Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 4 Halaman 140 dan 141, Aku Cinta Membaca: Terima Kasih Suster Komala!

WARGA MASYARAKAT – Kunci balasan berikut merupakan materi pertemuan 1 yg terdapat pada halaman 140 & 141.

Materi & pembahasan yg diambil berdasarkan pada Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017 untuk Kelas 4 Sekolah Dasar/MI.

Kunci balasan berikut merujuk pada Aku Cinta Membaca, Tema 4 Berbagai Pekerjaan. Sementara itu, bahan yg dibahas berupa ‘Terima Kasih Suster Komala!’.

Kunci balasan ini dapat digunakan oleh adik-adik Kelas 4 SD/MI sebagai fatwa dlm mempelajari konferensi 1. Oleh alasannya adalah itu, simaklah dgn saksama!

Baca juga:Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 4 Halaman 142, Aku Cinta Membaca: Pantang Menyerah di Persimpangan Jalan

Baca juga: Kunci Jawaban Soal Evaluasi Tema 4 Kelas 4 Halaman 136 137 138, Berbagai Pekerjaan

Terima Kasih Suster Komala!

Sakit memang tak lezat! Apalagi kalau harus dirawat di rumah sakit. Namun, apa boleh buat, bila berdasarkan dokter itu yg terbaik, ya mesti dijalani. Itu yg gue rasakan saat ini. Sudah beberapa hari badanku panas tinggi. Ibu pun sudah beberapa malam tak tidur, ia terus mendampingi & mengompres badanku. Makan tak yummy, perut terasa mual, kepala pusing berputar-putar. Sedih rasanya tak bisa sekolah, tak bisa main dgn adik, tak bisa main sepeda di luar.

Di hari keempat ibu membawaku ke dokter. Kata dokter, gue mesti menjalani pemeriksaan darah. Duh, gue takut sekali! Untung ibu senantiasa ada di sampingku, memegang tanganku, menenangkan saya. Ternyata esok hari ibu memberi kabar, dokter menyatakan gue harus dirawat di rumah sakit. Aku terserang virus demam dengue, & perlu dipantau dgn seksama oleh dokter & perawat di rumah sakit. Aku menangis. Aku takut. Aku membayangkan tidur di kawasan yg asing, dirawat oleh orang aneh juga. Ibu menenangkan saya. Ibu berjanji sebisa mungkin akan selalu ada di dekatku.

  Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 4 SD Halaman 148 149 150, Literasi, Bacaan 3

Ternyata, dugaanku tak benar sepenuhnya. Memang, gue harus tidur di kawasan yg asing bagiku. Di tempat tidur yg berpagar. Tiang infus bangkit tegak di samping kawasan tidur. Jarum infus harus menempel di tanganku untuk mengalirkan cairan yg diperlukan tubuhku. Tetapi, di rumah sakit gue berkenalan dgn Suster Komala. Tak pernah sekali pun gue melihatnya tanpa senyum. Sabar sekali ia membantuku. Ia pun terampil memasang jarum infus di tanganku. Suster Komala tahu gue takut sekali. Maka, ia mengajakku bercerita, sehingga gue lupa dgn rasa takutku.

Pernah sekali, ibu mesti pulang ke rumah di sore hari, sementara ayah belum pulang dr kantornya. Ibu menitipkanku pada Suster Komala. Tentu saja Suster Komala tak dapat menemaniku terus, ada pasien lain yg pula harus dirawatnya. Aku diberinya buku bacaan, semoga gue tak kesepian. Tatkala gue butuh sesuatu, gue boleh membunyikan bel, begitu pesannya. Tatkala datang waktu makan, Suster Komala yg membantuku. Tanganku yg diinfus menciptakan gerakku terbatas. Aku makan dgn lahap, sambil bercerita tentang apa yg terlintas di benakku. Aku senang bercerita pada Suster Komala. Ia senantiasa merespon ceritaku dgn baik, ia pula terus tersenyum. Tatkala mesti minum obat, Suster Komala pula memberiku semangat. Pahit sedikit tak apa- apa, yg penting secepatnya sehat. Begitu pesannya.