pengawal untuk menjemput ibu Cindelaras di hutan.
Sebenarnya, setelah menghalau ibu Cindelaras, Raden Putra menyadari bahwa ia sudah melaksanakan kesalahan. Namun, ia tak mampu memperoleh istrinya. Sekarang berkat ayam jantan Cindelaras, mereka semua mampu berkumpul kembali.