Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 Halaman 87 88 89 90 93 94, Subtema 2 Pembelajaran 3

“Kerti, tolong gue ya. Aku betul-betul tak mampu bekerja hari ini,” kata Ki Sapa Wira.

“Tenang Kang, gue pasti akan membantumu. Tapi tolong beritahu, bagaimana caranya semoga gajah itu berdasarkan padaku? Aku takut bila nanti ia marah & menyerangku,” jawab Ki Kerti Pejok.

“Biasanya kalau ia mulai gelisah, pantatnya gue tepuk-tepuk, lalu gue tarik ekornya. Nanti ia akan kembali hening & berendam sendiri di sungai. Kau tinggal memandikannya,” terang Ki Sapa Wira. Ki Kerti Pejok mengangguk-angguk tanda memahami. Ia lalu berangkat ke sungai untuk memandikan Kyai Dwipangga.

Sepanjang perjalanan Ki Kerti Pejok mengajak Kyai Dwipangga mengobrol. Ia pula membawa buah-buahan selaku bekal dlm perjalanan.

“Gajah gendut, kau mau makan kelapa?” tanyanya sambil melemparkan sebutir kelapa pada Kyai Dwipangga.

Kyai Dwipangga menangkap kelapa itu dgn belalainya. Dengan gampang ia memecah kelapa itu & memakannya.

“Sekarang kau sudah kenyang, kan? Ayo jalan lagi,” kata Ki Kerti Pejok sambil menghantam pantat Kyai Dwipangga.

Sesampainya di sungai, Ki Kerti Pejok melaksanakan tugasnya dgn gampang. Digosoknya seluruh kepingan badan Kyai Dwipangga sampai bersih & berkilap. Setelah itu mereka pulang ke keraton Mataram. “Kang, hari ini gue sudah melaksanakan tugasku dgn baik. Apa besok Kakang masih memerlukan bantuanku?” tanya Ki Kerti Pejok pada Ki Sapa Wira.

“Jika kau tak keberatan, maukah kau memandikannya sekali lagi? Aku masih demam, sedangkan gajah itu harus dimandikan setiap hari,” jawab Ki Sapa Wira.

“Baik Kang, gue tak keberatan. Toh gajah itu sungguh penurut. Makara, gue tak kesulitan dikala memandikannya,” kata Ki Kerti Pejok.

  Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 Halaman 31 32 33 35 36 37 38 39, Subtema 1 Pembelajaran 4

“Terima kasih Kerti, lusa gue niscaya sudah sembuh. Kau akan bebas dr peran ini,” kata Ki Sapa Wira.

Keesokan harinya, Ki Kerti Pejok menjemput Kyai Dwipangga. Pagi itu hujan turun rintik-rintik, tetapi sepertinya tak akan bertambah deras. Di sungai Ki Kerti Pejok ragu-ragu karena dilihatnya air sungai sedang surut.

“Wah, airnya dangkal sekali. Mana bisa gajah ini berendam? Aku sendiri saja tak bisa, terlebih gajah yg besar?” pikirnya dlm hati.

“Gajah gendut, kita cari sungai yg lain saja. Sungai ini dangkal, kau tak akan mampu berendam di sini.

Ki Kerti Pejok menuntun Kyai Dwipangga ke hilir sungai. Di situ air tampak tinggi & aliran pula cukup deras.

“Nah, di sini sepertinya lebih asyik. Ayo, sana masuk, berendamlah. Aku akan menggosok punggungmu dgn daun kelapa ini,” kata Ki Kerti Pejok sambil menghantam pantat Kyai Dwipangga. Sambil memandikan Kyai Dwipangga, Ki Kerti Pejok berpikir dlm hati.