Jawaban:
– Apakah tanam paksa itu?
Jawaban: Sistem yg memaksa rakyat menanam komoditas tertentu dgn peraturan tertentu.
– Siapakah yg menerapkan tanam paksa itu?
Jawaban: Pemerintah kolonial Belanda.
– Di manakah tanam paksa itu dilaksanakan?
Jawaban: Tanam paksa dilaksanakan di Pulau Jawa, Sumatra Barat, Minahasa, Lampung, & Palembang
– Bagaimana tanam paksa dilaksanakan?
Jawaban: Sistem tanam paksa dimulai sejak tahun 1847, tatkala penduduk yg sudah usang menanam kopi dengan-cara bebas dipaksa menanam kopi untuk diserahkan pada pemerintah kolonial.
– Apa akhir tanam paksa itu?
Jawaban: Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa antara lain: banyak tanah yg terbengkalai sehingga panen gagal; rakyat makin menderita; wabah penyakit merajalela; ancaman kelaparan di Cirebon yg memaksa rakyat mengungsi ke tempat lain untuk menyelamatkan diri; kelaparan ahli di Grobogan sehingga banyak terjadi kematian & mengakibatkan jumlah penduduk menurun tajam.
– Siapakah penentang tanam paksa itu?
Jawaban: Penentang tanam paksa ialah rakyat Indonesia & Douwes Dekker.
Kunci Jawaban Halaman 35
Peristiwa Perlawanan terhadap Portugis
Setelah Malaka mampu dikuasai oleh Portugis pada tahun 1511, terjadilah persaingan dagang antara pedagang-penjualPortugis & penjualdi Nusantara. Portugis ingin senantiasa menguasai jual beli. Maka, terjadilah perlawanan-perlawanan terhadap Portugis. Perlawanan tersebut antara lain selaku berikut.
a. Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528) sukses membebaskan Aceh dr upaya penguasaan bangsa Portugis.
b. Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568) berani menentang & mengusir Portugis yg bersekutu dgn Johor.
c. Sultan Iskandar Muda (1607–1636).
Raja Kerajaan Aceh yg terkenal sungguh gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda. Pada tahun 1615 & 1629, Iskandar Muda melaksanakan serangan kepada Portugis di Malaka.
Pada awalnya, Portugis diterima dgn baik oleh raja setempat & diizinkan mendirikan benteng. Namun, lama-kelamaan, rakyat Ternate mengadakan perlawanan karena Portugis serakah, ikut campur dlm pemerintahan, tidak suka agama rakyat Ternate, & bersikap sewenangwenang.
Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dgn Tidore melawan Portugis sehingga Portugis terdesak. Pada waktu terdesak, Portugis menghadirkan pinjaman dr Malaka dipimpin oleh Antoni Galvo sehingga Portugis bisa bertahan di Maluku.
Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah pimpinan Sultan Hairun. Portugis berupaya menangkap Sultan Hairun, tetapi rakyat bangun untuk melawan Portugis & sukses membebaskan Sultan Hairun & tawanan yang lain. Akan tetapi, Portugis melakukan perbuatan licik dgn mengajak Sultan Hairun berunding. Dalam perundingan, Sultan Hairun ditangkap & dibunuh.