Manusia harus hidup rukun di tengah-tengah perbedaan. Perbedaan yaitu karunia Tuhan. Perbedaan merupakan fasilitas untuk saling mengenal. Sebagai pola, pada dikala di lingkungan tempat tinggal menyelenggarakan kerja bakti membersihkan lingkungan, para pelajar dr berbagai daerah pun berpartisipasi dlm bekerja bakti.
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 Halaman 89 & 90
Ayo Mengamati
Amatilah gambar berikut!
Apakah gambar di atas memperlihatkan keragaman karakteristik? Apa yg sedang dijalankan anak-anak pada gambar di atas? Tuliskan pendapatmu pada tempat di bawah.
Jawaban:
Terdapat keberagaman karakteristik pada gambar anak-anak tersebut, yakni keberagaman fisik. Ada anak berkulit gelap. Ada pula anak berkulit putih. Meskipun berbeda warna kulit, mereka tetap melakukan pekerjaan sama dlm melakukan tugas kelompok.
Kamu di sekolah mempunyai banyak teman dgn keragamannya. Ada teman dgn ciri fisik berlainan-beda. Ada teman berlainan agama. Ada pula sahabat dgn asal kawasan tempat tempat tinggal berlainan. Bagaimana ananda merespon keanekaragaman karakteristik di sekolahmu? Tuliskan dlm kolom berikut.
Jawaban:
Cara menanggapi keberagaman karakteristik di sekolah yakni dgn menghormati & menghargai sahabat yg berlainan fisik, agama, & asal tempat. Kita harus tetap menjalin persahabatan dgn semua teman tanpa membeda-bedakan, baik fisik, agama, maupun asal kawasan.
Daerah tempat tinggal penduduk Yogyakarta beragam. Ada tempat dataran tinggi, dataran rendah, pesisir, kota, & desa. Di Yogyakarta pula banyak dijumpai sungai, di antaranya Sungai Opak, Sungai Code, Sungai Kuning, Sungai Progo, & Sungai Gajah Wong.
Salah satu sungai di Yogyakarta yg m em iliki dongeng legenda adalah Sungai Gajah Wong. Penduduk Yogyakarta sering menyebut sungai dgn kali. Kali Gajah Wong adalah sebuah kali yg terletak di tengah-tengah kota Kecamatan Kotagede. Panjang kali ini tak lebih dr 20 kilometer. Pada periode ke-17, kali ini merupakan kali yg kecil. Masyarakat di daerah tersebut menyebutnya dgn kalen, yg artinya kali kecil. Dan kebetulan airnyapun cuma gemercik mengalir sedikit sekali.
Berikut cerita mengenai Kali Gajah Wong.
Kali Gajah Wong
Hari itu, Ki Sapa Wira bersiul riang. Seperti biasa, ia akan memandikan gajah milik junjungannya, Sultan Agung, raja Kerajaan Mataram. Dengan hati-hati, Ki Sapa Wira menuntun gajah yg dinamai Kyai Dwipangga itu.
Mereka berlangsung ke sungai yg terletak di akrab Keraton Mataram. Mulailah ia memandikan gajah yg berasal dr negeri Siam itu.
“Nah, sekarang kau sudah higienis. Rambutmu sudah mengilap, kini ayo kembali ke kandangmu,” kata Ki Sapa Wira pada Kyai Dwipangga.