Lain dgn dengan akseptor di sebelah kiri kami. Mereka tampak damai meskipun wajah mereka pula terlihat cemas. Ternyata mereka menerima resep masakan ayam taliwang, kuliner dr Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kata ayah, mereka bukan orang NTB. Mereka berasal dr Minahasa. Berdasarkan informasi yg ayah peroleh, resep yg didapat setiap peserta bukan didapat dengan-cara spontan. Akan namun, panitia sudah mengatur biar setiap penerima tak mendapat kuliner dr kawasan asalnya. Bagus pula inspirasi panitia.
Waktu berlangsung cepat. Waktu yg ditawarkan panitia sudah hampir habis. Masakan kami sudah selesai. Ibu sudah menempatkan masakannya di piring saji. Aku & Kak Anisa mulai mempercantik kuliner. Kemudian, kami menaruh gulai ikan patin, kuliner kami, di meja yg sudah kami hias dgn rumah khas Jambi.
Satu demi satu akseptor pun sudah menyelesaikan masakannya. Mereka segera menaruh di tempat penghidangan. Sungguh indah tempat sajian itu. Aku menyaksikan ada miniatur tugu monas. Ada pula beberapa bentuk rumah budpekerti. Bahkan, ada pula dekorasi yg menggambarkan kesempatanalam tempat tertentu. Semua unik. Semua mempesona. Tempat menyuguhkan makanan menjadi seperti Indonesia mini.
Penilaian masakan pun dijalankan. Jurinya adalah para juru masak di Hotel Asri & pimpinan Hotel Asri. Mereka sangat teliti. Setiap kuliner dinikmati. Setiap hiasan diteliti. Setelah semua selesai dinilai, para akseptor dipersilakan makan siang dgn sajian kuliner mirip kuliner yg dilombakan. Panitia sudah menyediakan sejumlah jenis masakan dlm jumlah cukup.
Karena ingin tau, gue mengajak keluargaku menentukan makan dgn lauk gulai ikan patin. Ternyata rasanya sungguh enak. Ayah & ibu tersenyum sesudah merasakan gulai ikan patin itu. Kata ayah, rasa masakan ayah & ibu tak mirip gulai ikan patin yg mereka makan. Ada ketidakpuasan terbersit dlm hati mendengar pendapat ayah wacana kuliner kami. Namun, ayah menghibur kami. Ayah meminta kami untuk menyebabkan kontes ini selaku pengalaman yg menggembirakan.
Pengumuman lomba pun tiba. Aku sudah tak memiliki impian untuk menang. Namun, ingin tau siapa yg akan menjadi pemenang. Ternyata memang kami tak menjadi pemenang. Pemenang pertamanya yaitu kelompok yg mengolah makanan kuliner khas Bali, ayam betutu. Pemenang kedua yakni kelompok yg mengolah masakan masakan khas Makasar, sop konro. Sementara itu, pemenang ketiganya adalah golongan yg memasak masakan khas Riau, yaitu otak-otak. Aku pun kecewa alasannya adalah pengumuman itu.
Tanpa gue duga ternyata juri pula menganggap dekorasi tempat kami menyajikan makanan. Aku & kakakku terkejut saat juri menyebut kalangan kami selaku pemenang I mempercantik masakan & tempat penyuguhan masakan. Kata juri, kami menang alasannya adalah dekorasi rumah budbahasa Jambi yg kami buat selaku hiasan betul-betul menyerupai dgn rumah adat Jambi. Itu semua sebab gue & kakakku senang mengoleksi benda-benda hasil budaya, termasuk rumah budpekerti. Jadi, kami sangat mengenal rumah akhlak Jambi.