Namun, Kakek Topo tak ingin murka. Ia ingin bawah umur itu mencar ilmu. Maka ia pun terus mengatakan. “Hitung saja, berapa banyak bakal buah yg sudah kalian petik. Artinya, berapa banyak kandidat pohon mangga yg tak jadi berkembang & berkembang? Sayang ‘kan? Jangankan berpikir pohon mangga. Buah mangga cantik yg sebentar lagi mampu dinikmati pun menyusut jumlahnya alasannya terlalu cepat dipetik.”
“Lain kali berpikir bijak sebelum bertindak, ya. Kakek percaya, kalian sudah belajar di sekolah mengenai tumbuh kembang tanaman.
Makara, seharusnya kalian sudah mengerti & hanya perlu diingatkan oleh Kakek.” Kakek Topo menutup nasihatnya dgn senyum. Lalu ia pun kembali masuk ke rumahnya.
Lalu, anak-anak itu mengayuh sepedanya pelan, menjauh dr pohon mangga. Kakek Topo tersenyum memperhatikan dr teras rumah. Ia percaya, dlm perjalanan pulang anak-anak itu akan mengingat terus pesannya. Jika tadi Kakek Topo hanya murka & menghalau mereka, besok mereka akan kembali lagi untuk melakukan hal yg sama. Tetapi, Kakek Topo tadi cuma mengingatkan. Bakal buah perlu dijaga, agar nanti menjadi buah yg mampu dirasakan. Bakal buah perlu dijaga, semoga kelak menjadi pohon yg berbuah lebat lagi.
[Santi Hendriyeti]
—
*) Disclaimer: Kunci jawaban di atas hanya sebagai panduan bagi orang bau tanah.
Sumber:
– Buku Guru Sekolah Dasar/MI Kelas IV Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.
– Buku Siswa SD/MI Kelas IV Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.
(Warga Masyarakat)