Kita mengidolakan seorang pemimpin alasannya adalah kita tahu mereka bekerja untuk kepentingan rakyatnya. Ayo, mencar ilmu dr salah seorang pemimpin yg patut kita teladani lewat bacaan berikut!
Pamanku, Lurah Idola
Ini dongeng ihwal pamanku, Badi namanya. Ia seorang lurah di desanya. Warga biasa memanggilnya dgn sebutan Pak Lurah. Tetapi, gue tahu mereka mengenal bersahabat, hormat, serta sayang pada ia.
Walau menjabat sebagai lurah, pamanku hidup sederhana. Gaji & fasilitas yg diperolehnya tak dipakai untuk kepentingan pribadinya. Rumahnya tetap mungil sederhana, hanya berlantai semen.
“Ah, untuk apa rumah mewah, berlantai keramik? Yang penting bersih & tenteram saja. Lantai semen justru terasa lebih acuh taacuh kan?” ujarnya tatkala gue mengomentari rumahnya.
Ternyata, dr kisah bibi gue tahu. Paman menyisihkan gajinya justru untuk meningkatkan kemakmuran warganya. Dibangunnya balai mencar ilmu sederhana untuk tempat warga mencar ilmu membaca. Paman ingin warganya maju. Ia ingin warganya melek gosip.
Membaca merupakan salah satu cara untuk membuka pintu gosip.
Bergantian dgn bibi, di sore hari, paman mengajar membaca di balai mencar ilmu. Ia sabar & sarat canda, sehingga warga tak sungkan mencar ilmu dengannya. Kadang warga seperti lupa, bahwa sang guru yakni lurah, pejabat pemerintahan desa. Paman bertahap pula menyediakan aneka macam buku di balai berguru. Berbagai buku ditawarkan, seperti buku bercocok tanam, pemeliharaan hewan, atau buku pengetahuan biasa tersedia di sana. Ia selalu menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli buku di pasar buku bekas.
Bukan hanya mempertimbangkan kemakmuran warganya, pamanku pula selalu bermusyawarah dgn warga sebelum menentukan kebijakan. Aku ingat, pernah sekali waktu sekelompok investor tiba menemui paman. Mereka ingin membangun toko supermarket di desa. Sebagai lurah, paman mampu saja langsung menyepakati, tetapi paman justru menghimpun warga untuk berdiskusi. Dikemukakannya dampak positif & negatif jika ada toko supermarket di desa mereka.
Sebagian besar warga tak oke sebab cemas akan mengalahkan usaha kecil warga. Warung & pasar tradisional akan tersaingi. Tanpa ragu paman pun menolak planning pembangunan toko supermarket tersebut.
Aku yakin, banyak warga yg ingin dipimpin oleh lurah seperti Pak Badi, pamanku. Seorang pemimpin yg menentukan untuk tak menjulang tinggi di tengah kesederhanaan warganya. Seorang pemimpin yg memilih untuk berjuang maju bersama warganya.
Perhatikan nilai-nilai yg dimiliki oleh tokoh pemimpin pada teks bacaan di atas. Sebagai seorang pemimpin, ia sedang mengamalkan nilai-nilai persatuan. Apa yg dilakukannya merupakan wujud dr cintanya terhadap tanah air. Berikut nilai-nilai yg terkandung dlm sila ketiga Pancasila, yakni “Persatuan Indonesia”.
1. Sanggup & rela berkorban untuk kepentingan bangsa & negara apabila dibutuhkan.
2. Mengembangkan rasa cinta pada tanah air & bangsa.
3. Mengembangkan rasa pujian berkebangsaan & bertanah air Indonesia.
4. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
5. Memajukan persatuan & kesatuan bangsa.