Simaklah dgn saksama bacaan berikut ini.
Usaha Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Pemikiran tentang pentingnya persatuan & kesatuan bangsa untuk merealisasikan negara yg berdaulat tak lepas dr dampak berdirinya organisasi Budi Utomo. Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Organisasi itu berdiri menurut pemikiran seorang lulusan sekolah dokter Jawa (STOVIA) berjulukan dr. Wahidin Sudirohusodo. Dokter Wahidin Sudirohusodo ingin mengubah cara berjuang rakyat Indonesia dr perjuangan fisik pada cara usaha lewat pendidikan. Ide ini menarik perhatian seorang mahasiswa STOVIA berjulukan Sutomo yg pada kesannya mendirikan organisasi modern pertama di Indonesa bernama Budi Utomo.
Perjuangan dr. Wahidin Soedirohoesodo & dr. Soetomo ialah berusaha membangkitkan kesadaran penduduk Indonesia kala itu kepada pentingnya persatuan & kesatuan bangsa tanpa perlu mempermasalahkan perbedaan agama & suku. Keberadaan Budi Utomo telah menumbuhkan semangat & menandai terjadinya kebangkitan bangsa dengan-cara nasional. Sementara kebangkitan pemuda Indonesia, ditandai dgn insiden Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pada kenyataannya, semangat persatuan & kesatuan selalu mendapatkan tantangan. Tantangan ini berbentukperlawanan dr bangsa asing maupun tantangan dr warga negara Indonesia yg tak menginginkan persatuan bangsa. Untuk melawan kekuatan abnormal, muncullah perlawanan masyarakat di segala penjuru Indonesia yg melahirkan tokoh-tokoh yg gagah berani. Jenderal Sudirman & Bung Tomo, merupakan dua dr sekian banyak tokoh nasional yg terkenal berani melawan kekuatan gila yg mengancam kesatuan negara Indonesia. Kedua tokoh tersebut berjuang sekuat tenaga untuk menjaga kemerdekaan Indonesia yg sudah diproklamasikan pada tanggal 17 Agusutus 1945.
Pada masa sekarang, usaha mempersatukan bangsa sering terancam oleh gerakan-gerakan dlm masyarakat yg ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan Aceh Merdeka di Aceh & gerakan Organisasi Papua Merdeka di Papua merupakan gerakan penduduk yg ingin memisahkan diri dr NKRI pada masa Orde Baru. Setelah masa Orde Baru selesai, digantikan oleh masa Reformasi, para pemimpin nasional pada masa itu berusaha keras melakukan negosiasi-perundingan untuk meredam aksi perpecahan tersebut. K.H Abdurrahman Wahid, Presiden ke-empat Indonesia merupakan salah satu tokoh nasional yg menolong upaya perdamaian untuk menangani perpecahan tersebut. (Sumber Bacaan: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id dgn penyesuaian)