WARGA MASYARAKAT – Perhatikanlah pembahasan kunci tanggapan Tema 7, Subtema 4 Aku Cinta Membaca untuk Kelas 6 Sekolah Dasar/MI berikut.
Tema 7 yaitu Kepemimpinan. Bacaan 2 terdapat pada halaman 140.
Buku guru & siswa yg digunakan yaitu Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017. Materi yg dibahas yakni ‘Pemimpin Idolaku’
Nah, semoga mampu mengerti bahan dgn baik, adik-adik mampu menyebabkan pembahasan kunci jawaban ini selaku pedoman proyek. Begitupun untuk orang renta siswa & guru. Kunci tanggapan ini dapat berguna bagi orang bau tanah & guru untuk mengoreksi balasan siswa.
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 6 Halaman 141 & 142, Aku Cinta Membaca: Jangan Ragu Memimpin!
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 6 Halaman 138 & 139, Aku Cinta Membaca: Pantaskah Ia Menjadi Pemimpin?
Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 6 Halaman 140
Pemimpin Idolaku
Oleh: Hanni D. Armansyah
Sosoknya tinggi besar. Pada konferensi pertama, biasanya orang menduga ia galak, alasannya ia memang tak akil berbasa-bau. Namun, bila memiliki cukup waktu untuk mengenalnya lebih akrab, kita akan menemukan bahwa hatinya sangat baik. Ia pula tak pernah luput memperhatikan kepentingan orang-orang di sekitarnya, di manapun ia berada.
Sebagai pemimpin perusahaan, ia bergotong-royong tak terikat pada jam kerja, sebab ia pula sering bekerja sampai larut malam & bahkan bekerja di hari libur. Namun, ia tak pernah tiba telat ke kantor, bahkan setiap hari ia sudah berada di kantor setengah jam sebelum jam kerja dimulai.
“Pemimpin yakni teladan, ia tak memberi kode, namun memberi teladan.” Begitulah jawabnya bila ditanyakan kenapa harus datang pagi-pagi.
Memang pada kenyataannya, kedisiplinan seluruh karyawan dlm hal kedatangan sangat baik, mungkin alasannya adalah setiap hari mereka menyaksikan contoh pribadi wacana kedisiplinan tersebut.
Sebagai pemimpin keluarga, ia selalu memanfaatkan setiap peristiwa selaku peluang untuk berbicara dr hati ke hati dgn anggota keluarganya. Kejadian yg menyenangkan terlebih yg mengecewakan ataupun mengenaskan, tak pernah ia lewati tanpa membicarakan, pelajaran apa yg mampu diambil dr peristiwa itu.
Suatu tatkala salah satu anaknya mengadukan bahwa sobat sekelasnya mendapat nilai tertinggi padahal temannya tersebut mencontek sewaktu menjalankan ulangan. Ia dgn bijak menasihati, “Tetaplah melaksanakan hal yg benar, meskipun ananda sendirian & merasa rugi setelah mengerjakannya. Tetaplah menjauhi hal yg salah, meskipun banyak orang yg melakukannya & mereka terlihat sungguh mujur sesudah melakukannya. Yang sedang diuji bukan untung-ruginya, melainkan kekuatan hatimu untuk bertahan pada kebenaran.”